webnovel

Membahas Pernikahan Gue

Coki langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan tapi sambil melangkah terbesit banyak pertanyaan di otak Coki kenapa Bella memanggilnya apa ada hal yang penting padahal tadi sudah membahas masalah pernikahan Coki dengan Alesia

"Kenapa mama manggil gue dan nyuruh Laura manggil gue apa ada hal penting tapi tadi mama sama papa kan sudah membahas pernikahan gue sama pernikahan Alesia terus mama mau ngomongin apa sama gue minta gue ke ruang makan" monolog Coki sambil melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan

Berlin melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian Berlin melangkahkan kakinya dengan sangat cepat supaya bisa cepat bergabung dengan suaminya dan anaknya

"Aku harus cepat cepat ganti pakaian supaya aku bisa cepat bergabung untuk makan malam dengan papa, Marsha, dan Wiliam karena aku sangat rindu banget sama mereka seharian baru pulang karena lembur" monolog Berlin tetap melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya

Krisna melangkahkan kakinya menuju ke dapurnya dengan langkah malas karena di suruh membuatkan minuman buat Marsha tapi saat sedang melangkah tiba tiba muncul ide cemerlang di otak Krisna untuk mengerjai Marsha

"Ngapain jadi papa yang di suruh buat minuman buat Marsha ngeselin banget Marsha papa punya ide papa kerjain Marsha saja tunggu minuman buatan papa pasti di jamin Marsha bakalan ngga menyuruh papa lagi" monolog Krisna sambil melangkah menuju ke dapur dengan semangat dan antusias

Marsha melangkahkan kakinya menuju ke kamar Wiliam untuk menyuruh Wiliam makan malam Laura mau memanggil Wiliam karena di suruh Krisna untuk memanggilkan Wiliam tapi karena Krisna memberikan Laura imbalan dengan cara mau mengambilkan minuman untuk Laura sehingga dia mau memanggil Wiliam

"Tumben papa mau di suruh sama aku padahal biasanya ngga mau apa karena papa butuh bantuan aku jadi papa mau di suruh sama aku ibarat kata simbiosis mutualisme saling menguntungkan antara aku sama papa tapi walau kayak gitu papa pasti tetep nolak syarat dari aku malah jadinya aku yang mengerjakan semuanya perintah dari papa aku yang kerjakan kebutuhan aku juga aku yang kerjakan oh aku tahu sekarang pasti gara gara ada mama papa mau aku suruh karena biasanya papa nolak syarat aku kan karena aku cuma ngomong sama papa doang dan ngga ada mama ternyata papa takut juga sama mama mungkin papa takut di kunciin pintu oleh mama'' monolog Laura sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar Wiliam

Berlin sampai di depan pintu kamarnya lalu perlahan Berlin membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk lalu Berlin menutup pintu kamarnya dan Berlin melangkahkan kakinya menuju almari pakaian untuk mengambil pakaian yang di inginkan setelah mengambil pakaian Berlin menyampirkan pakaian itu di bahu Berlin lalu Berlin menuju ke tempat almari untuk menyimpan rok dan celana setelah sampai Berlin memilih celana panjang yang akan di pakai setelah Berlin selesai memilh celana panjang Berlin mengambil pakaian yang ada di bahu Berlin lalu meletakkan pakaian itu di tangannya lalu.Berlin melangkahkan kakinya menuju ranjang miliknya setelah sampai di sebelah ranjang Berlin melemparkan pakaian dan celana panjang yang di pilihnya

''Aku harus buru buru soalnya aku kan harus menyiapkan makanan untuk papa, Marsha, dan Wiliam pasti mereka semua lapar banget karena ini sudah lewat jam maksn malam kasihan banget mereka'" monolog Berlin sambil mencopot sepatu miliknya di kaki jenjang miliknya

Krisna telah sampai di dapur lalu Krisna mengambil gelas kosong dan meletakkannya di atas meja setelah itu Krisna menuangkan minuman ke dalam gelas kosong tadi lalu Krisna mencari tempat garam setelah menemukan Krisna mengambil tempat garam itu dan Krisna melangkahkan kakinya menuju gelas yang di tuang air sambil membawa tempat garam setelah sampai di depan gelas lalu Krisna membuka tempat garam dan menyendokkan beberapa puluh sendok garam dengan takaran sendok makan setelah itu Krisna menutup wadah garam dan Krisna mengaduk gelas yang tadi di beri garam setelah garamnya larut Krisna membawa gelas itu ke ruang makan sambil melangkah ke ruang makan tak henti hentinya Krisna menerbitkan senyuman tampan di wajahnya

