webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · ファンタジー
レビュー数が足りません
228 Chs

Menutupi Keberadaan Nate

Nate yang menyadari tatapan janggal dari Louis hanya dapat bersorak dalam hatinya. Ia sangat yakin bahwa pasti nya Louis akan sedikir ilfeel pada Nara.

Bukan maksud menjatuhkan sang adik, hanya saja ia memang taj menyetujui adiknya bersama dengan Louis, belum lagi dengan track record yang ia tahu sejauh ini tak sebanding dengan adiknya.

Louis yang ia tahu hanyalah seorang play boy yang senang sekali mengganti ganti wanita, dan setelah ia memacari mereka satu persatu ia akan buat gadis tersebut patah hati akan ulah nya itu.

"Ada apa? Mengapa kau menatap ku seperti itu?" tanya Nate dengan nada yang cukup acuh.

Louis menegukkan saliva nya sejenak. Sungguh bukan ini yang ia harapkan dari Nara, gadis yang ia sadari menyukai dirinya.

'Aneh? Mengapa hari ini bukan seperti sebelum sebelumnya? Apa memang aslinya seperti ini dan aku salah menduganya?' Monolog Louis mencoba memahami sikap gadis yang ada di hadapannya itu.

Tentu saja Louis tak akan menduga bahwa dalam tubuh Nara bukan lah jiwa Nara yang asli, melainkan jiwa Nate lah yang berada disana.

"Ah, tidak apa apa, duduklah ... aku akan memesankan makanan untukmu," ujar Louis pada akhirnya.

Nate memberikan senyuman tipisnya, dan duduk di bangku yang telah di siapkan oleh Louis.

"Kau mau makan apa?" tanya Louis pada Nate.

Sejujurnya Nate ingin dengan santai menyebutkan makanan yang ia mau, tetapi demi menjaga nama baik Nara, ia mencoba memposisikan dirinya seperti layak nya wanita yang tengah di ajak berkencan dengan seorang pria.

Nate cukup baik bukan?

Ya, itu untuk permulaannya. Nate akan memulai misi nya secara perlahan, sebab ia pun ingin mengetahui alasan adiknya menyukai pemuda yang ada dihadapannya saat ini.

"I'ts up to you," ujar Nate singkat dan jelas.

Louis hanya menganggukan kepalanya, dan memanggil pelayan serta memesankan makanan yang menurutnya adalah pilihan yang tepat untuk Nara.

Nate tak terlalu memedulikan apa yang di pesankan oleh Louis, melainkan ia sibuk memerhatikan pemuda yang ada di hadapannya.

'Apa sebenarnya yang Nara cari, pemuda ini biasa saja, memiliki record yang buruk, dan pastinya Nara juga tau kami tak menyukai nya, lalu apa yang Nara cari? Tampan? Kurasa Ka Ed lebih cukup mumpuni, Nara tak memerlukan itu, Cerdas? Masih kalah dengan bang Ed dan aku, lalu kuat? Kurasa juga masih kalah dengan Ka Dru, lalu populer? Aku lebih populer darinya, ya ... walaupun di kalangan wanita dia cukup populer, tapi kurasa bukan itu ... pasti ada hal lain yang di lihat oleh Nara.'

***

Nara yang sebelumnya tertidur pulas di kamar Nate, akhirnya terbangun juga dari tidur lelap nya.

Kepala yang sebelumnya terasa berat dan pusing, kini sudah jauh lebih baik.

Beberapa kali Nara mengerjapkan maniknya pelan, dan mencoba mendudukkan dirinya, hingga ....

"Astaga!"

Sebuah pekikan keras yang keluar dari belah bibir Nara saat ia melihat jam yang berada di layar handphonenya yang sebelumnya tergeletak di sampingnya.

Dengan terburu buru Nara turun dari ranjang nya dan sedikit berlari ke arah kamar nya yang saat ini menjadi tempat Nate berada.

Ceklek

"Na—"

Sapaan Nara berhenti saat maniknya tak mendapati Nate yang berada di sana.

