webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · ファンタジー
レビュー数が足りません
228 Chs

Pesan dari Nomer Tak Di Kenal

Sue berjalan lemah keluar dari kediaman megah itu. Ia masih belum mau tinggal di rumah sang ayah.

Lebih tepat nya ia masih sedikit membenci ayahnya saat tahu mengenai pekerjaan sang ayah yang tak sebersih yang selama ini ia bayangkan.

Dulu ia kira sang ayah seorang pria yang bersahaja, terhormat, dan sangat bertanggung jawab, hingga suatu ketika di depan mata kepala nya sendiri ia menyaksikan pada malam hari sang ayah pulang dalam keadaan tangan sang ayah berlumuran darah.

Memang kala itu Sue merasa cemas dan menghampiri sang ayah yang ia kira terluka, hanya saja di luar dugaan Cale justru membentak Sue untuk masuk ke dalam kamar nya dan menutup pintu nya rapat rapat.

Rasa curiga diliputi rasa kekhawatiran semakin menjadi jadi.

Sue memang di hadapan Cale kala itu langsung masuk ke kamarnya sesuai apa yang dikatakan Cale sebelumnya, hanya saja rasa penasaran Sue yang semakin memuncak, gadis itu akhirnya memilih untuk melangkah kan kaki nya ke dekat pintu kamarnya dan membuka pintu kamarnya sedikit membuat celah agar ia dapat mendengar apa yang tengah terjadi.

"Bagaimana bisa kalian ceroboh!" bentak Cale cukup keras.

Sue yang sedang menguping terperanjat kaget mendengar bentakan ayahnya pada anak buah nya.

Degup jantung nya berpacu cepat dan dengan tangan bergetar yang masih ia ingat hingga saat ini ia mencoba memegang gagang pintu kamar nya.

Hingga ....

Suara lemparan benda benda yang ia prediksi berada di sekitar Cale sebelumnya terdengar sangat keras di telinganya.

Sungguh ia tak terbayangkan Cale akan menjadi seperti itu.

Dengan ragu ragu Sue mencoba melihat pemuda yang ada di hadapan Cale.

Tatapan mata tajam pemuda itu masih jelas terbayang dalam ingatan Sue, bahkan bekas luka yang menganga lebar dekat pelipis alis nya masih jelas ia ingat, dan karena hal itu ia dapat mengetahui yang terjadi pada Craige, sebab Sue melihat ... pemuda itu!

BLAM!

Sue menutup pintu mobil nya cukup keras saat berada di dalam mobilnya.

Pikirannya masih kesana kemari. Beberapa kalimat Cale terbayang bayang oleh nya.

"Arggh ... Dad menyebalkan mengapa ia mengatakan hal yang membuat ku semakin berfikir keras, dan siapa pemuda itu? Mengapa sedari dulu Dad tak pernah memberitahu padaku mengenai pemuda itu!" Kesal Sue sembari memukul keras gagang stir yang ada di hadapannya.

Sue mengusak rambut nya kasar dan tak lama menstarter mobil nya. Ia sudah tak nyaman berada di halaman rumah yang selama ini ia tempati sebelum pada akhirnya ia keluar dari kediaman megah itu.

Cukup cepat Sue melajukan mobil nya melintasi jalan jalan yang sepi.

Kecepatan laju mobil Sue yang semula 80 km/jam kini sudah berada di 125 km/jam. Sue sangat emosi mengingat sang ayah yang jelas sekali seolah mengatakan ia akan menutupi pelaku yang ada.

Lalu apa yang harus ia lakukan? Harus kah ia hanya berdiam diri menerima kenyataan yang ada?

Oh ayolah Sue tak dapat tinggal diam seperti itu, apalagi ia mengetahui kemungkinan pelaku penyebab ayah Nate kecelakaan. Namun apa tujuan di balik itu?

Hal itulah yang menjadi tanda tanya besar untuk nya.

Selagi otak Sue bekerja cepat, perlahan gadis itu terbesit pemikiran ataupun kesimpulan yang dapat membuat nya berada di tengah tengah. Paling tidak ia tak terlalu merasa bersalah dengan Nate.

