webnovel

Bab 3: sang jenius

Seminggu kemudian

Anak laki-laki itu berjalan di lorong-lorong panjang menuju ruang pendaftaran. Meski tes pendaftaran di Akademi Aldrich terkenal akan tingkat kesulitannya. Anak itu tidak takut sama sekali.

Menurut peraturan resmi dari Akademi Aldrich. Hanya pelajar dan para staf dari Akademi Aldrich saja yang boleh masuk ke area sekolah. Ada tiga poin penting bagi pelajar yang ingin masuk ke Akademi.

Pertama, memiliki salah satu dari tujuh pass penyimpan coin (Aldrich pass, Gill pass, Reeve pass, Shan pass, Joe pass, Hart pass, dan Mukash pass.)

Kedua, harus bisa melewati tes bapak scienta dan lulus dalam setidaknya tiga dari 17 tes talentum. Tes talentum sendiri adalah tes untuk menguji bakat seseorang.

Tujuh belas talentum tersebut adalah; Kimia, Game online, Fisika, Bela diri, Olahraga, Memasak, Pentas Drama, Musik, Menulis, Kelola Bisnis, Seni, Filsafat, Ilmu Komputer, Politik, Biologi, Sastra, dan Matematika.

Ketiga, tidak boleh membawa barang apapun ke wilayah Akademi, termasuk uang, pakaian, dan aksesoris apapun. setiap pendaftar disuruh untuk mengganti pakaian terlebih dahulu saat ingin memasuki wilayah sekolah.

Sedangkan untuk peraturan-peraturan lainnya kurang lebih sama dengan kebanyakan sekolah yang ada diluar sana.

Hal pertama yang harus dilakukan Reynold saat sudah masuk kedalam ruang ujian pertama, yaitu Scienta. Pendaftar disuruh untuk mengerjakan banyak pertanyaan essay dengan level kesulitan yang tinggi.

Setelah kehilangan orang tuanya selama dua tahun lebih, anak itu belajar begitu banyak pengetahuan dari berbagai sumber. Tes pengetahuan umum yang diujikan oleh pihak sekolah sama sekali bukan hal yang sulit bagi Reynold.

berikutnya adalah tes talentum. Reyn juga berhasil menyelesaikan berhasil menyelesaikan 17 tes tanpa mendapat kesulitan yang berarti.

"Tidak buruk. dalam sejarah Akademi Aldrich tidak banyak yang mampu menyelesaikan ke 17 tes talentum di di hari pendaftaran. Selamat nak, kau lulus. Kau akan mulai masuk sekolah hari senin besok. Jika ada pertanyaan silahkan tanya sekarang."

"Tidak ada."

Si penguji sedikit penasaran dengan anak itu. Selama dia bekerja di Akademi, baru kali ini dia menemukan anak yang dengan santainya bilang 'tidak ada'.

Akademi Aldrich adalah tempat dimana banyak sekali peraturan ketat yang harus ditaati. Ketidaktahuan akan keberadaan peraturan yang berlaku adalah sebuah masalah besar. Bagi orang-orang yang tidak mau patuh atau tidak sengaja melanggar satu saja, bisa langsung dikeluarkan dari sekolah tanpa negosiasi.

"baiklah silahkan tunggu sebentar, aku akan mengurus berkas-berkas pendaftaranmu."

Selang beberapa lama, sang penguji kembali membawakan Reynold 17 lencana lencana berwarna hitam. Desainnya unik karena berbentuk burung elang yang merupakan lambang dari Akademi Aldrich.

"Jadi inikah yang dinamakan lencana talentum? Desainnya menarik, aku suka."

"Tepat, sepertinya kau sudah belajar banyak sebelum datang kesini. Tidak heran kau tadi bisa bilang tidak ada pertanyaan."

"Saya hanya menghafalkan hal-hal yang saya rasa harus diketahui. Tidak lebih. Terima kasih bapak pengawas, kalau begitu saya permisi."

Si pegawas merasakan agak aneh karena dipanggil pak, memang benar dia semakin tua. Tapi dia merasa masih belum setia itu sehingga pantas dipanggil pak.

"Jangan panggil aku pak, namaku Tegar Adhitama. Panggil saja guru tegar. Ambil buku ini

Meski kau sudah hafal peraturan tertulis di Akademi, masih ada beberapa peraturan tidak tertulis yang juga sama sama pentingnya untuk diperhatikan. Buku ini akan memandumu."

Reyn masuk ke dalam apartemen yang telah disiapkan untuknya. Satu apartemen hanya untuk satu orang tidak lebih, hal itu membuat reyn cukup senang karena selama ini dia juga hidup sendiri. Setelah selesai selesai membereskan barang-barang nya akhirnya dia bisa istirahat

Setidaknya ketenangan itu bisa bertahan, sampai ada orang yang berkali-kali menekan bel apartemen miliknya. Reyn membuka pintu. Reyn melihat tiga laki-laki, dua perempuan yang sepertinya ingin berkunjung ke apartemen.

"Bolehkah kami masuk? kami adalah tetanggamu di lantai 13 ini. " Tanya salah seoarang perempuan diantara mereka.

"Boleh saja, tapi masih belum ada persiapan apa-apa untuk tamu. Jadi mohon maklum kalau harus duduk di lantai."

"Tidak masalah karena kami bawa karpet sendiri. Eh, tunggu dulu... Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya wanita itu dengan tatapan menyelidik.

"Em... Sepertinya iya, tapi aku tidak ingat."

Reyn mencoba menggali kembali ingatan masa lalunya. Samar-samar Reyn ingat kalau pernah bertemu wanita itu baru-baru ini, tapi dia lupa dimana.

"Aku ingat, kau yang ada di bandara beberapa minggu yang lalu kan?"

Mendadak ingatan masa lalu yang bagaikan puzzle tiba-tiba terpecahkan.

"Oh, rupanya kau wanita yang mabuk kendaraan itu. Aku ingat sekarang."

"Tidak kusangka kita bisa bertemu kembali, bahkan secepat ini. Hassan, tolong bentangkan karpetnya."

Perempuan itu melirik temannya yang berbadan besar. Tampang wanita itu bagaikan boss grup. Apakah dia semacam ketua lantai 13

Laki laki berbadan besar itu melepas ransel yang dibawanya. Semua pengunci ranselnya dilepas lalu dia membentangkan nya menjadi sebuah karpet yang sangat lebar. Lebih dari cukup jika hanya untuk 6 orang saja.

"Jadi biar ku perkenalkan satu-persatu, namaku Chaterine Alicia. Aku berasal dari Amerika."

Alicia berbohong. Dari logat bicaranya saja sudah kelihatan sekali kalau dia tidak pernah tinggal di Amerika.

"Dan yang itu adalah Kenzi muramasa. Asalnya... aku tidak tahu. Hei, kau berasal darimana? "

Alicia menunjuk kearah laki laki gemuk yang tadi membawakan ransel.

"Tidak perlu kau beritahu juga sudah jelas, kau pasti dari Jepang. iya kan?" Tebak Reyn

"Emm... sebenarnya aku dari Vietnam, orang tuaku yang dari Jepang. Jujur, Aku bahkan belum pernah ke jepang."

"Yang memakai jaket hitam itu assraf el Hosseini dari kairo Mesir, dia juga menjadi anggota komunitas muslim di pulau Aldrich."

"Lalu ada Bhanu anjali, dia berasal dari pakistan."

Bhanu menganggukkan kepala pada Reyn. jika dalam bahasa lain mungkin bisa berarti iya atau betul. Tapi India dan Pakistan memiliki bahasa isyarat gelengan kepala yang begitu banyak. Sulit untuk mengetahui maksudnya jika tidak terbiasa.

"Dan yang terakhir... aku lupa nama lengkapnya, intinya kami biasa memanggilnya Eri"

Eri merasa kesal karena hanya dirinya yang tidak diperkenalkan dengan baik.

"Namaku Elizaveta Roksana Yaroslava.eperti katanya, panggil saja Eri. Aku orang rusia."

Meski namanya rumit reyn masih bisa mengingat nya dengan baik.

"Senang bisa berkenalan dengan kalian, namaku..."

Reyn hampir saja menyebut nama kreator Mu zhen luo. Itu adalah nama yang biasa digunakan orang tuanya dulu bagi Reyn. Seandainya punya teman baik, dia tidak ingin temannya memanggilnya dengan nama aneh itu.

"Namaku...." Ulang Alicia tidak sabar.

"Namaku Reynold Grisham atau kalian juga bisa memanggilku dengan nama Mandarin Xiao jiazhen, terserah kalian."

Reyn memutuskan untuk menggunakan nama palsu untuk pertemanan. Selama 2 tahun terakhir Reyn tidak pernah menggunakan nama aslinya karena selalu mengingatkannya pada dirinya yang dulu masih bisa bersama kedua orang tuanya.

"Kau orang china asli kah?" tanya Bhanu anjeli.

"Tidak juga, hanya ibuku saja yang keturunan Tionghoa, ayahku orang Amerika."

"Amerika Serikat?" Tanya Chaterine Alicia penasaran.

"Tidak, sebenarnya ayahku berasal dari kanada."

"Lalu, Kau apa tujuanmu datang kepulau ini? Karena jujur saja, aku aslinya tidak ada keinginan sama sekali untuk melanjutkan sekolah disini. Hanya saja keinginan orangtuaku sudah diluar kendaliku." Kata kenzi muramasa sebal.

"Orang tuaku sudah meninggal. " balas reyn yang tanpa sadar telah mengepalkan tangannya.

Mimik wajah kenzi dan juga anak anak lainnya menjadi merah padam.

"Emm.. Aku minta maaf. aku tidak tahu kalau... "

"Tidak apa-apa, itu sudah menjadi masa lalu. Aku datang ke sekolah ini karena suatu urusan, tidak lebih dari itu."

"Urusan? Sepertinya masalah yang serius. Sebaiknya kita membicarakan hal lain saja yang lebih menyenangkan."

Alicia mengalihkan pembicaraan. Dia khawatir kalau pertanyaan-pertanyaan berikutnya hanya akan menyudutkan Reynold untuk menceritakan cerita cerita privasinya.

Pembicaraan mereka terus berlanjut hingga jam 10 kurang sedikit.arena siswa perempuan dilarang keluar dari apartemen setelah jam 10 mereka terpaksa pulang.

"Baiklah kalau begitu kami pamit dulu, bye bye. baik peraturan resmi maupun tidak resmi semua sudah kurangkum dalam buku catatan itu. Bacalah jika senggang." ucap Alicia mengingatkan sebelum akhirnya pergi.

Karena tidak ada lagi yang reyn ingin lakukan, dia langsung berbaring diatas kasurnya, lalu membaca buku catatan yang Alicia berikan.

Hari ini ada dua orang yang memberi Reyn buku panduan. Seperti apa sebenarnya Peraturan Akademi Aldrich itu sebenarnya? Reyn sangat penasaran.

Dari semua yang tertulis di buku catatan Reyn menemukan ada beberapa poin penting yang harus reyn perhatian dengan baik.

Pertama, Aldrich school memiliki sistem peringkat yang ditentukan berdasarkan coin yang dimiliki oleh setiap siswa. Coin menjadi satu-satunya alat tukar sah di Akademi Aldrich.

Dengan begitu setiap orang dituntut untuk memanajemen keuangan sendiri sebaik-baiknya. Semakin tinggi tingkatkan yang dimiliki maka akan semakin banyak pula hak khusus yang di peroleh orang tersebut.

Urutan tingkatan dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi ada

kayu (100-999 coin),

batu (1.000-9.999) ,

besi (10.000-99.999),

perunggu (100.000-999.999),

perak (1.000.000-9.999.999),

platinum (10.000.000-99.999.999),

emas (100.000.000-999.999.999),

namiblum (1.000.000.000-999.999.999),

astaria (10.000.000.000-99.999.999.999),

dan yang terakhir x-project, yaitu diatas 100 miliar coin. Namun belum ada satupun manusia dibumi yang pernah mempunyai kekayaan sebesar itu tercatat di sejarah.

Dari seluruh siswa Akademi Aldrich sekalipun hanya satu orang saja yang telah sampai di tingkat emas, tingkat platinum berisi 2 orang, lalu tingkat perak berisi 7 orang.

Mereka bersepuluh kemudian dijuluki sepuluh Dewan. Hak mereka istimewa yang mereka miliki bahkan sudah bisa untuk menciptakan peraturan-peraturan tertulis baru di Akademi.

sedangkan untuk 42.572 siswa lainnya masih berada diantara tingkat kayu sampai perunggu. Dan rata-rata siswa berada di tingkat batu atau besi.

Kedua, tentang peraturan tidak tertulis. Saat ini sekolah terpecah menjadi 5 kubu yang berlawanan, Hyogo Continent, Green Sea, Bai Ying, Europe United, dan Frotus Galahad. Jika ingin hidup aman, jangan pernah sekalipun ikut ccampr dengan kelima kelompok itu. sekali saja ikut campur maka selamanya tidak akan bisa menjadi orang netral kembali.

Ketiga, Daftar Hak2 yang dimiliki siswa dengan tingkatan kayu. Disana hampir tidak ada yang berbeda dari hak yang dimiliki siswa SMA pada umumnya, mungkin yang membedakan hanyalah kebebasan murid untuk menentukan jadwal kelas keahlian atas persetujuan dari guru yang bersangkutan.

Karena Reyn baru masuk Akademi, dia hanya diberi modal awal 1.000 poin. Dia berada di tingkat kayu paling awal. Menurut peraturan yang ada siapapun yang berada di bawah tingkat kayu selama 7 hari berturut-turut akan dikeluarkan secara paksa oleh pihak sekolah. Dengan kata lain hidup Reyn di Akademi sedang terancam.

Pagi hari berikutnya, Reyn menjalani sekolah dengan normal. Tidak ada yang begitu spesial. Satu hari yang terlalu biasa bagi Reynold. Jauh berbeda dengan saat Reyn dulu berjuang mati matian untuk menerjemahkan dokumen setiap harinya.

Sepulang, Alicia mengajak Reyn untuk pergi ke tempat Klub memanah berlatih. Mereka berjalan berdua menyusuri lorong-lorong gedung pelajaran tambahan.

"Katanya klub memanah adalah salah satu klub terbaik disekolah ini. Bahkan Black Arrow, ketua klub ini pernah mencetak rekor memanah dengan jarak terjauh sedunia."

Dengan berapi-api Alicia menjelaskan semua yang dia ketahui tentang klub memanah. Reynold hanya menanggapi beberapa dari yang Alicia katakan.

"Kau suka memanah ya?"

"Aku tidak begitu suka memanah tapi aku suka melihat orang yang memanah. Hasaan dan teman-teman lainnya di lantai 13 semuanya juga ikut klub memanah. Tapi mengingat mereka masih..."

Meski pintar dalam bidang akademik, Reyn butuh waktu untuk berpikir sebelum bicara. Jadi dia susah untuk mengikuti percakapan Alicia yang terus-menerus.

"Kita sampai."

Didepan mereka ada sebuah pintu. Alicia ingin membuka pintu tersebut, tapi lebih dulu halangi oleh Reyn.

"Coba dengar." Perintah Reyn

"Apa?"

Alicia sedikit bingung dengan perkataan Reyn. Namun, dia tetap patuh. Alicia bisa mendengar suara dia orang yang sedang bertengkar.

"Black Arrow!! Waktumu sudah habis. kau harus memberikan hak milik atas ruangan ini pada klub lempar lembing."

"Jangan bicara seenaknya, tempat ini sudah menjadi milik klub memanah sejak sekolah ini didirikan. Mana bisa seenaknya diberikan ke klub lain begitu saja." balas orang yang sepertinya adalah Black Arrow.

"Lalu dengan cara kalian membayar hutang klub kalian, huh? Sebaiknya jangan berbuat macam-macam atau Bai Ying akan mengambil tempat ini secara paksa."

"Jangan menjadi pengecut dengan mengandalkan bantuan Bai Ying. Jika kalian memang mau tempat ini kenapa tidak memperebutkannya dalam kompetisi saja?" kata orang yang berbeda lagi. Jelas sekali dia berada di pihak siapa.

"Kompetisi? yang benar saja? kalian yang hutang, kenapa kami yang harus ikut kompetisi. Jelas-jelas itu tidak masuk akal."

"Begini saja, kita akan berkompetisi. Aku sendiri yang akan maju. Jika perwakilan kalian bisa menang dariku dalam kompetisi memanah, tempat ini milik kalian dan aku juga akan menjadi pengikut Bai Ying. Jika kalian yang kalah, beri kami waktu satu bulan lagi untuk membayar hutang."

Ruangan hening untuk beberapa saat.

"Baiklah. Aku turuti kemauan kalian untuk kompetisi. Namun dengan satu syarat lagi. Jika kalian kalah, kalian juga anggota klub memanah harus bersedia bawahan Klub lempar lembing. Bagaimana? "

"Sepakat." Tegas Black Arrow penuh percaya diri.

PRANG!! Alicia tidak sengaja menyenggol besi hingga terjatuh dari meja.

"Siapa disana? "

Bisa gawat kalau sampai mereka berdua ketahuan. Reyn langsung menggenggam tangan Alicia erat-erat. Membawa nya berlari, kabur sejauh mungkin dari tempat itu.

Mereka sampai di taman belakang sekolah. Setidaknya Baik dari klub memanah dan lempar lembing tidak akan ada sadar kalau mereka berdualah yang tadi menguping.

"Huh, hampir saja." Reyn duduk di kursi taman dan merilekslan kakinya. Berlari setelah sekian lama tidak pernah lari. Membuat dirinya merasa begitu lelah.

"Tadi itu berbahaya sekali ya... "

Alicia duduk disebelah Reyn. Nafasnya juga terengah-engah.

"Ngomong-ngomong soal tadi. Mereka menyebut-nyebut kompetisi. Apa itu?"

"yang aku dengar. Itu adalah ajang dimana keahillian para siswa dipertandingkan. Hanya orang orang berbakat di tingkat besi seperti Black Arrow dan orang yang dia ajak bicara tadi saja yang berani melakukan kompetisi. Bahkan katanya para dewan juga kadang kali ikut dalam kompetisi."

"Benarkah? kelihatannya menarik."

"Kalau mau menonton, ayo kita pergi bersama. Soalnya aku juga penasaran. Mari ajak yang lain juga."

Reyn mengangguk.

"Aku ingin tahu seberapa tinggi tingkat kemampuan anak-anak terbaik sekolah ini."

"Kau sepertinya punya obsesi menjadi yang terbaik ya..."

"Benar. Sebentar lagi aku akan berada di tingkat puncak Akademi ini." kata Reyn menunjukkan semangatnya.

Mendengar itu, Alicia justru tertawa. Reyn sangat berbeda dari Alicia. Reyn punya tujuan yang ingin dia capai di Akademi.

Sementara Alicia hanya ingin agar bisa menjauhi orang tuanya selama mungkin. Alicia masih belum punya tujuan yang jelas untuk masa depannya. Apa yang benar-benar diinginkan oleh Alicia. Dia masih belum menemukannya.

Semakin lama berpikir, semakin banyak pula kenangan-kenangan pahit masa lalu yang menghantui Alicia.

"Hey, Reyn. Apa kau ingin mendengar cerita?"

Dari nada bicara Alicia dan dari wajahnya yang sayu. Reyn langsung menyadari kalau Alicia ingin memberi tahunya sesuatu yang sulit untuk diungkapkan.

"Katakan saja, aku akan dengarkan."

Saat ini Alicia hanya butuh teman untuk mendegarkan dia bercerita. Baru kali ini Alicia punya teman yang bisa mendengarkan ceritanya.

Alicia mulai bercerit. Tentang dia waktu kecil yang tidak mendapat kasih sayang orang tua. Pertengkaran kedua orang tua Alicia yang suka malas-malasan.

Dirinya yang harus mempelajari Buku-buku besar perpustakaan dari pagi sampai sore. Dirinya yang harus berlatih memanah dan berkuda meski terpaksa. Sampai pada akhirnya, Alicia yang kabur dari rumah karena merasa bagaikan dipenjara dirumah sendiri.

"Setiap orang memiliki sudut pandang berbeda. Meski orang tuamu berbuat buruk padamu, aku sangat yakin kalau mereka masih sangat sayang padamu."

Kata Reyn meyakinkan Alicia.

"Mudah saja kau bilang begitu, padahal kau tidak merasakannya."

"Bukannya aku mau ikut campur urusanmu. Tapi menurutku, Jika bukan karena rasa sayang mereka padamu. Lalu kenapa kau disuruh untuk belajar dan berlatih memanah?"

"Itu...."

Alicia bingung harus menjawab bagaimana. Selama ini dia hanya melihat orang tuanya sebagai orang yang buruk akhlaknya. Tidak pernah sekalipun mencoba untuk melihat dari sisi lainnya.

"Kalau menurutku, mereka sengaja membuatmu sibuk agar kau tidak melihat seberapa menderita nya orang tuamu saat menghadapi permasalahan perusahaan. Zaman sekarang mudah sekali bagi perusahaan besar untuk jatuh."

"Aku masih tidak Terima dengan hal itu." Alicia tetap bersikeras dengan pendiriannya.

"Aku tidak memintamu untuk menerimanya, karena itu baru opiniku semata. Tapi yah... Kau yang kabur dari rumah. aku mungkin juga akan melakukan hal yang sama jika jadi kamu. Karena itu satu-satunya jalan."

Alicia dibuat terkejut sekaligus bingung. Sebenarnya Reyn ini membela siapa?

Suasana kembali menjadi hening. Tidak ada yang memulai topik lagi. Malam hari sudah hampir tiba. Alicia ingat kalau hari ini dia ada kelas menyanyi. Dia harus segera pergi karena ini adalah hari pertamanya masuk. Harus memberi kesan yang baik.

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu." kata Alicia sebelum meninggalkan Reyn.