webnovel

Chapter 15

Chapter 15 : First Day – Kemunculan Kembali Dari The Jester.

(A/N : Mohon maaf kalau saja bab ini terlihat aneh, soalnya authornya menulis ini, di saat author sendiri sedang dalam mood yang buruk. Semoga kalian bisa menikmatinya ya~ Selamat membaca~)

=-----=-----=-----=-----=

Cornelia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkejut, terutama setelah dia mendengar nama yang remaja laki-laki itu sebutkan.

Lagi pula, setelah dia berjalan-jalan tadi siang, tidak mungkin dia tidak mengenal nama "The Jester" ini, yang dari kesimpulannya sih, adalah seorang kriminal tingkat tertinggi yang ada di negara ini.

Jujur saja, setiap kali dia mendengar perihal insiden yang menyebabkan The Jester ini menjadi legenda hidup yang paling mematikan di negara ini, dia selalu merasa kalau hal tersebut pasti hanya di lebih-lebihkan saja.

Akan tetapi, setelah dia melihat orang itu secara langsung, entah kenapa seluruh pemikirannya yang seperti itu segera lenyap dari dalam benaknya, karena...

'Apa aku akan mati di sini?'

Itu benar sekali. Tepat setelah orang yang ada di depannya ini memperkenalkan dirinya, entah kenapa sekujur tubuhnya segera merinding, sebelum perasaan di selimuti oleh kematian yang begitu pekat memenuhi setiap serat dari tubuhnya.

Bahkan, Cornelia pun sampai merasa seperti dia akan mati, kalau saja dia salah berbicara, atau pun salah melangkah.

Sementara itu, di sisi Berserker tidak banyak kejutan yang muncul di sana, kecuali kejutan di awal, di mana hal ini pun dikarenakan aura yang berubah secara tiba-tiba itu, dan selain hal tersebut, tidak ada yang mengejutkannya sama sekali.

Lagi pula, orang ini adalah Master yang berhasil memanggil dirinya tanpa menggunakan relik pemanggilan apapun, bahkan sampai membuat parameter statistiknya naik satu peringkat, di mana yang paling hebat di antara segalanya, orang ini berani mempertaruhkan nyawanya demi dirinya, tanpa keraguan sedikit pun.

Meskipun sayangnya dia adalah manusia, di mana bagi seorang Ratu Fae seperti dirinya ini ras tersebut terlihat seperti seekor serangga saja, tapi dia mungkin akan membuat pengecualian untuk Masternya ini.

(A/N : Hal ini nanti bakal di jelaskan, jadi sabar dulu)

Di sisi Dafa sendiri, dia yang sudah selesai memperkenalkan dirinya segera mengambil sepuluh kartu poker yang jatuh dari saku mantel miliknya, di mana remaja itu kemudian segera memainkannya.

Pada saat dia memainkan hal tersebut, Dafa pun tidak lupa untuk meminta bantuan kepada Berserker untuk membantunya menyembuhkan gadis Vestia yang sekarat itu, yang meskipun pada awalnya ingin di tolak oleh Berserker tersebut, tapi setelah memikirkan keuntungan dari melakukan hal itu, Berserker pun setuju untuk melakukannya.

Setelah melihat Berserker yang mulai menyembuhkan Zeta, Dafa kemudian mulai kembali fokus kepada Cornelia, di mana homonculus wanita itu yang melihat hal tersebut segera menegang, sebelum dia dengan cukup kaku mencoba untuk kabur dari sana.

Ini bukan karena dia tidak bisa mengalahkannya. Hanya saja, Dafa sepertinya sudah berhasil lebih dulu mengintimidasi Cornelia, dengan niat membunuh miliknya yang sangat mematikan.

Dafa tentunya menyadari hal itu, di mana dia berpikir sejenak untuk membunuhnya atau tidak, dan karena hal tersebut berakhir dengan dirinya yang menganggap, kalau membunuhnya sekarang akan menjadi sesuatu hal yang sangat merugikan, terutama karena mungkin saja dia bisa memanfaatkannya untuk hal yang lainnya, jadi remaja itu pada akhirnya memutuskan untuk membiarkannya kabur saja.

Cuma, itu tidak berarti dia akan membiarkannya kabur begitu saja, karena jika dia memang benar melakukannya, maka akan ada kemungkinan kalau hal tersebut malah akan menghancurkan keseluruhan dari rencana miliknya untuk mengakhiri Holy Grail War ini dengan cepat.

Itulah mengapa, setelah dia memutuskan hal tersebut, Dafa segera melempar salah satu kartu poker yang sedang dirinya mainkan ke arah Cornelia, sementara homonculus wanita itu yang melihat hal tersebut segera tersentak, sebelum dia dengan sangat terburu-buru mencoba untuk menghindarinya.

Hanya saja, tepat setelah kartu poker tersebut berada tepat di samping tubuhnya, kartu itu segera berkedip-kedip, sebelum ledakan yang cukup besar segera terjadi di sana.

Tentu saja, Cornelia yang terkena ledakan itu dari dekat segera terlempar ke samping, hingga menabrak dan menghancurkan pembatas jalan.

"Arghh!! Sakit!!"

Meskipun dia sebenarnya memiliki resistensi yang cukup tinggi terhadap rasa sakit, tapi entah kenapa sekarang Cornelia malah merasakan rasa sakit yang tidak menyenangkan sama sekali.

Cuma, untungnya hal itu tidak berlangsung lama, karena setelah rasa sakit tersebut muncul, entah kenapa hal itu berubah menjadi hal yang lain, hingga membuatnya sangat terkejut.

'Ti-tidak!! Ke-kenapa... kenapa aku merasakan kenikmatan dari hal ini!?' Karena tidak bisa mengatakan hal apapun, Cornelia berakhir hanya bisa meneriakkan hal itu saja di dalam benaknya.

Tentu saja, Dafa yang melihat rollercoaster emosi yang sedang di alami oleh Cornelia, dia hanya tersenyum kecil saja, karena...

'Hmm~ hmm~ Sepertinya bubuk obat yang aku buat empat bulan yang lalu dapat bekerja dengan normal. Bahkan, hal ini masih dapat mempengaruhi seorang homonculus.'

Itu benar sekali. Sebenarnya itu kartu yang Dafa lempar tadi, selain memiliki dinamit yang meskipun ukurannya sangat kecil, tapi memiliki ledakan yang cukup besar, di mana pada saat hal tersebut meledak, hal itu akan menyebarkan serbuk dari bubuk obat yang dirinya buat empat bulan yang lalu, atau lebih tepatnya lagi sih, serbuk itu terlontar ke wajah dari Cornelia.

Dan, karena cara kerjanya ini terlalu rumit untuk di jelaskan, lebih baik mari kita kembali ke ceritanya.

Setelah menyadari hal itu, Dafa kemudian segera berjalan mendekati Cornelia yang masih tampak linglung, sambil memberi isyarat kepada Berserker untuk sedikit menjauh dari mereka, di mana remaja laki-laki itu kemudian mulai berjongkok tepat di depan homonculus wanita tersebut.

"Untuk kali ini saja, aku akan membiarkan mu pergi. Tapi, ingat; Kalau gadis itu sekarang berada di bawah perlindungan ku, jika kamu ingin membunuhnya, maka kamu berarti musuh ku juga. Mengerti?"

"Y-ya..." Cornelia yang benar-benar sudah tidak bisa memikirkan apapun lagi, karena terlalu pusing dengan berbagai perasaan aneh yang terus saja muncul di dalam dirinya, dia segera membalasnya secara refleks, dengan nada suara yang mengecil.

Tentu saja, Dafa tidak mempedulikan hal itu sama sekali, karena dia sekarang hanya ingin menyelesaikan ini secepatnya dan pergi memeriksa markas yang baru saja dirinya dapat dari rekannya, sebelum dia akan pulang ke rumahnya.

Lagi pula, sudah beberapa jam berlalu sejak waktu di mana dia biasanya akan pulang ke rumah, dan remaja itu hanya tidak ingin membuat kedua adiknya khawatir saja terhadap keselamatannya.

Meskipun dia yakin kalau cuma adik laki-lakinya saja yang mengkhawatirkannya, dengan adik perempuannya tidak akan khawatir sama sekali, tapi Dafa masih tetap tidak ingin membuat mereka khawatir.

Oleh karena itu, setelah mendengar jawaban dari Cornelia, Dafa kemudian segera mengaktifkan sebuah Rune yang memiliki efek pemulihan, sebelum dia dengan cepat pergi dari sana, tanpa menunggu balasan apapun dari homonculus wanita itu.

Tentu saja, Cornelia yang melihat hal tersebut hanya bisa menatap ke arah di mana Dafa menghilang saja dengan penuh kebingungan, karena...

"Kenapa dia menyembuhkan ku?"

Meskipun dia sangat penasaran dengan hal tersebut, tapi karena orang yang bersangkutan sudah pergi, jadi Cornelia berakhir memutuskan untuk kembali saja dan lanjut memikirkannya nanti, hanya karena dia merasa kalau terus berada di sana bukanlah pilihan yang bijak.

Begitu saja, setelah mengirim pesan kepada Servant miliknya untuk kembali, tanpa mendengarkan hal apapun yang dikatakan oleh Servantnya ini, Cornelia kemudian segera meninggalkan tempat itu dan pergi kembali menuju ke markasnya.

...

Di sisi Dafa...

Setelah dia meninggalkan homonculus wanita itu, remaja laki-laki tersebut segera berjalan menuju ke arah tempat di mana Servant miliknya dan gadis itu berada.

Di sana, remaja laki-laki itu segera di sambut oleh pemandangan di mana; sementara gadis yang dirinya selamatkan itu tampak sedang duduk sambil masih memeluk hoodie miliknya dengan tubuhnya yang sepertinya sih sudah dalam keadaan yang lumayan baik, di sisi lain, Berserker terlihat sedang merenung sambil bersandar di tembok rumah yang ada di dekatnya.

Melihat pemandangan itu, Dafa hanya mengangkat bahunya saja dengan penuh ketidakpeduliaan, sebelum dia kembali melepas topeng miliknya dan mulai memegangnya di tangan kirinya.

"Bagaimana kondisi mu?"

Mendengar pertanyaan itu, Zeta pada awalnya segera tersentak, sebelum dia dengan cepat menundukkan kepalanya dan berkata; "Terima kasih karena telah menyelamatkan ku."

Dafa terlihat tidak begitu peduli dengan hal tersebut, di mana dia hanya menghampiri Berserker saja dan berkata; "Ayo pergi dari sini."

"Apa kamu ingin meninggalkannya sendirian di sini?" Berserker segera menanyakan hal itu dengan salah satu alis miliknya yang terangkat, di mana Dafa hanya membalasnya dengan anggukkan ringan saja; "Ya. Lagi pula, Servant miliknya sebentar lagi juga akan tiba di tempat ini."

Tidak berselang lama setelah Dafa mengatakan hal itu, sesosok wanita muda dengan pakaian tempur yang tampak sangat indah tapi mematikan, muncul di dekat Zeta.

"Master!! Apa kamu baik-baik saja!?" Dia terlihat segera menanyakan hal itu dengan penuh kekhawatiran, sambil mulai memeriksa seluruh bagian dari tubuh milik Masternya ini.

Zeta yang merasakan hal itu hanya bisa tersenyum kecut saja dan berkata; "Tenang saja, Saber. Aku baik-baik." Sambil mencoba untuk menghentikan tingkah laku dari Saber.

Dan, Saber of Black yang mendengar hal tersebut segera menghela nafasnya dengan penuh kelegaan, karena...

'Untungnya dia tidak kenapa-napa.'

Lagi pula, lawannya yang barusan itu bisa di bilang benar-benar sangat kuat, karena selain memiliki daya tahan tubuh yang sangat tinggi, tapi pria itu juga sepertinya memiliki Noble Phantasm yang cukup merepotkan juga.

Itulah mengapa, dia takut kalau lawan dari Masternya ini ternyata adalah seorang Magus kelas atas, dan mengingat Masternya itu adalah orang yang kikuk dan tidak dapat di andalkan, jadi hal tersebut menyebabkan wanita itu sedikit takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak menyenangkan terhadap Masternya ini.

Di tambah lagi, ada juga fakta lain, mengenai Rune yang dirinya pasang di tubuh milik Masternya ini yang entah kenapa tidak aktif-aktif, meskipun dia bisa merasakan kalau hawa keberadaan milik Masternya menjadi semakin menipis.

'Mungkin, aku sedikit melakukan kesalahan dalam mengukir Rune tersebut.'

Itu adalah penjelasan paling logis yang Saber of Black bisa pikirkan, yang tentunya menyebabkan wanita tersebut menggertakkan giginya dengan penuh rasa frustasi.

Tentu saja, melihat hal itu, Zeta segera menepuk-nepuk kepalanya untuk menghibur Servantnya ini, yang meskipun membuat wanita itu menatapnya dengan datar, tapi di dalam dia tersenyum kecil, karena dia bersyukur mendapatkan Master yang begitu baik seperti ini.

Setelah melihat Saber of Black yang sudah tenang, Zeta pada awalnya ingin memperkenalkan wanita itu kepada seseorang yang sudah menyelamatkannya, tapi dia segera menjadi sangat terkejut, karena...

"Ehh!? Kemana mereka berdua!? Bukankah mereka berdua tadi berada di sana!?"

Melihat hal itu, Saber of Black hanya bisa menggelengkan kepalanya saja dengan penuh rasa letih, karena dia sebenarnya tadi merasakan kalau dua orang yang berada di dekat mereka mulai berjalan pergi dari tempat itu.

Dan, karena dia yang mungkin terlalu khawatir terhadap keselamatan dari Masternya ini, jadi Saber of Black sepertinya benar-benar mengabaikan kehadiran dari kedua orang tersebut.

Akan tetapi, sepertinya hal itu tidak terlalu buruk juga, karena...

"Hehh~ Anda benar-benar sangat buruk sekali bukan, Master~? Karena Anda mengabaikan mereka berdua, mereka berdua sepertinya sakit hati dan memutuskan untuk pergi saja dari sini~"

Setelah mendengar hal itu, Zeta segera memelototi Saber of Black dengan tatapan mata yang sangat tajam; "Diam saja, Saber. Aku yakin mereka masih berada di sekitar sini."

Zeta kemudian mencoba untuk berdiri, setelah dia mengatakan hal itu, hanya untuk menemukan dirinya mencium aspal, akibat kebetulan yang aneh, di mana gadis tersebut menginjak tali sepatunya yang terlepas.

Tentu saja, pemandangan tersebut berhasil membuat Saber of Black terkikik, sebelum dia mengangkat Zeta dan menggendongnya seperti sebuah karung beras.

"Besok saja kita cari mereka. Karena, untuk sisa dari malam ini, lebih baik kita gunakan untuk beristirahat saja."

Tanpa mempedulikan protes dari Masternya itu, Saber of Black kemudian segera pergi dari sana, tanpa peduli sama sekali dengan kehancuran yang telah mereka lakukan.

Dan, sekali lagi, hal tersebut pastinya berhasil membuat seseorang tertentu menjadi sangat kesal, tapi hal itu untuk cerita di lain waktu saja, karena...

=-----=-----=-----=-----=

Author Note:

Yayy!!! Update lagi!!!

Tidak banyak yang author ingin sampaikan di sini, kecuali fakta kalau author melakukan Run menulis, di mana author cuma ingin lihat saja, seperti apa yang terjadi kalau author melakukan hal tersebut.

Untuk bab selanjutnya, masih abu-abu, karena tergantung dengan mood dan keadaan author, kalau mood bagus dan keadaan memungkinkan, maka bab selanjutnya bakal muncul dengan cepat, tapi kalau tidak, mungkin akan butuh waktu yang lama untuk muncul.

Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin mendukung author, kalian bisa traktir author di akun trakteer milik author yang bisa kalian akses melalui BIO IG author @Panagakos_Void.

Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!