webnovel

Jenius Yang Nakal

Alisya, gadis yang terbiasa dilatih menjadi seorang prajurit sejak kecil oleh ayah dan kakeknya. Berkat kemampuannya tersebut, dia berhasil lolos dari sebuah organisasi hitam yang sangat berbahaya. Suatu ketika saat ia memasuki sekolah SMA dia bertemu dengan Adith yang merupakan orang no 1 di sekolahnya dengan ketampanan yang sangat mempesona dan Kejeniusannya yang luar biasa. Entah bagaimana dengan sifat nakalnya, ia terus berusaha menarik perhatian Alisya namun aura membunuh sang gadis sempat menggetarkan Adith. Apakah Alisya membenci Adith? Tapi...mengapa Alisya masih terus berusaha melindungi Adith meski dalam keadaan setengah sadar? Apakah yang terjadi pada mereka sebenarnya? Siapa Alisya dan apakah alasan dibalik Alisya yang begitu ingin melindungi Adith dengan mempertaruhkan nyawanya?

Hasrahnian_Hasnan · ファンタジー
レビュー数が足りません
810 Chs

Mengundurkan Diri

"Ketua Osis dan Wakil Ketua Osis akan dijadikan sebagai Pasangan disekolah! dan tau kah kau siapa wakilnya?" ucap Aurelia dengan senyum yang lebih licik dari sebelumnya.

Alisya berhenti sejenak dan hanya tersenyum tak peduli.

"Akulah wakil dari ketua Osis yang berarti pasangan dari Adith! secara tidak langsung aku dan Adith akan menjadi pacar" Aurelia berkata dengan cepat sebelum Alisya melangkah lagi.

Alisya hanya terdiam dan masih membelakangi Aurelia lalu berbalik dan tersenyum manis.

"Kalau begitu selamat yah..." Alisya menyampaikannya dengan nada suara yang sangat tulus.

Melihat Alisya yang tulus seperti itu membuatnya semakin tak bisa menahan rasa jengkelnya dan dengan cepat berkata "Adith adalah kekasihku jauh sebelumnya!" terang Aurelia dengan nada tegas.

Alisya memicingkan matanya bingung.

"Tujuanku sebenarnya kemari adalah untuk mengingatkanmu agar mulai dari sekarang jauhi Adith, Aku yakin kau bisa melihat bagaimana mata Adith memandangku dikoridor lalu. Itu karena dia masih sangat mencintaiku tapi masih marah karena aku pergi meninggalkannya ke jepang. Kehadiranmu memang sejenak membuat Adith goyah, untuk itulah aku bukan memerintahkanmu tetapi ingin memintamu agar kamu bisa membantuku kembali bersama Adith lagi." Ucap Aurelia dengan nada suara yang dibuat setulus mungkin.

Alisya kini paham dengan semua maksud dari perkataan Aurelia.

"Huuhhh,,, sepertinya kamu salah paham! antara aku dan Adith tidak terjadi apa-apa dan tidak ada hubungan apa-apa! jadi kau tak perlu khawatir." Alisya menarik nafas pendek.

Suara kerumunan yang datang memenuhi koridor yang segera satu persatu melewati mereka dan memasuki kelas tanpa menaruh curiga tentang situasi mereka.

"Baiklah, kalau begitu terimakasih banyak" Aurelia tersenyum dan berlalu pergi.

Karin yang datang bisa membaca suasana berat diantara mereka berdua terlebih saat dia dan Aurelia berpapasan dan Karin melihat sunggingan licik dan matanya yang tajam membuatnya merasa ada yang sedikit aneh.

"Kenapa Kar?" tanya Rinto yang bingung karena Karin berhenti dan memandangi Aurelia yang melewatinya.

"Sepertinya Saingan Licik muncul!" ketus Karin jengkel.

"Apa maksudmu???" tanya Yogi bingung.

Karin hanya berlalu mendekat ke arah Alisya tanpa menjawab pertanyaannya.

"Apa yang dilakukannya disini?" tanya Karin pada Alisya dengan wajah menggoda.

"Hentikan ekspresi licikmu itu! kau pasti sudah bisa menebaknya dengan melihat layar lobi kan?" pancing Alisya mencubit wajah Karin.

"Oh wow,,, ternyuata benyar! (Ternyata benar)" ucap Karin dengan pipi yang tembem karena cubitan Alisya.

Rinto dan Yogi tertawa melihat ekspresi lucu yang di timbulkan oleh wajah Karin dan Ekspresi gemes Alisya yang sedang mencubit dan memainkan wajah Karin seperti anak kecil.

"Aku tidak bisa menyangka kalau Aurelia mengalahkan Alisya!" Adora datang dengan wajah kecewa.

"Ada apa sebenarnya? kenapa tiba-tiba sudah dilakukan pengumuman? bukannya harusnya ada pidato yang harus disampaikan oleh tiap calon dulu?" tanya Febi bingung dengan situasi yang serang terjadi.

"Berdasarkan apa yang aku dengar tadi, pemilihan dan penghitungan suaranya telah dimulai sewaktu kita memberikan rekomendasi sebelumnya!" Ucap Beni ikut larut dalam percakapan.

"Jika memang seperti itu, Alisya kan harusnya menang karena dia berada di posisi atas dalam tahap rekomendasi kemarin. tapi kenapa jadi Aurelia yang menang menjadi wakil?" sela Emi tak terima.

"Itu karena Aurelia direkomendasikan langsung oleh kepala sekolah!" terang Beni.

"Haruskah kalian membahas ini didepan Alisya??" Cegat Yogi.

Mereka tak sadar kalau dari tadi Alisya mendengarkan pembahasan mereka. Yogi yang merasa kurang nyaman dan menjaga perasaan Alisya serta Karin dengan segera mengingatkan mereka.

"Ma maaf, Maafkan kami Alisya, kami bukannya bermaksud... " Suara Adora tercekat dan gagap.

"Tidak masalah... santai sajalah, aku tidak akan terbawa perasaan untuk hal-hal seperti itu. lagi pula dari awal sudah ku katakan bahwa aku tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu. Dan aku sudah mengajukan mundur kepada ibu Arni" jelas Alisya.

"Jadi kau juga mengajukan mundur???" Karin kaget mendengar kalimat Alisya.

"Kau juga?? jadi kamu..." Alisya langsung menepuk jidatnya lalu berpandangan dengan Karin dan tertawa berdua. Semua yang melihat Karin dan Alisya tertawa kebingungan tak mengerti.

Alisya dan Karin tertawa terbahak-bahak karena Aurelia ternyata menang begitu saja karena tak memiliki lawan dalam pemilihan meski dia bahkan harus bersusah payah mendapatkan rekomendasi dari kepala sekolah.

"Sudah ku duga kau pasti akan mengundurkan diri" Adith muncul ditengah kerumunan siswa lain yang berdatangan menuju kelas.

"Kamu bisa nyempil dimana saja yah?" ucap Karin takjub dengan kelihaian Adith menyembunyikan dirinya ditengah keramaian.

"Aku cukup kerepotan menghindari para siswi yang yang bersedih!!!" terang Adith menarik nafas lega.

"Bersedih? kau menolak mereka?" tanya Alisya polos.

"huhh!! dibanding mereka semua, aku lebih merasa kasihan pada Aurelia!" Karin tertawa pelan.

"Kenapa kamu melakukan itu Adith?" tanya yogi penasaran.

"Kenapa? ada apa?" tanya Alisya semakin bingung.

"Kamu tau kenapa lobi tadi ribut? kau pasti mendengar sorakan yang heboh kan?" tanya Karin yang dijawab anggukkan oleh Alisya.

"Itu karena kandidat calon Osisnya meleset jauh dari prediksi semua siswa dimana Kandidat pemenang ketua Osisnya adalah Adith yang kemudian dipastikan Wakilnya adalah dirimu Alisya. Namun ternyata yang menjadi ketua Osis adalah Zein dan wakilnya adalah Aurelia! mereka akan dinobatkan sebagai pasangan utama sekolah!" Jelas Rinto dengan suara tegas.

Mata Alisya melebar sempurna.

"Pantas saja semuanya melewatiku dengan tatapan penuh tanya dan kebingungan! apa yang kau lakukan Adith?" tanya Alisya penasaran dengan tawa yang tercekit.

"Dari awal aku mengetahui bahwa kamu tidak begitu tertarik untuk mengikuti pemilihan ini. Akupun yang dari awal juga memiliki pemikiran yang sama, memutuskan untuk memastikan sendiri kemarin. Jika kau benar-benar ingin tetap lanjut dalam pemilihan maka aku tidak masalah jika menjadi ketua Osis. Tapi setelah memastikan bahwa kau tidak mengikutinya, akupun mengundurkan diri dari pemilihan" Adith tersenyum licik karena memiliki pemikiran yang tak jauh beda dengan Alisya.

"Kau jahat!!!" bentak Aurelia masuk di tengah krumunan membuat semua orang sontak melihat ke arah mereka.

Melihat wajah Aurelia yang merah padam membuat Alisya sedikit Iba kepada Aurelia.

"Aku tidak melakukan hal kejahatan apapun" jawab Adith dingin.

"Jika tidak kenapa kau mengundurkan diri?" suara Aurelia sedikit tercekat.

"Dari awal aku memutuskan untuk tidak menjadi ketua Osis karena Perusahaan akan membuatku tidak terfokus terhadap tanggung jawabku sebagai ketua Osis. Dan perusahaan menuntutku untuk tidak bisa memiliki waktu terhadap kegiatan lain yang lebih menyibukkan. Aku rasa Zein cukup mampu melakukan hal tersebut. Terlebih karena dia jauh memiliki kemapuan dalam hal ini." Jelas Adith tanpa menjatuhkan atau menyudutkan orang lain.