webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · ファンタジー
レビュー数が足りません
228 Chs

Ruang Connecting

"Yha!! Nara tak bisakah kau lebih berhati hati," pekik Nate kaget saat mendapati Nara yang tiba tiba saja menghentikan laju mobilnya.

"Sorry Nate, aku kaget saat kau mengatakan bahwa Ka Dru lah yang berpatroli menjagaku, jadi maksudmu Ka Dru sekarang sedang mengikuti kita?" tanya Nara yang semakin penasaran atas penjelasan Nate.

Nate dengan cepat menggelengkan kepalanya, dan mengatakan bahwa sang kakak tak turun langsung hari ini, melainkan ia mengerahkan anak buah nya yang menjaga nya dari jarak jauh.

Nara menghela nafas nya kasar. Ia tak menyangka bahwa sang kakak benar benar luar biasa sekali hingga memiliki jadwal, sedemikian rupa, belum lagi dengan orang yang menjaga nya dari jarak jauh.

"Nate, sebenarnya apa alasan kalian yang sangat protektif padaku? Aku ingin sama seperti gadis lain yang memiliki kebebasan berteman dan juga kekasih Nate," ujar Nara jujur pada Nate dengan nada bicara yang terdengar sedih dan setengah putus asa.

Seketika Nate membeku. Ia sendiri pun tak menyangka kata kata seperti itu, akan keluar dari mulut adiknya. Selama ini ia dan kedua kakak nya hanya melihat dari sudut pandang mereka saja, dengan harapan Nara akan selalu merasa aman saat kemanapun ia pergi, tetapi kemyataan yang ia dapatkan dari mulut Nara kali ini justru tak sesuai dengan yang mereka tujukan, yang tak lain Nara merasa risih dan tertekan.

"Sorry Nara, bukan maksud kami seperti itu, hanya saja berhubung kau satu satu nya wanit di antara kami, maka kami ingin kau mendapatkan hal yang terbaik, kami tak ingin ada hal buruk yang terjadi padamu," ujar Nate pada akhirnya.

Nara sejenak memejam kan maniknya, dan tak lama melekat ke arah Nate.

"Aku tahu, hanya saja aku merasa tak nyaman, aku belakangan ini mendapatkan selentingan tak enak dari luar, belum lagi beberapa orang menandai kalian yang tak baik, aku tak mau mendengar hal itu Nate, kalian kakak - kakak ku, aku merasa marah juga jika mereka mengatakan seperti itu, walaupun di satu sisi aku tak dapat sepenuhnya menyalahi mereka, karena kalian juga lah yang memulai nya menjadi rumit."

Nara dengan segala perkataan panjang lebarnya berkeluh kesah pada Nate.

Mau tak mau Nate hanya dapat menganggukan kepalanya, membenarkan apa yang di katakan oleh Nara. Sejujurnya jika saja Nate tak tutup mata dan telinga, ia pun sudah seringkali mendengarkan selentingan itu, hanya saja selama ini ia lebih memilih diam dan tak menghiraukan ataupun menggubris hal tersebut, seperti angin lalu, sebab ia ataupun kedua kakak nya tak menyangka jika Nara justru memerhatikan hal tersebut, dan memendamnya sendiri.

"Baik, kami minta maaf Nara, aku mungkin tak dapat sepenuhnya menghentikan apa yang selama ini kami lakukan, hanya saja aku akan coba berkoordinasi lagi dengan Ka Dru maupun Ka Ed, agar kau jauh merasa lebih nyaman."

'Maafkan kami Nara, sebenarnya ada alasan besar yang menjadikan kami seperti ini, hanya saja kau tak mengingat nya, untuk itu lebih baik kami menutupi nya seperti ini saja, itu lebih baik Nar.' Monolog Nate melanjutkan pemikirannya sendiri.

Setelah nya manik Nate tampak melirik ke arah belakang, dan menatap spion sekilas menandai orang yang mengikutinya.