"Papa ngga bisa bayangin kalau Marsha minum minuman ini di jamin Marsha ngga bakalan nyuruh nyuruh papa lagi karena takut di kerjai papa dan Laura ngga akan ajukan syarat konyol ke papa" monolog Krisna memancarkan senyuman tertampan yang dia punya sambil tetap melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan

Berlin mulai mencopot blazzer miliknya setelah itu Berlin membuang blazer yang habis di lepas ke tempat pakaian dan celana yang ada di samping ranjang lalu Berlin membuka pakaian yang di gunakan untuk ke perusahaan lalu Berlin membuang pakaian itu ke tempat pakaian kotor lalu Berlin mengambil pakaian yang ada di ranjang dan memakainya setelah selesai Berlin mencopot celana panjangnya dan melemparnya ke ranjang tempat kotor lalu Berlin mengambil celana panjang di ranjangnya dan memakai celana panjang itu setelah itu Berlin melangkah ke meja yang dekat dengan ranjang lalu mengambil sisir dan mulai menyisir rambutnya yang panjang setelah selesai menyisir Berlin mengambil bedak di mejanya dan Berlin memakai bedaknya tipis di wajahnya lalu Berlin melangkahkan kakinya menuju pintu kamar dan membuka pintu kamarnya setelah itu Berlin melangkah keluar dan Berlin menutup pintunya setelah itu Berlin melangkahkan kakinya menuju ke ruang dapur

"Aku harus menyiapkan makanan buat mereka dahulu jadi aku ke dapur untuk mengambil makanan itu dan membawanya ke ruang makan lebih baik aku mempercepat langkah kakiku supaya cepat sampai" batin Berlin sambil mempercepat langkah kakinya menuju ke dapur

Marsha telah sampai di depan pintu kamar Wiliam langsung saja Marsha mengetuk pintu kamar Wiliam tanpa membuka pintunya terlebih dahulu di kunci atau tidak pintu kamar Wiliam dan pintu kamar Wiliam sebenarnya ngga di kunci

TOK TOK

Marsha mengetuk pintu kamar Wiliam dan Wiliam yang sedang menatap layar laptopnya tiba tiba mendongak dan menatap arah pintu kamar yang di ketuk lalu Wiliam memerintah yang mengetuk untuk masuk dan Wiliam kembali sibuk dengan laptop miliknya

"Masuk" ucap Wiliam sambil masih duduk di ranjang mendengar Wiliam menyuruhnya masuk membuat Marsha perlahan memegang gagang pintu kamar Wiliam lalu membuka pintu kamar Wiliam dan Marsha masuk ke dalam kamar Wiliam tak lupa Marsha menutup kamar tersebut

"Kak Wiliam makan malam dulu" tegas Marsha sambil mendekat ke arah Wiliam sementara Wiliam yang sedang sibuk menatap laptop mendongak untuk menatap Marsha

"Kamu ngajak aku buat makan malam Marsha" tanya Wiliam sambil menatap Marsha dengan tatapan penuh tanda tanya dan tangan Wiliam menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya sementara Marsha menganggukkan kepalanya

"Iya kak aku ngajak kakak buat makan malam emang yang namanya kak Wiliam di kamar ini ada lagi atau tembok di kamar kakak namanya Wiliam tapi aku ngga gila ngobrol sama tembok di kamar kakak" celoteh Marsha sambil memutar bola mata malasnya sementara Wiliam menatap tajam Marsha

"Marsha tapi tumben kamu ngajak aku buat makan malam apa kamu lagi sakit demam" selidik Wiliam bergegas meletakkan laptopnya di ranjang miliknya lalu Wiliam bergegas berdiri dan melangkah mendekat ke Marsha dan punggung tangan Wiliam mendarat di kening Marsha untuk mengecek Marsha demam atau tidak sementara Marsha menepis tangan Wiliam dari keningnya

"Kak Wiliam aku sehat wal afiat dan aku ngga sakit demam aku ngajak kakak Wiliam makan karena aku di suruh oleh papa buat manggil kakak untuk ikut makan malam" sahut Marsha sambil berkacak pinggang dan matanya menatap tajam Wiliam sedangkan Wiliam tertawa terbahak bahak

