Kiranya aku mendengar grasa-grusu entakan kaki yang menyelinap di balik mobil Jebran. Ternyata, ini hanya sebuah perasaan yang terus dibawa sejak bertemu dengan foto mencurigakan tersebut.
Di dalam ruang tengah rumah Leo yang terlihat sangat nyaman.
"Duduklah! Leo sudah lama tidak kembali ke Indonesia. Bila kembali pun sudah sangat jauh," keluh ibunda Leo.
"Kami sangat merepotkan bibi saja, kedatangan kami ke sini tidak akan berlangsung lama, Bi," lontar Jebran mengambil posisi duduk.
Aku dan Jebran akhirnya duduk saling berdampingan di atas sofa empuknya.
"Ah … jarang-jarang bos Leo datang ke rumah. Ini sebuah kehormatan bagi bibi," sebut ibunda Leo.
"Ah, bibi Lis jangan berlebihan," gerutu Jebran merundukkan pandangan.
"Lalu, bagaimana dengan keadaan Leo di sana? Apa dia menjadi orang yang baik atau malah jadi orang yang buruk?" tanya ibunya penasaran.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください