webnovel

Coki Akan Melamar Pacarnya

Saat Coki sedang sibuk melihat handphone di tangannya tiba tiba mendengar suara sepatu lalu Coki melihat siapa yang datang ternyata pelayan toko perhiasan sehingga Coki langsung meletakkan handphone ke saku celananya dan Coki melangkah mendekati pelayan toko perhiasan tersebut

"Berapa total semuanya mba" tanya Coki kepada pelayan toko perhiasan

"Total semuanya sembilan puluh delapan juga mas" jawab pelayan toko perhiasan sambil tersenyum ke Coki lalu Coki mengambil kartu ATM di dompetnya

"Ini mba" ucap Coki sambil menyodorkan kartu ATM di tangannya ke pelayan toko perhiasan lalu pelayan toko perhiasan mengambil kartu ATM di tangan Coki

"Makasih mas" jawab pelayan toko perhiasan sambil tersenyum ke arah Coki lalu menyodorkan semua bungkus perhiasan yang di beli Coki dan menyodorkan kartu ATM Coki

"Sama sama mba" gumam Coki sambil menerima semua bungkus perhiasan dan kartu ATM Coki yang di sodorkan pelayan toko perhiasan lalu Coki melangkahkan kakinya menuju mobil Coki untuk pulang ke rumahnya

Bella dan Criss melangkah sambil bergandengan tangan menuju mobil untuk membeli perhiasan yang akan di gunakan untuk melamar pacar Coki karena mereka pikir bahwa Coki belum membeli perhiasan setelah mereka sampai di dekat mobil Criss membuka pintu untuk Bella lalu Bella masuk ke dalam mobil dan Criss mencium pipi Bella lalu Criss menutup pintunya lalu Criss berlari ke kursi kemudi membuka pintu mobilnya lalu masuk ke dalam dan Criss menutup pintunya

"Pah mama senang Coki akan melamar pacarnya besok" ucap Bella sambil menatap Criss yang sedang sibuk memasang sabuk pengaman

"Iya mah papa juga senang banget melihat Coki semangat menikah apalagi dengan anak Ridwan teman papa sendiri" jawab Criss sambil menatap Bella lalu Criss mengelus kepala Bella

"Mama juga ngga nyangka Coki bakalan jatuh cinta sama anaknya Ridwan" gumam Bella sambil terkekeh "Tapi pah koq nama pacarnya Coki sangat familiar di telinga mama" imbuh Bella sambil menatap wajah suaminya sementara Criss mengerutkan kening

"Masa sih mah" balas Criss sambil memegang dagunya sedang berfikir "Papa rasa juga nama Alesia pacar Coki sangat familiar dan papa kayak pernah dengar nama itu sebelumnya" pekik Criss sambil memicingkan mata ke arah Bella dan Bella menganggukkan kepalanya

"Iya pah tapi mama belum ingat mama pernah dengar nama Alesia dimana" cerocos Bella sambil di penuhi tatapan penasaran

"Mah nanti kita juga tahu seperti apa wajah Alesia sebaiknya berangkat sekarang mah biar pas Ridwan sekeluarga datang kita sudah di rumah" jelas Criss sambil menatap Bella lalu mencium kening Bella

"Ayo pah mama juga ngga mau Ridwan sekeluarga menunggu kita gara gara kita belum pulang membeli perhiasan" balas Bella sambil tersenyum lalu Criss mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju toko perhiasan

Setelah kepergian Criss dan Bella yang akan membeli perhiasan buat melamar pacar Coki di ruang makan Laura mondar mandir karena merasa gelisah dia berinisiatif menelpon Alesia untuk menceritakan kegelisahannya Laura mengambil benda pipih di kantongnya lalu menelpon Alesia tapi nomor Alesia selalu sibuk Laura berpuluh puluh kali menelpon Alesia tapi jawabannya sama nomor Alesia sibuk

"Alesia lagi kemana koq gue nelpon dia berpuluh puluh kali jawabannya nomor Alesia selalu sibuk apa jangan jangan Alesia lagi di datangi oleh laki laki yang orang tua Alesia ketahui sebagai pacarnya soalnya Alesia bilang laki laki itu sangat agresif ke Alesia apalagi laki laki itu pernah bilang ke Alesia akan mengembalikan mobil Alesia kalau sudah melakukan hubungan intim jangan jangan Alesia nekad mengorbankan keprawanannya demi mobilnya supaya laki laki itu mengembalikan mobil Alesia karena Alesia perempuan yang mandiri dan ngga mau merepotkan orang lain apa jangan jangan Alesia di perkosa sama laki laki itu" monolog Laura sambil tetap mondar mandir mengelilingi ruang makan