Kosong!

Hal itu yang Nara lihat pertama kali. Hanya sebuah kamar yang rapi tanpa ada penghuni di dalamnya.

"Kemana Nate?" lirih Nara kaget.

Ia kira Nate akan berada di kamar itu, untuk itu Nara mengejarnya kesana saat ia baru saja terbangun dari tidur lelap nya, tetapi kini Nate tak ada, lalu kemana ia pergi?

Hal itu yang kini menjadi rasa penasaran Nara pada dirinya sendiri.

Baru saja Nara hendak menutup pintu kamarnya yang tak mendapati keberadaan sosok Nate, tiba tiba saja ada seseorang yang menepuk bahu Nara.

"Kau sedang apa Nate?" tanya suara pemuda yang tengah menepuk bahunya pelan.

Entah mengapa seketika Nara merasa terhimpit. Ia tak tahu apakah sebaiknya ia membantu menutupi keberadaan Nate yang seharusnya adalah posisi nya saat ini, atau justru sebaliknya memberitahu pada Dru bahwa saudara kembarnya tak berada di kamar tersebut.

"Ah, tidak apa apa ka, tadi aku hanya ingin bertemu dengan Nara saja, karena masalah kuliah, tapi sudah selesai," ujar Nara yang memilih berbohong demi menutupi keberadaan Nate yang tak ada di kamarnya.

Ia fikir alangkah lebih baik ia membantunya saat ini, agar nantinya tak menyulitkan dirinya sendiri, saat dirinya pada saat nya nanti dapat kembali ke tubuhnya sendiri.

"Nara ada di kamar?" tanya Dru sembari melangkahkan kaki nya mendekat ke arah Nara hendak membuka pintu kamar tersebut.

Dengan cepat Nara berkilah bahwa Nara sebelumnya meminta nya untuk menutup kamar, karena ia ingin beristirahat sejenak, yang sebelumnya ia akan berendam air hangat terlebih dahulu demi merilekskan tubuhnya.

Dru yang sadar betul bahwa sang adik memang suka sekali berendam, walaupun ia sudah berkali mengingat kan Nara untuk tak berendam tengah malam, hanya menganggukan kepalanya, dan menghela nafasnya pelan.

"Dasar keras kepala, sudah kuingat kan jangan suka berendam malam malam seperti ini, Nara! Jangan lama lama berendam, nanti kau bisa terserang demam, jaga tubuhmu itu!" pekik Dru mengingatkan adik kesayangannya.

Nara berusaha menyembunyikan senyumannya. Ia merasa senang kakak nya yang terlihat sangar, dan di takuti banyak orang, nyatanya sangat penyayang dan lembut padanya.

Siapapun yang hendak menyakiti Nara pastinya akan langsung berhadapan dengan kakak- kakaknya terlebih dahulu.

"Nate, aku ke kamar dulu," ujar Dru.

Nara hanya menganggukan kepalanya kecil menjawab perkataan Dru.

Setelah nya Nara kembali ke kamar nya mencoba menghubungi Nate yang ia yakini tak berada di rumah, sebab jika masih berada di area rumah bukannya pastinya ada yang menyadarinya bukan?

Butuh beberapa menit pesan, ataupun telefon Nara tak di balas, ataupun di angkat oleh Nate.

'Ugh, sebenarnya kemana perginya Nate? Mungkinkah ia bertemu dengan—'

Nara buru buru menekap mulut nya dan berusaha membuang dugaan nya bahwa Nate datang bertemu dengan Louis.

'Tidak mungkin, Nate pastinya tak menemuinya, tetapi ... bagaimana jika Nate benar benar bertemu dengan Ka Louis? Apa yang akan dia lakukan? Tak mungkin ia berniat melukai Ka Louis bukan? Tenang Nara, Nate kini menjadi dirimu, jadi seharusnya Nate tak akan melakukan hal aneh.'

———

Leave a comment, vote and gift