webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · ファンタジー
レビュー数が足りません
228 Chs

Kondisi Craige

Nara, Nate dan juga yang lainnya kini telah berada di Jerman, lebih tepatnya di rumah sakit dimana sang ayah di rawat.

Kondisi Nara jauh lebih stabil dibandingkan sebelumnya, hanya saja ia dengan terpaksa berulang kali menanamkan pada diri nya bahwa saat ini ia bukanlah Nara, melainkan Nate di hadapan yang lain, untuk itu Nara berusaha sebisa mungkin untuk tetap kuat dan berpura pura menenangkan Nate yang tengah menjadi dirinya.

Lucu bukan rasa pilu dan sedih yang menyayat hatinya seperti ini justru seakan di permainkan oleh keadaan. Nara tak dapat meluapkan kesedihannya mengingat sang ayah tercinta yang masih jatuh koma.

Jujur saja ia shock saat sampai di rumah sakit dan mendengar penjelasan Hence bahwa keadaan Craige masih dalam tahap statis dan belum ada nya perubahan sama sekali semenjak di pindahkan ke sana, tetapi tentu saja bukan berarti Hence tak melakukan apapun untuk Craige, melainkan Hence sedang melakukan rapat besar secara tertutup untuk membicarakan mengenai kasus Craige.

Bohong jika Hence tak merasa sedih saat mendapati sepupu nya yang dalam keadaan tak berdaya seperti itu. Ia merasa seakan tak berguna jika ia tak dapat memperbaiki keadaan pada hidup Craige, terlebih saat ia melihat sorot manik keempat putra dan putri Craige yang sudah ia anggap seperti anak nya sendiri.

"Kau tenang saja Lauren, aku akan mencoba memberikan yang terbaik untuk Hence, memang benturan yang cukup parah sehingga beberapa saraf Craige mengalami kerusakan yang cukup fatal, kami akan mencoba memperbaiki nya sedikit demi sedikit menggunakan teknologi terbaru yang sedang kami kerjakan, hanya saja mungkin memakan waktu dan proses yang cukup beresiko."

Lauren menghela nafas pelan, air mata yang sebelumnya terus membanjiri kedua pipi nya begitu saja, kini seakan mengering. Kedua maniknya seakan tak memproduksi kembali cairan bening yang ia miliki.

"Apapun itu, tolong lakukan yang terbaik untuk Craige, aku akan sangat berterimakasih padamu jika dapat mengembalikan Craige ke dalam pelukan ku kembali Hence. Aku putus asa Hence ..." lirih Lauren yang terasa menyakitkan.

Refleks Hence merangkul Lauren yang lemah dan mengusap bahunya lembut berusaha menguatkan Lauren yang hampir saja jatuh tak mampu menopang tubuhnya.

Dru yang sedari tadi mendengar pembicaraan sang ibu dengan pamannya, hanya dapat berdiri tegap berusaha sigap menemani sang ibu.

Jujur Dru juga merasakana hal sama seperti ibu dan juga adik adiknya. Tak dapat di pungkiri ia merasa sedih bukan main saat mendengar sang ayah yang sangat ia hormati karena sikap nya yang bijak dan memiliki pandangan terbuka mengalami hal yang tak pernah ia duga sedikit pun.

'Kau tak boleh lemah Dru, Mom dan adik adikmu membutuhkan mu.' Monolog Dru berusaha tegar dengan semua hal yang tengah terjadi, termasuk mendengar penjelasan Hence yang dengan kata lain mengatakan bahwa sang ayah belum dapat di pastikan kapan akan kembali membuka matanya dan kembali normal seperti semula.

Lalu jika Dru bersama Hence dan Lauren, maka dimana Ed, Nara dan juga Nate?

Ketiga nya kini tengah berada di luar ruangan Hence menunggu informasi yang akan di beritahukan oleh sang ibu dan juga kakak pertamanya itu.

Awalnya semuanya ingin masuk ke dalam medengar langsung perkataan apa yang akan di katakan oleh Hence pada mereka mengenai kondisi Craige.

