" turun " perintah hadwin datar menatap ke dalam kaca mobil
" tidak , sebelum kau mengantar ku pulang kembali " ucap nada menahan pintu mobil agar terbuka
" jadi kau tidak mau turun !!! " tanya hadwin sekali lagi menatap ke arah nada tidak puas
nada menggelengkan kepalanya keras tetap pada pendirian nya
" jadi kau tidak mau turun gadis nakal " tanya sekali lagi hadwin dengan senyuman mengerikan nya
nada dengan ragu-ragu menggelengkan kepalanya ada rasa takut dalam dirinya melihat senyuman itu
dengan kasar di buka nya pintu mobil tangan nada ditarik paksa oleh hadwin dan menggendong tubuh mungil itu
" hei pak tua lepaskan bangsat " umpat nada kesal
tanpa bicara apapun hadwin melangkah memasuki halaman rumah nya
klekk....
tap...
tap....
tap...
tap....
suara langkah kaki menggema di penjuru mansion yang sepi diikuti dengan asisten setia nya
dari arah berlawanan seorang wanita yang sudah berusia 40 tahun berlari tergesa-gesa setelah mendapat laporan dari pembantu lain kalau tuan muda Anderson telah tiba di mansion utama
langkah hadwin terhenti saat seseorang berdiri di samping nya
" selamat siang tuan " ucap bibi hanny menyambut kedatangan Hadwin Maverick Anderson yang sudah lama tidak pernah ke mansion utama setelah bertahun-tahun
" siapkan kamar di lantai 2 dan pakaian wanita " ucap hadwin melangkah pergi begitu saja menuju kamarnya
" baik tuan " ucap bibi hanny
menatap tuan muda nya heran tidak biasanya lelaki itu membawa seseorang ke mansion utama pribadi miliknya
" siapa wanita itu pak Rey " tanya bibi hanny
" hanya sebuah tahanan biasa sebentar lagi tuan hadwin akan melepaskan nya " sarkas reyhan
" kalau gitu saya permisi " ucap bibi hanny tertegun mendengar ucapan reyhan yang sangat sarkas sekali
sepanjang dalam gendongan hadwin , nada hanya mampu menyembunyikan wajah nya di balik dada bidang hadwin dia merasa malu saat dilihat beberapa pekerja di mansion ini
brugg....
" arghh " ringis nada kesakitan
" KAU GILA " teriak nada bangkit dari atas kasur
" aku .... kenapa? " tanya hadwin santai mengambil tempat duduk di atas sofa tanpa merasa bersalah
nada tertawa miris melihatnya
" Kau masih bertanya dengan santai heh " sinis nada
Hadwin mengacuhkan nya dan sibuk dengan duniawi nya sendiri
" Heh tuan dengar ya, aku tidak mengenal mu... Kita hanya sebuah kecelakaan kecil yang tidak perlu di perpanjang permasalahan nya dan aku juga tidak mengenal mu sama sekali , ini namanya penculikan berencana " ungkap nada kesal menunjuk-nunjuk pria di hadapannya yang tampak cuek
Nada masih menormalkan nafasnya setelah berpidato panjang lebar dengan tembok hidup didepan nya
" sudah selesai " tanya hadwin
" SUDAH " sarkas nada kesal
" lebih baik kau bersihkan tubuh mu , 10 menit lagi jam makan siang" perintah hadwin melirik arlojinya
" tidak.... siapa juga yang mau makan sama pria modelan kayak kamu " ucap nada ketus
" tidak mau heh " ejek hadwin
" tentu lah " ucap nada melirik sejenak
" jangan salah aku kalau kau kelaparan semalaman " ucap hadwin pergi
" siapa yang mau kelaparan semalaman , aku harus pergi dari sini " gumam nada kesal menatap kepergian hadwin
klekk....
" aku ada urusan sebentar diluar , kau turunlah makan siang para pelayan sudah menyiapkan nya " ucap hadwin memberitahu
" kau pikir aku mau hah , lebih baik kau pulang aku saja ke rumah tidak ada gunanya kau menahan wanita malang seperti ku di rumah mu " ucap nada berdiri dari duduknya berniat mengikuti hadwin
" tidak , aku tidak menyuruhmu untuk ikut dengan ku , mulai hari ini dan seterusnya kau akan tinggal disini bersama ku , urusan keluargamu aku sudah memberitahu nya " ucap hadwin menutup knop pintu kamar dan menguncinya
" HEI SIALAN KAU PAK TUA " teriak nada berlari kearah pintu mencoba membuka nya
" shit !!! sialan memang pria satu ini " umpat nada kasar berbalik menuju sofa
klekk...
pintu kamar dibuka lagi ....
"aku tidak akan mengunci kamar ku jadi jangan kau memikirkan rencana dalam otakmu untuk pergi dariku " ucap hadwin menghilang dibalik pintu
nada menaikkan satu alisnya dirasa kepergian hadwin sudah semakin jauh nada memikirkan semua rencana licik dalam otaknya , terdengar suara mesin mobil pertanda pria itu sudah pergi
" berarti rumah ini akan sepi " batin nada
dengan tergesa-gesa nada memasukan semua barang miliknya kedalam tas perlahan di lihatnya kearah sekeliling merasa aman nada mengendap-endap keluar kamar sembari menenteng high heels nya ditangan sebisa mungkin nada menghidari setiap ruangan yang memiliki cctv
" semoga berhasil...semoga berhasil" seraya nada bersuara didalam batinnya
dari jauh nada melihat pintu utama terpanpang jelas dengan tebirit-birit nada berlari sebisa mungkin sedikit lagi sedikit lagi ia akan berhasil menggapai knock pintu itu saat nada ingin memegang kenok pintu itu tiba-tiba secara paksa itu terbuka dari luar
Krekk.....
nada terjatuh kedalam pelukan seseorang sedangkan pria itu menatap dingin kepadanya siapa lagi kalau bukan hadwin yang berada dihadapan nya sekarang ini
" sudah puas bermain-mainnya sweetheart" ucap hadwin dingin
nada mendorong dada bidang itu dengan keras.....
" aku sudah bilang akan pulang buat apa aku harus menetap yang jelas bukan rumah ku " ucap nada ketus
" oh ya kau sudah berani membantah ku heh " smirk diwajah hadwin begitu terlihat jelas pertanda ada sesuatu yang direncanakan nya saat ini
" memang nya kau siapa harus di turuti terus " tantang nada dengan wajah songong nya
" siapa aku hmm " ucap hadwin sarkas
tanpa aba-aba hanya dari ekor matanya hadwin memerintah anak buahnya membawa paksa wanita dihapadannya menyeretnya tanpa belas kasihan sedikitpun
" HEIII BANGSATT LEPAS ANJINGG , GUE BUKAN BUDAK YA BISA SEENAKNYA BAWA-BAWA GUE KAYAK SAPI AJA SIALAN LO PAK TUA GILA " teriak nada sepanjang jalan
saat tubuhnya diseret tanpa ampun dengan kasar mereka melempar tubuh nada di lantai marmer itu sedangkan hadwin dia hanya menatap dingin kearah nada sepanjang perjalanan
KLEKK....
pintu kamar ditutup dari luar tidak lupa hadwin juga menguncinya dan berjalan pelan kearah nada yang sigap mengambil siaga bila keadaannya dalam darurat nantinya
" sudah puas teriak dan umpatan kasarnya sweetheart " ucap hadwin berjongkok menyamakan jangka tingginya dengan nada
" BELOMM GUE BELOMM PUAS MAKI LO ANJINGG " umpat nada kasar menunjuk-nunjuk wajah hadwin dihadapan nya dengan berani
nada berpikir hadwin juga tidak tahu bahasa nya bukan , jadi dia bebas mengumpat sebanyak apapun tidak masalah
" jangan kamu pikir saya tidak tahu apa yang kamu katakan sweetheart , saya bisa berbahasa indonesia asal kamu tahu dan..." ucap hadwin menatap intimidasi kearah nada yang menegang di tempatnya tidak percaya dengan gerakan cepat hadwin mengangkat tubuh nada dilemparnya tubuh kecil itu ke atas kasur mewah miliknya
" ANJINGG" umpat nada kasar memegang bokong nya sakit
nada yang berniat ingin menghindari hadwin terlambat gerakan hadwin lebih cepat dari pada gerakannya sekarang hadwin sudah memegang dikedua sisi tanganya mengukung tubuhnya di bawah tubuh tegap pria itu
" dan.... aku akan memberimu hukuman yang tidak akan pernah kau lupakan sweetheart sebagai bentuk kau melanggar semua aturan dariku" smirk jahat terlihat kembali dari wajah hadwin yang sudah siap menerkam nya