webnovel

Bunga Kebanggaan

Di sebuah rumah berwarna merah yang besar berlantai dua, terlihat begitu ramai. Orang-orang berbondong-bondong datang ke rumah yang bertuliskan PAVILIUM BLOSSOM.

Itu adalah rumah bordil paling terkenal di kota Seoul. Banyak pria dari kalangan elit yang datang berkunjung ke rumah bordil itu. Selain didatangi kalangan elit, rumah bordil itu terkenal karena gadis-gadis cantik dan seksi yang menjadi daya tarik rumah bordil itu.

"Kalian ngapain ngajak aku kesini?" tanya seorang pria pada rekannya yang terus menariknya untuk masuk kedalam rumah bordil itu.

"Hei, Kai! Kamu diam saja. Aku dengar primadona di rumah bordil, malam ini akan melemparkan bunga. Dan bagi siapa yang berhasil mendapatkan bunga itu, bisa menghabiskan malam bersamanya." rekannya menjawab dengan senyum-senyum penuh arti.

"Terserah! Aku tidak tertarik sama sekali." pria yang bernama Kairav menjawabnya dengan nada bosan.

Teman-temannya terus menariknya untuk masuk ke dalam rumah bordil itu. Kairav hanya bisa pasrah. Karena dia tidak begitu menyukai tempat seperti ini.

Di dalam terasa sangat riuh, karena di rumah bordil itu sedang ramai. Bintang yang selalu menjadi incaran para pria hidung belang.

Malam ini hadir dengan segala pesonanya, yang mampu memikat lelaki mata keranjang. Louli, seorang gadis penghibur yang sangat cantik dan memiliki tubuh seksi itu, akan melemparkan bunga dari lantai dua.

Para pria hidung belang sudah siap di bawah, menanti bunga yang akan dilempar oleh Louli.

"Halo Tuan-Tuan! Malam ini, Louli akan melemparkan bunga dan bagi Tuan yang mendapatkan bunga dari Louli bisa menghabiskan satu malam bersama Louli!" teriak keras seorang wanita gendut di samping Louli

"Yey! Louli, kesini!"

"Disini! Lempar kesini! Aku pasti bisa memuaskanmu!"

Suara sorak-sorak para pria di bawah yang tak sabar menanti bunga yang akan dilempar oleh Louli.

"Louli, lihat arah jam dua. Tuan Muda dari keluarga kaya," bisiknya di telinga Louli, sambil menunjuk menggunakan kerlingan mata.

"Di arah jam sembilan ada Tuan besar dari perusahaan batu bara dan belakang arah jam lima, seorang presdir terkenal," lanjutnya.

"Aku sudah memberitahumu! Ingat jangan sampai kau salah melempar," bisiknya lagi dengan nada tegas sembari memperingatkan, agar Louli tidak salah memilih.

Louli tersenyum dibalik cadarnya dan hanya mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Dia tidak ambil pusing, yang terpenting baginya adalah bisa menghasilkan uang dengan banyak.

Dia juga tidak sembarangan memilih pelanggan, ada kualitas yang di utamakannya. Selain kaya, wajahnya juga harus tampan. Karena menurutnya wajah menentukan kenikmatan.

Dia melihat satu-persatu pelanggan yang di tunjuk oleh Mami-nya. Ada satu pria yang menarik perhatiannya. Dia baru saja masuk bersama teman-temannya.

Wajahnya yang tampan berkulit putih dengan mata yang tajam. Ekspresi yang tampak lesu, tapi tak mengurangi nilai ketampanan di wajahnya.

'Siapa pria itu? Aku baru pertama kali melihatnya?' gumam Louli dalam hati.

Rasa penasaran akan pria yang baru datang itu, mulai menghampiri hati Louli. Pria yang baru saja datang dan menarik rasa penasaran Louli, itu adalah Kairav.

Karena rasa penasarannya yang besar, Louli berharap bunga yang dia lemparkan ini akan sampai padanya.

"Siapa yang mau menghabiskan malamnya bersamaku?" suara lembut dari seorang primadona, Louli.

Para mata keranjang itu saling dorong dan saling berteriak, berharap bunga itu menjadi milik mereka. Di liriknya lagi, lelaki yang menjadi incarannya masih berdiri sambil bersandar pada tiang dengan melipat kedua tangannya ke depan.

Louli tersenyum pada Kairav, sampai kedua mata itu bertemu. Entah kenapa Louli merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya saat mata tajam Kairav menatapnya.

Louli bersiap untuk melempar bunga itu, dan sekali lagi dia berharap bunga itu akan sampai pada Kairav. Bunga sudah di lempar, bukan orang yang di tuju yang menangkap bunga itu. Melainkan orang lain yang menangkapnya.

"Wah! Akhirnya kau menjadi miliki, Louli!" ucap seorang pria gendut dengan nada girang.

"Ah sial! Padahal sedikit lagi buang itu jatuh di tangan ku! Ini semua gara-gara si gendut brengsek itu!" keluh kesal teman Kairav karena tak berhasil mendapatkan bunga.

"Hei! Minggir, aku mau menjemput Ratuku!" pria gendut itu berteriak pada semua orang untuk membukakannya jalan.

"Untuk Tuan, kami persembahkan bintang yang selalu bersinar di rumah saya," ucap wanita cantik dan seksi yang biasa dipanggil Mamih itu.

Lelaki itu melangkah maju dan menaiki anak tangga satu-persatu, guna menjemput gadis tercantik.

"Kau akan menjadi milik ku malam ini, Louli. Aku pasti akan Memuaskan mu sampai kau tidak bisa bangun," ucap pria gendut itu.

Pria gendut itu menghampiri Louli dengan wajah girang, pria itu langsung memeluk Louli dan hendak menciumnya.

Namun, Louli menahannya dengan tangan dan sedikit menghindar. Dia melirik sekilas Kairav yang masih asyik bersandar sambil menutup matanya.

"Tuan, jangan disini. Bagaimana kalau kita lakukan di kamar saja?" pinta Louli dengan nada lembut.

"Ho ho ho! Apa kau sudah tidak sabar? Kalau begitu, ayo!" ajak pria gendut itu.

Louli mengikuti saja, ketika diajak pria gendut itu. Dengan sikap manja, Louli bergelayut manja pada pria gendut itu.

Mereka langsung menuju salah satu kamar disana. Pria gendut itu, langsung mengunci pintu kamar lalu menghampiri Louli.

"Gadis manis, kemari lah. Aku pasti akan memuaskan mu."

"Kemarilah, Tuan!" seru Louli.

Pria itu mendekati Louli, memeluk tubuh seksi gadis yang menjadi primadona di rumah bordil. Kedua bibir saling berpatutan mesra.

Tangan pria itu tak hanya diam saja. Perlahan tangan pria itu bergerak menyusuri setiap lekuk tubuh Louli.

Sentuhan bibir pria itu perlahan turun ke leher Louli, membuat suara lembut tapi tertahan keluar dari bibir indah Louli.

"Emm ..."

Louli mencekram kuat rambut pria gendut itu. Menyalurkan rasanya. Gerakkan tangan pria gendut itu semakin liar, sampai di p4ntan Louli. Tangan pria itu meremas lembut p4ntan Louli.

"Emm ... Tuan ..." suara rintihan Louli terdengar merdu.

"Louli!" panggil pria gendut itu.

Louli mengerti maksud panggilan pria gendut itu. Perlahan, Louli berjongkok dihadapan pria gendut itu lalu membuat retseling celana pria gendut itu.

Tampak senjata pria gendut itu yang sudah berdiri dengan gagahnya. Louli terkesima melihat ukuran senjata pria gendut itu yang cukup besar.

"Wow! Tuan, punya mu besar sekali. Lubang Louli bakal penuh." Louli tersenyum pada pria gendut itu.

Perlahan, Louli mendekati junior pria itu lalu menjilat kepala junior yang besar itu.

"Emm ... Louli." pria itu mendesak, tangan kanan pria itu menyentuh kepala Louli.

Louli mulai memasukkan junior itu kedalam mulutnya. Pria itu menggerakkan kepala Louli untuk naik turun. Pria itu mengangkat kepalanya, memejamkan matanya menahan rasa nikmat yang di berikan Louli.

"Uh ... Emm ... Louli, kau benar-benar bisa membuatku bergairah," ucap pria gendut itu.

Louli semakin kuat menghi5ap junior itu dalam-dalam. Di dalam mulut Louli terasa berdenyut, lalu tiba-tiba terasa sesuatu yang hangat mengembur kedalam mulutnya.