webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · 都市
レビュー数が足りません
316 Chs

SEAN YANG MANJA

Tepat setelah Gita dan Sean selesai Shalat Subuh berjaamah di kamar, Gita membuka pintu dan mendapati si kecil Aya tengah berkacak pinggang di hadapannya. Dengan sebuah cangkir susu bertangkai di tangannya sebagai temannya berdiri di depan pintu menunggu sang bunda membuka pintu kamar mereka.

"Eh, anak cantiknya bunda udah bangun. Enak bobonya, Nak?" sapa Gita sembari memeluk dan menggendong si kecil tanpa lupa menciumi aroma keringat yang nikmat khas si kecil Aya di pagi hari.

"Bun, kenapa Aya tidul di kamal nenek? Ayah udah pulang ke lumah eyang ya, Bun?" tanya si kecil yang sudah akan merajuk karena sang ayah kembali pulang ke rumah eyangnya saat ia tertidur.

"Siapa bilang ayah pulang ke rumah eyang?" tanya Gita tersenyum, "Coba Aya lihat siapa yang tidur di balik selimut kita?" sambung Gita lagi sembari membawa anaknya masuk ke kamarnya.

"Itu ciapa, Bun?" tanya si kecil bingung karena orang yang ada di ranjang tertutupi selimut tanpa memperlihatkan wajahnya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください