webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · 都市
レビュー数が足りません
316 Chs

JANGAN PERGI!

Di ruang tunggu bandara, Barra merasa perasaannya sangat tidak tenang. Pikiran dan pandangannya tidak sinkron satu sama lain. Detak jantungnya serasa berdetak tidak beraturan entah kenapa.

"Ya Allah, kenapa hati aku gak tenang gini? Lindungi hamba, Ya Allah," doanya dalam hati sambil mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.

Barra memandangi wajah Gita dan dirinya saat mereka bersama sepuluh hari kemarin. Moment kebersamaan yang sangat berharga yang sempat mereka abadikan di masing-masing ponsel mereka.

Memandangi senyuman Gita yang cerah, membuat air mata Barra mengalir tanpa diminta.

Sangat berat rasa hati dan pikiran Barra hari ini saat mengingat Gita. Ingin rasanya ia kembali menelpon Gita dan terus memandangi wajah Gita walau dari layar ponselnya.

Tapi, kenyataannya tidak bisa karena untuk tiga jam ke depan, Gita masih belajar di sekolahnya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください