webnovel

Inevitable Fate [Indonesia]

Siapa bilang seorang Nathan Ryuu, lelaki blasteran Jepang - Perancis, adalah anak dari seorang konglomerat besar, sudah hancur dan tak memiliki cinta usai dia kalah dari Vince Hong dalam memperebutkan Ruby? Lelaki muda dan berkuasa ini terlalu jauh dari kata menyerah, meski pemikiran itu sempat menghinggapinya di awal-awal perceraiannya. Nyatanya, takdir dari langit mencoba menawarkan asa baginya untuk sekali lagi bertaruh pada cinta wanita tak terduga. Apakah dia berani mengambil taruhan itu? Wanita itu, Reiko Arata Zein, seorang blasteran Jepang - Indonesia yang harus berjuang sendiri ketika dunia sedang menguji dan menderanya. Kalaupun mereka memutuskan untuk bersatu, bisakah menghadapi semua badai yang diciptakan orang-orang di sekitar mereka? Atau lebih baik menyerah demi kebaikan bersama? ================================== =*= Novel DEWASA =*= ================ Tolong yang belum umur 18 tahun jangan coba-coba melirik apalagi membaca novel ini atau penulis tidak akan bertanggung jawab apabila Anda dewasa sebelum waktunya. Bijaksana dan bijaksini dalam memilih bacaan yang sesuai dengan Anda. Language: Indonesia Warning: (mungkin) akan ada adegan-adegan dewasa Source of story: (spin-off) Lady in Red 21+

Gauche_Diablo · 都市
レビュー数が足りません
702 Chs

Melepas Kejenuhan

Pada akhirnya, Reiko pun melewatkan sehari semalam dia di sebuah kafe internet yang tergolong aman dan nyaman. Ia menyewa sebuah bilik yang bisa dia gunakan sebagai tempat berteduh dan bermalam dengan biaya tidak terlalu tinggi dibandingkan bea kontrak rumah atau kos.

Reiko telah berhasil mendapatkan lebih dari 50.000 yen saat dia live streaming di akun Vtuber (Virtual Yutuber) dia. Mungkin sekitar 6,5 juta jika dirupiahkan.

Banyak subscriber dia yang protes karena Reiko terlalu lama menghilang. Itulah kenapa dia mendapatkan "saweran" lumayan banyak lebih dari biasanya di hari itu. Menurutnya, itu adalah saweran rindu para pengikutnya.

Melihat pendapatan Yutub dia hari ini, Reiko bersyukur karena bisa menambah uang untuk hidup dan makan hari depan, meski tidak bisa dikatakan banyak.

Tak apa, syukuri saja, begitu benak Reiko membisikkannya, teringat oleh kata-kata mendiang ibunya agar dia selalu bisa mensyukuri sekecil apapun rejeki yang datang.

Reiko menginap di kafe internet selama 2 hari dan pada hari ketiga, memutuskan untuk mendatangi event Comiket[1].

Meski ini tergolong musim panas, namun dia yakin event Comiket akan tetap dibanjiri puluhan bahkan ratusan ribu orang.

Jika biasanya Reiko akan datang menggunakan dandanan dengan pakaian cosplay[2], namun kali ini dia tidak akan menjadi cosplayer[3].

Selain dia sedang dalam masa pasca luka di sekujur tubuhnya, wajahnya juga baru saja pulih dari lebam-lebam. Selain itu, melakukan cosplay bagi Reiko tidak bisa dilakukan asal-asalan begitu saja.

Jika Reiko memang berniat melakukan cosplay, maka dia akan all-out dalam berdandan dan menyiapkan kostumnya pula. Sedangkan kondisi dia saat ini tidak memungkinkan secara finansial.

Bagaimana pun, ber-cosplay juga butuh modal yang terkadang tidak sedikit. Beberapa kostum cosplay dia sudah dia jual kepada penghuni apato lamanya demi mendapat uang. Jika menyewa kostum, rasanya kurang sreg di badan.

Seorang Reiko memang melakukan apapun yang bisa menghasilkan uang selama itu jalur yang pantas dan tidak melawan hati nurani dia. Entah itu menjadi yutuber, cosplayer, pekerja konbini ... dia rela melakukannya karena dia hanya lulusan SMA tanpa uang berlebih.

Jika ada yang bertanya apakah orang tuanya tidak mewariskan uang padanya, Reiko hanya akan tersenyum tanpa menjawab bahwa rumah dan uang dari orang tuanya sudah berada dalam cengkeraman paman dan bibinya.

Ketika Reiko hidup menumpang pada sang paman, dia hanya diberi sedikit saja harta warisan orang tuanya dan dia dianggap bukan menumpang melainkan mengontrak sehingga sebagian besar uang warisan untuknya dikuasai paman dan bibinya dengan dalih bea hidup Reiko sehari-hari di rumah mereka.

Oleh sebab itu, sejak lulus SMA, Reiko memilih keluar dari rumah paman dan bibinya untuk mandiri saja daripada menjadi benalu dan makan hati di rumah itu.

Reiko ingin lebih mandiri dan menghasilkan uang melalui tenaga dia sendiri saja daripada terus hidup dalam tekanan paman dan bibinya, apalagi sepupu-sepupu dia juga kurang menyukainya dan kerap memancing keributan dengan Reiko.

Inilah kenapa dia sudah hidup sendiri semenjak lulus SMA dan tidak bisa melanjutkan ke universitas.

Banyak teman Reiko sangat menyayangkan Reiko tidak melanjutkan studi hingga kuliah padahal nilai akademik Reiko tergolong tinggi dan bagus.

Yah, mana mungkin dengan finansial pas-pasan bisa membiayai kuliahnya? Karena itu, Reiko mengalah dan mencoba logis saja dalam menjalani hidup.

Pekerjaan pun berganti-ganti, dari penjaga konbini, pelayan di kafe, tukang cuci piring di restoran, sampai tukang antar susu. Dan kemudian dia menemukan kenyamanan ketika mencoba menjadi yutuber.

Menjadi cosplayer hanya dilakukan sesekali saja ketika ingin.

Dan kini, meski dia tidak datang sebagai cosplayer, dia tetap ingin menghadiri event Comiket. Ia ingin sedikit menghibur dirinya usai jenuh beberapa hari ini berada di dalam bilik kafe internet.

Memakai pakaian kasual kaos dan jins saja, Reiko juga memakai masker dan topi untuk menyamarkan bekas lebam di wajahnya. Meski lebam itu sudah mulai memudar dan kembali ke warna kulit, namun Reiko masih merasa itu terlihat jelas.

Benar dugaan Reiko, event Comiket kali ini tetap saja seramai biasanya. Walaupun ini musim panas, orang masih berduyun-duyun mendatanginya.

Sudah ada banyak cosplayer dari seluruh dunia yang hadir di beberapa sudut, berpose agar pengunjung bisa memotret mereka.

Reiko tersenyum. Itu mengingatkan dia akan dulu ketika dia aktif sebagai cosplayer. Foto-fotonya selalu laris terjual karena postur tubuh ideal Reiko yang tinggi dan seksi membuat dia sangat pantas memerankan tokoh apapun dari anime entah itu tokoh wanita atau pria cantik atau yang kerap disebut bishounen[4].

Teringat dulu betapa repotnya dia menyembunyikan dada menyembul dia ketika dia sedang ber-cosplay menjadi bishounen. Meski sudah memakai kain pembebat dada, tetap saja masih nampak gundukan di sana.

Namun, pengunjung tetap puas akan penampilan cosplay Reiko dalam tokoh apapun. Tubuh tinggi semampai dia menjadi penunjang utama keberhasilan dia membawakan image tokoh sesuai aslinya.

"Hmm ...." Kembali ke alam kini, Reiko tersadar dari lamunannya, tersenyum dan mulai jalan-jalan. Dia sama sekali tidak menyadari adanya orang yang terus mengikuti ke mana pun dia melangkah semenjak keluar dari kafe internet.

-----------------

[1] Comiket atau Comic Market, adalah event terbesar yang diadakan dari dan untuk para penggemar anime dan manga di Jepang. Event yang berlokasi di Tokyo Big Sight ini diadakan dua kali dalam satu tahun dan jadi acara yang paling dinanti-nanti oleh otaku, hingga cosplayer dari seluruh dunia.

[2] Cosplay merupakan sejenis pertunjukan dimana individu akan berpenampilan lengkap seperti suatu tokoh dan memperagakannya. Tokoh yang diperagakan biasanya berasal dari komik, anime, game, film, drama dan lain sebagainya.

[3] Cosplayer adalah orang yang melakukan cosplay. Terkadang seorang cosplay juga bisa mendapatkan uang dari hasil foto cosplay dia, apalagi jika dandanan yang dia hasilkan nyaris menyerupai tokoh yang sedang dia peragakan.

[4] Bishounen adalah istilah dalam bahasa Jepang yang secara harfiah berarti "pemuda cantik" dan menggambarkan estetika yang dapat ditemukan di daerah yang berbeda di Asia Timur: seorang pemuda yang cantik melampaui batas gender atau orientasi seksual. Untuk diketahui, bishounen itu bukan BANCI karena mereka tetap terlihat maskulin. Mereka hanya lelaki yang berparas lembut dan tampan sampai terlihat cantik. Contohnya seperti idol Kpop, bisa dikatakan bishounen.

https://japanesestation.com/lifestyle/japan-fact/8-event-terbesar-untuk-para-pecinta-anime-otaku-di-jepang

https://www.tokopedia.com/blog/fakta-unik-tentang-cosplay-hbl/

Gauche_Diablocreators' thoughts