Anggap sebagai permintaan maaf darinya mungkin?

Sue mulai menurunkan laju kecepatan mobilnya, dan mencoba berhenti di salah satu tempat perhentian mobil yang selewat dengannya.

Ketika mobil telah benar benar berhenti, gadis itu mengeluarkan handphone nya untuk memberikan pesan singkat kepada seseorang yang menurutnya memang perlu ia lakukan.

'Kuharap aku melakukan hal yang benar,' lirih Sue dalam benak.

***

Nate yang baru saja keluar dari toilet menghentikan langkahnya ketika mendapatkan sebuah pesan masuk dari nomer yang tak ia kenal.

Sebelumnya ia ingin mengabaikan pesan tersebut, hanya saja sekilas pesan yang menuliskan nama ayah nya, yang tak lain Craige Hudgens.

"Apa ini?" lirih Nate pelan sembari menswipe layar telefonnya.

Seketika Nate terdiam di posisi nya dengan degup jantung yang berpacu cepat.

Ia tak meyangka sebuah pesan yang baru ia dapatkan telah membuat hal yang tak ia ketahui sebelumnya menjadi sangat jelas.

[Hai, maaf aku memberi pesan padamu seperti ini, aku tahu aku lancang karena mengirimkan pesan ini padamu, hanya saja sebagai permintaan maaf karena telah salah sangka dengan kembaranmu maka aku akan memberitahukan padamu mengenai fakta yang terjadi pada Craige Hudgens, ayahmu.

Ada kejanggalan yang terjadi pada kecelakaan ayahmu setelah berhasil ku telusuri, memang sejauh ini aku tak tahu tujuannya, hanya saja aku dapat memastikan bahwa kecelakaan ini bukanlah murni kecelakaan, melainkan kecelakaan yang di sengaja.

Sebagau permintaan maaf ku padamu saat itu, aku akan mencari tahu dan melacaknya untukmu, dan keluargamu kusarankan berhati hati, sebab sejauh informasi yang ku dapat, pelaku bukanlah orang yang mudah di taklukan.

Salam S]

Pesan tersebut seketika melemahkan sekujur tubuh Nate. Ia tak menyangka pertanyaan yang sebelumnya asal ia tanyakan pada Ed justru mendapatkan jawaban tak mengenakkan.

'Apakah ka Ed tahu? Siapa musuh Dad sebenarnya?' benak Nate dalam hatinya.

Nate yang masih berjalan lemah, tanpa sengaja sedikit tersandung. Ed yang melihat Nate tentu saja langsung menahan tubuh Nate.

"Kau baik baik saja Nar?" tanya Ed pada Nate.

Tatapan Nate tampak kosong, dan refleks Nate menganggukan kepalanya. Namun dalam hitungan detik Nate telah kembali menggelengkan kepalanya, seolah ia mengatakan hal sebenarnya pada Ed bahwa saat ini ia dalam keadaan tidak baik baik saja.

"Duduklah Nar, apa ku mau kakak antarkan ke hotel saja? Sepertinya hari ini Dad belum menunjukan perbaikan yang signifikan."

Nate tak mengatakan apapun, jujur saja ia bingung harus mengatakan apa pada sang kakak. Disatu sisi ia ingin mengatakan pada Ed, serta Dru selaku kakak yang lebih besar darinya, tetapi di sisi lain ia takut justru memperkeruh suasana.

'Apa yang harus ku lakukan ka?' Monolog Nate dalam benak.

Ed mengusap wajah Nate lembut, dan setelah nya memeluk pemuda itu.

"Sudah lah Nar, kau jangan terlalu bersedih, jika ku terlalu bersedih Daddy pasti akan lebih sedih, kau kan tahu Dad paling membenci jika putri satu - satunya bersedih, jadi please untuk sementara waktu kau harus menjadi Nara yang kuat."

Dengan lemah Nate menganggukan kepalanya merespon perkataan sang kakak yang jika di fikir benar adanya.

'Kau harus mengecek ulang terlebih dahulu Nate sebelum menjelaskan pada yang lain.'

———

Leave a comment, vote, and gift