"Bilang pada Louis, bahwa kau akan menemuinya sekarang di Cafe A, aku akan memesan ruangan connecting, agar nanti nya kita dapat sedikit mengelabui suruhan Ka Dru," ujar Nate pada akhirnya.

Nara dengan cepat mengambil handphone nya, dan mengetikkan apa yang di katakan oleh Nate, sedangkan Nate sendiri segera menghubungi kager tersebut.

"Ingat, jika aku sudah berada di sana, kau jangan mengecohkan, dan akan kuusahakan mengestimasi kan waktu tak begitu lama, agar suruhan Ka Dru tak curiga."

Dengan senang hati Nara menganggukan kepalanya senang. Ia sangat bahagia, sebab saudara kembar nya saat ini memihak padanya.

"Kau yang terbaik Nate," ujar Nara riang, sambil kembali melajukan mobilnya, yang sebelumnya tiba tiba saja berhenti di bahu jalan.

"Ck, kau baru memujiku jika keinginanmu tercapai," lirih Nate.

Nara hanya tersenyum jenaka mendapati tanggapan Nate yang seperti itu.

Untung saja Cafe A yang Nate pesan dapat langsung mereservasi pesanan tempat yang ia inginkan, sehingga tentu saja nantinya akan mempermudahnya dalam pengaturan pertemuan yang mereka rencanakan.

Tak terlalu lama setelahnya Nate, berserta Nara sudah sampai di cafe yang Nate katakan sebelumnya. Tanpa berbasa basi Nate segera menanyakan mengenai tempat reservasi yang telah ia book sebelumnya, dan tak lupa ia mengatakan pada staf disana jika ada seseorang yang menanyakan atas nama Nara, maka pemuda itu di antar kan ke ruangan yang telah di tentukan oleh Nate.

Ya, ia tak menginginkan jika nanti nya terjadi bentrokan di antara mereka.

Nara sendiri nanti akan menunggu di ruangan lain, dimana tidak bersama Nate, dan juga Louis, hanya saja Nate dan Nara bersepakat untuk masuk terlebih dahulu pada satu pintu ruang yang sama, dan baru setelah itu Nate akan masuk ke ruangan lainnya melalui pintu koneksi yang ada di dalamnya.

"Ternyata kau cerdas juga Nate," lirih Nara setengah berbisik pada Nate.

"Sialan kau!" pekik Nate cukup kesal mendengarkan apa yang Nara katakan.

Nara hanya tertawa ringan menuju salah satu ruang makan VIP tertutup bersama Nate yang mengekori nya dari belakang.

***

"Kau jalan sekarang?" tanya Jack yang berada di samping Louis.

"Tentu saja aku jalan sekarang, dia sudah menungguku Jack," ujar Louis penuh semangat.

Sebuah senyuman jelas terpancar di wajahnya itu.

"Good luck brother, semoga Nara adalah orang yang tepat untukmu, dan kau tak mendapatkan kesulitan dari kakak kakaknya itu," ujar Jack yang mau tak mau hanya dapat menyemangati Louis.

Louis hanya menganggukan kepalanya pelan. Sejujur nya ia semalaman terfikir kan kata kata Jack, hanya saja semakin memikirkan hal tersebut, semakin memercik adrenalin yang ada di dalam dirinya sendiri.

Entah menurutnya ia memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup untuk menaklukan hati Nara, maupun hati keluarganya.

Semoga saja!

Kali ini Louis berusaha menepis hal hal buruk yanh selalu di katakan oleh Jack, yang ada di kepalanya kali ini hanya lah pemikiran bagaimana benar benar menaklukan Nara.

Ia tak ingin menjadi cinta bertepuk sebelah tangan nantinya. Tak ada sejarah nya dalam hidup Louis sebelumnya mengenai cintanya yang tak terbalas!

'Kau harus percaya diri Louis.'

———

Leave a comment, and vote