Wiliam berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai setelah sampai di depan kamar Wiliam membuka pintu kamarnya Wiliam masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamarnya

"Gue belum tahu nomor handphone Laura padahal gue beberapa kali ketemu Laura ngga sengaja karena Tuhan yang mengatur semua pertemuan gue sama Laura tapi gue belum kepikiran minta nomor Laura kalau gue sudah tahu nomor handphone dia gue pasti sudah nelpon Laura tapi gue janji kalau gue ketemu Laura gue akan minta nomor handphone nya" gumam Wiliam sambil melangkah menuju ranjangnya untuk tidur di ranjang empuknya

Alesia masih menjelaskan mata kuliah yang belum di pahami Arjuna sementara Arjuna bersorak dalam hatinya gembira karena bisa berbicara dan mengobrol lama sama Alesia bahkan Arjuna puas menatap wajah Alesia yang sangat cantik apalagi dengan pakaian atau dress yang di pilih Airin membuat Alesia semakin cantik

"Arjuna" panggil Alesia dengan suara agak teriak karena melihat Arjuna yang tak merespon saat Alesia bicara dengan Arjuna saat mendengar Alesia memanggil Arjuna langsung tersadar dari lamunannya

Arjuna

"Ada apa Alesia apa kamu merindukan suara aku" tanya Arjuna sambil mengedipkan mata ke arah Alesia sedangkan Alesia memutar bola mata malasnya

Alesia

"Gue rindu kasur empuk gue dan bantal gue" jawab Alesia sambil menatap ke arah bantal yang ada di ranjangnya

Arjuna

"Alesia aku mau koq jadi bantal dan kasur empuk buat kamu" balas Arjuna sambil menaik turunkan alisnya menatap Alesia

Alesia

"Arjuna kalau lo mau jadi bantal dan kasur gue lo harus siap siap gue banting dan gue injak injak oleh gue" canda Alesia lalu terkekeh menatap Arjuna sedangkan Arjuna tertawa terbahak bahak

Arjuna

"Alesia terserah kamu mau apakan aku yang penting aku menjadi barang kesayangan kamu dan barang yang selalu kamu cari" jelas Arjuna sambil tersenyum ke arah Alesia sementara Alesia langsung membulatkan matanya

Alesia

"Arjuna gue mau tidur ngantuk banget kalau lo masih belum paham mata kuliah yang gue jelaskan lo bisa menanyakan ke gue besok di kampus" jelas Alesia panjang lebar sambil menguap tanda Alesia benar benar ngantuk

Arjuna

"Alesia kamu tidur aja aku bakalan matikan sambungan telponnya kalau kamu sudah tidur" jawab Arjuna dengan nada lembut dan sambil menatap Alesia

Alesia

"Arjuna gue mau tidur karena gue ngantuk banget jadi lebih baik lo matikan sambungan telponnya atau gue yang bakal matikan sambungan telpon lo" ancam Alesia sambil melototkan matanya ke arah Arjuna

Arjuna

"Kalau kamu matikan sambungan telpon aku berarti kamu menerima cinta aku dan kamu menerima aku jadi pacar kamu" ancam balik Arjuna sambil menahan senyum sementara Alesia membelalakkan matanya dengan mulut menganga sehingga refleks Alesia menutup mulutnya dengan tangannya

Alesia

"Arjuna lo mau ngancam gue" tanya Alesia sambil melototkan matanya ke arah Arjuna sementara Arjuna menggelengkan kepalanya

Arjuna

"Itu bukan ancaman tapi itu bakal jadi kenyataan kalau kamu matikan sambungan telpon aku otomatis aku akan jadi pacar kamu dan aku ngga akan melepaskan kamu selamanya" tegas Arjuna sambil mengedipkan mata ke arah Alesia sementara Alesia hanya memutar bola mata malasnya

Alesia

"Terserah lo Ariuna yang penting gue mau tidur sekarang karena gue ngantuk banget" pekik Alesia lalu meletakkan handphone nya di atas meja lalu Alesia merebahkan tubuhnya di ranjang empuk miliknya sementara Arjuna tersenyum tipis melihat kelakuan Alesia