Hanya saja Dru selaku kakak pertama yang menyadari bahwa adik kembarnya sangat rentan mendengar berita mengenai ayah nya terlebih Nara sang adik perempuan satu satunya di keluarganya maka dari itu, Dru dengan cepat meminta Ed untuk menjaga kedua adiknya, sedangkan dirinya menjaga sang ibu yang sama rapuhnya dengan Nara.

"Nate, Dad baik baik saja? Uncle Hence akan menyembuhkannya bukan?" tanya Nara setengah berbisik pada Nate yang berada di sebelahnya.

Nate tak mengatakan apapun melainkan menggenggam tangan Nara.

"Kau harus percaya pada uncle Hence, ia akan membantu menyembuhkan Dad, jangan berfikir macam macam Nara, tak baik untuk kondisimu, lagi pula kau tak ingin semuanya menyadari kejanggalan kita, dan berakhir memperumit keadaan bukan?" balas Nate berbisik pada Nara sekaligus menasihati gadis itu.

Sejenak Nara terdiam, wajah nya tertunduk lesu berusaha mencerna perkataan Nate. Setelah ia berhasil mencerna perkataan saudara kembarnya dengan baik, gadis itu menganggukan kepalanya pelan, seakan mengiyakan perkataan Nate, sekaligus benar benar melakukan perkataan Nate.

"Kalian lebih baik duduk, sebentar lagi Mom dan Ka Dru akan keluar dari ruangan itu, aku yakin Uncle Hence akan melakukan hal yang terbaik, dan berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan Dad."

Baik Nate dan Nara sama sama serempak menganggukan kepalanya.

Mereka menjadi seorang adik yang penurut.

'Jika melihat kalian seperti ini, aku baru benar benar sadar jika kalian saudara kembar, yang memang tak dapat di pisahkan, bahkan mungkin kalian dapat saling merasakan perasaan yang sama satu sama lain.' lirih Ed dalam benak sambil menatap lekat kedua adik kembarnya itu.

Sebenarnya paras Nate, dan Nara hampir mirip hanya berbeda jenis kelamin saja. Namun berkat pembawaan aura Nara yang terkesan ceria, sedangkan Nate kebalikannya maka dari itu terkadang jika tak memerhatikan dengan baik, orang orang tak menyadari bahwa Nate dan Nara adalah sepasang saudara kembar.

Ceklek

"Mom/Mom/Mom."

Serempak ketiganya memanggil sang ibu, saat Lauren yang baru saja melangkahkan kaki nya keluar dari ruang kerja Hence.

Lauren hanya menganggukan kepalanya pelan, dan memberikan kode dengan tangan kanannya memberitahukan pada ketiga anaknya untuk tetap diam di posisi nya masing masing.

Wanita paruh baya itu belum siap mengatakan yang sebenarnya mengenai pembicaraan dirinya dan juga Hence, hanya saja demi memberikan ketenangan pada anak anaknya, Lauren hanya mengatakan bahwa kondisi Craige akan di pelajari lebih lanjut oleh dokter dokter yang berada di rumah sakit itu, yang bertujuan untuk menemukan titik terang pada proses penyembuhan Craige.

Nate, Nara dan juga Ed hanya dapat menganggukan kepalanya pelan.

Rasa sedih semakin menyelimuti Nara. Beberapa kali gadis itu berusaha mengepal tangannya agar dapat mencoba menghalau rasa sedih yang tiba tiba saja timbul saat mendengar kondisi sang ayah.

"Uncle Hence, kau harus melakukan yang terbaik untuk Dad okay? Aku merindukannya uncle," lirih Nate mencoba mengikuti gaya Nara sembari mengaitkan tangannya sedikit bergelantung pada Hence.

Hence tersenyum tipis menganggukan kepalanya pelan, sembari tangannya yang bebas mengusap rambut Nate yang ia kira adalah Nara.

"Kau tenang saja, Uncle akan mengusahakan yang terbaik, begitu juga denganmu, kuharap kau selalu berdoa untuk kesembuhan Craige, sehingga dengan usaha dan doa uncle rasa semuanya akan kembali membaik."

'Uncle Hence benar juga.'

———

Leave a comment, vote and gift