"Haha Haha Marsha aku ngga percaya masa kamu mau di suruh sama papa untuk manggil aku oh jangan jangan kamu cuma modusin aku supaya aku ke ruang makan dan kamu asyik berada di kamar aku yang mewah dan megah ini lalu kamu bisa tidur di ranjang empuk dan besar milik aku" tuduh Wiliam sambil menatap Marsha dengan tatapan penuh curiga sementara Marsha di buat membelalakkan matanya sangat lebar

"Kak Wiliam jangan nuduh aku kayak gitu karena kalau ngga sesuai dengan semua tuduhan kakak artinya kakak telah memfitnah aku dan fitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan semut" jawab Marsha dengan nada ketus sambil mendelik ke Wiliam sementara Wiliam masih senang tertawa terbahak bahak

"Haha haha aku ngga percaya kalau papa nyuruh kamu buat manggil aku Marsha" sahut Wiliam menatap Marsha sementara Marsha mendelik ke Wiliam

"Kalau kakak Wiliam ngga percaya ngga masalah buat aku nanti jatah makan malam kakak buat aku" imbuh Marsha dengan menaikkan suaranya tiga oktaf sambil menatap nyalang ke Wiliam sementara Wiliam menghentikan tawanya dan kening Wiliam mengernyit menatap Marsha bingung

''Emang kamu mau makan malam Marsha" tanya Wiliam sambil menatap Marsha dengan tatapan tanda tanya sementara Marsha menganggukkan kepalanya satu kali

"Iya aku mau makan malam kak Wiliam kalau kakak ngga percaya sama aku lebih baik kakak ngga usah ikut aku buat turun ke ruang makan biar jatah kakak buat aku saja jadi kakak ngga usah khawatir jatah makan kakak mubazir karena jatah kakak ngga akan mubazir" tegas Marsha sambil hendak melangkahkan kakinya keluar dari kamar Wiliam menuju ke ruang makan sementara Wiliam memegang tangan Marsha sehingga membuat Marsha menghentikan langkahnya dan Marsha langsung membalikksn badan menghadap ke Wiliam

"Marsha tumben kamu mau di suruh papa biasanya kalau kamu di suruh papa malah kamu mengerjai papa" ucap Wiliam sambil menatap ke Marsha sementara tangannya masih memegang tangan Marsha sementara Marsha terkekeh

"Kak Wiliam aku mau di suruh sama papa itu ngga gratis aku minta imbalan ke papa supaya aku mau memanggil kakak Wiliam" celetuk Marsha sambil mengedipkan mata ke Wiliam mendengar jawaban tersebut membuat Wiliam agak kaget membelalakkan matanya sehingga tangannya lepas di tangan Marsha

"Kamu minta imbalan apa Marsha ke papa apa kamu minta uang dari papa dalam jumlah besar" selidik Wiliam sambil mendelik ke Marsha sementara Marsha tersenyum tipis tanpa di sadari

"Kakak Wiliam aku ngga rakus dan ngga serakah masa aku minta uang dari papa dalam jumlah banyak" cerocos Marsha sambil melipat kedua tangan di dadanya dan mata Marsha mendelik ke Wiliam sementara Wiliam membulatkan matanya masih tidak percaya

"Marsha lalu kamu minta imbalan apa dari papa'' tanya Wiliam sambil menatap Marsha dengan tatapan penuh tanda tanya sementara Marsha tersenyum tipis tanpa di komando

"Kakak Wiliam aku cuma minta imbalan ke papa minta di ambilkan air untuk aku minum" sahut Marsha sambil tertawa riang sementara Wiliam membelalakkan matanya sangat lebar

"Marsha masa kamu cuma minta itu ke papa aku masih belum percaya pasti kamu minta imbalan yang banyak uang dari papa" tuduh Wiliam sambil menunjuk Marsha dengan jari telunjuknya sementara Marsha memutar bola mata malasnya

"Terserah kakak Wiliam mau percaya atau tidak bukan urusan saya" jawab Marsha sambil mendelik ke Wiliam sementara Wiliam menatap Marsha dari atas sampai bawah lalu Marsha melangkahkan kakinya keluar dari kamar Wiliam untuk menuju ke ruang makan sementara Wiliam menatap punggung Marsha lalu berfikir apa yang di omongkan Marsha benar bahwa Marsha mengajak Wiliam makan malam lalu Wiliam menuju pintu kamarnya membuka pintu kamarnya lalu Wiliam keluar dan menutup pintu kamarnya lalu Wiliam mulai melangkahkan kakinya dengan hati hati dan Wiliam mengikuti Marsha dengan mengendap ngendap karena ngga mau ketahuan oleh Marsha