webnovel

Ka, Aku Mencintainya!

Seorang gadis cantik bernama Nara yang memiliki kepribadian ceria, tidak pernah menyangka bahwa apa yang ia inginkan ketika ia asal bicara dapat terjadi begitu saja. Mungkin beberapa orang akan menyukainya jika hal yang mereka inginkan menjadi kenyataan! Tapi ... Dia tidak menginginkannya! Hal-hal gila terjadi padanya. Bagaimana perasaanmu jika jiwamu tertukar dengan jiwa kembaranmu sendiri? Apa yang harus Nara lakukan? Dan bagaimana dengan cinta pertamanya?

Gldseya · ファンタジー
レビュー数が足りません
228 Chs

Boomerang

Nara yang hampir saja putus asa tak dapat menghubungi saudara kembarnya itu, akhirnya Nate mengangkat telefonnya itu.

"Nate! Dimana kau sebenarnya, dan mengapa kau baru mengangkat telefon ku sekarang," bentak Nara meledak ledak saat baru saja Nate akhirnya mengangkat panggilan telefonnya.

Hening ...

Tak ada jawaban yang langsung di balas oleh Nate dari seberang telefon. Terlihat sekali bahwa Nate cukup jengkel menerima panggilan dari Nara.

"Kau katakan padaku sekarang mengenai keberadaanmu, atau kau ingin aku melaporkannya pada Ka Dru?" ancam Nara mencoba menggertak Nate.

Nate justru terkekeh pelan di seberang telefon.

"Mengapa kau tertawa, aku serius Nate," ujar Nara yang kali ini sedikit melunak.

"Baiklah baiklah, aku tak yakin kau berani melaporkan ku pada Ka Dru, lagi pula jika kau melaporkannya pada Ka Dru, maka kau lah yang akan rugi, dan berakhir kau akan menyesal."

Mendengar ucapan Nate tersebut, pemikiran pemikiran yang sebelumnya sempat di sangkal Nara kini semakin bermunculan di kepalanya. Ia membayangkan kemungkinan dengan hal yang ia duga sebelumnya.

"Ka..-kau menemui Ka Louis?" tanya Nara gugup pada Nate.

Sebuah dengungan kecil terdengar dari seberang telefon.

"Nate, kau tak marah? Kau tak membuat Ka Louis celaka kan? Dia baik baik saja? Aku yang salah Nate, jangan menyalahkannya, dan jangan pernah kau katakan pada Ka Ed dan Ka Dru mengenai hal ini."

Deg!

Nate yang berada di seberang telefon tampak bergeming di tempatnya. Ia tak tahu hanya karena dengungan dia saja, Nara akan langsung merespon seperti itu.

'Apa memang selama ini ia tertekan dengan sikap kami yang selalu protektif padanya?' Monolog Nate dalam benak.

"Jujur saja aku marah padamu, kau tak pernah mengatakan nya padaku, kau tenang saja aku tak sejahat itu Nara, hanya saja jika menurutku dia memerlukan peringatan khusus, baru aku akan menindak sendiri, dibanding kan memberitahu Ka Dru dan Ka Ed, kau tahu sendiri, mereka lebih parah dariku bukankah begitu?"

Seketika degupan jantung Nara yang sebelumjya bergemuruh hebat, kini kian mereda. Ia mulai dapat mengurangi rasa khawatir berlebih yang ia fikirkan sebelumnya.

"Thank you Nate," ujar Nara ragu ragu sambil mengggigiti bibirnya pelan.

"Kau harus menceritakan semuanya padaku, agar aku dapat bersikap netral, sebentar lagi aku sampai rumah, tolong kau bantu aku agar dapat masuk ke rumah tanpa di ketahui yang lain, aku yakin Ka Dru sudah pulang, dan sebentar lagi Ka Ed sampai rumah."

"Baiklah, aku akan membantumu, akan ku beri kode jika keadaan aman," balas Nara dengan cepat.

Bersyukurlah Nara memiliki saudara kembar seperti Nate yang selalu mengambil keputusan tidak sepihak.

Diantara yang lain Nate lah yang tak selalu menjudge apapun hanya dari satu pihak.

Setelahnya Nara memutuskan telefonnya dengan Nate.

'Untung saja Nate tak terlalu marah, dan tak asal menyudutkanku, jika tidak pasti nya aku akan selalu merasa bersalah padanya.' Monolog Nara dalam hati.

***

Louis kini telah berada di mobil nya, lebih tepat nya ia sedang mengendarai mobil nya menuju kediamannya, yang memakan waktu 40 menit untuk benar benar sampai di rumahnya.

Manik Louis tampak fokus ke arah depan, hanya saja jiwa dan akal pikirannya seolah tak berada di tubuhnya.

Bayang bayang akan Nate yang ia kira adalah Nara tampak mendominasi pikirannya.

Entah mengapa setelah perkataan Nate saat makan malam itu tampak membuat nya berfikir keras.

Flashback On

"Makanlah," ujar Louis sopan.

Nate hanya menganggukan kepalanya pelan, dan menikmati hidangan yang ada di hadapannya.

Tak ada obrolan sama sekali selama menikmati hidangan tersebut.

Hanya beberapa dentingan alat makan mereka yang beberapa kali bersautan ringan.

Sejenak Louis tampak menatap lekat ke arah Nate. Ia fikir Nate yang berwujud Nara sesuai ekspektasi nya akan berisik saat makan malam berlangsung, atau mungkin seperti gadis gadis lainnya yang memiliki ketertarikan padanya, akan berusaha mencuri pandang padanya.

Namun yang terjadi justru sebaliknya!

Gadis itu sama sekali tak bersuara, dan condong terlihat acuh padanya.

"Jangan menatap ku seperti itu, aku merasa risih."

Kalimat dingin itu yang justru keluar dari gadis di hadapannya.

'Apa aku membuat kesalahan? Atau apakah dia sedang dalam masalah?' hal itu yang pertama kali Louis langsung tanyakan pada dirinya dalam hati.

Sungguh bukan suasana seperti ini yang Louis harapkan.

"Kau ada masalah?" tanya Louis mencoba mencairkan suasana yang ia rasa semakin menegang.

Nate menghela nafasnya panjang, dan menghentikan pergerakannya untuk memakan kembali makanananya.

"Ya, aku ada masalah, tapi tak usah kau fikirkan," ujar Nate dengan acuh dengan tatapannya yang sekilas melirik Louis.

'Ah ... ternyata memang timing ku yang tak tepat,' lirih Louis dalam benak.

"Baiklah, aku tak akan mengganggumu, kau lanjutkan saja makanan mu."

'Mengapa ia tak marah? Bukankah seingat ku Louis adalah tipikal pemarah dan tak pernah mau mengalah?' benak Nate yang jujur saja bingung dengan sikap Louis yang menurutnya janggal.

Enggan memusingkan terlalu jauh, Nate memilih melanjutkan makanannya itu.

Flashback Off

'Aneh? Mengapa aku seolah tak bisa apa apa di hadapannya, dan mengapa juga aku tak marah atau pun kesal padanya saat tadi dia mengacuhkan ku begitu saja, apakah memang kali ini aku benar benar tertarik padanya?' benak Louis yang baru sadar akan sikapnya yang menurut ia pribadi merasakan kejanggalannya.

"Astaga, jika aku benar benar menyukai nya, berarti apa yang di katakan Jack benar, aku harus bersiap menghadapi penjaga gadis itu," ujar Louis pelan sembari menegukkan saliva nya kasar.

Niat Louis yang semula hanya mencoba mengetes Nara mengenai sikap nya pada nya, kini justru seperti bumerang untuknya.

Dari awal yang ia katakan pada Jack tak seluruhnya benar. Ia tak benar benar tertarik atau sudah menaruh hati pada Nara, melainkan ia hanya sedikit memainkan permainannya sendiri untuk bersenang senang dengan gadis bisa dibilang cukup 'langka' untuk nya.

'Bodoh! Jack benar, seharusnya aku tak benar benar menemuinya dan memulai permainan ku sendiri!' Monolog Louis yang merutuki dirinya sendiri.

———

Leave a comment, and vote