webnovel

Chapter 14

Chapter 14 : First Day – Kemunculan Dari Pihak Ketiga.

(A/N : Mohon maaf kalau saja bab ini terlihat aneh, soalnya authornya menulis ini, di saat author sendiri sedang dalam mood yang buruk. Semoga kalian bisa menikmatinya ya~ Selamat membaca~)

=-----=-----=-----=-----=

Cornelia yang mendengar ada orang yang berbicara lebih dulu, dia segera mengalihkan pandangannya ke arah dua orang tersebut dengan penuh rasa kesal.

Hanya saja, tepat setelah dia melihat salah satu dari dua orang ini, mata dari Cornelia segera melebar, sebelum dia dengan sangat cepat segera menjauh dari mereka.

'Dia... Kenapa wajah dari wanita itu mirip sekali dengan Raja Arthur?'

Itu benar sekali. Meskipun tidak begitu tahu detailnya, tapi entah bagaimana Cornelia mewarisi kedua ingatan yang dimiliki oleh dua homonculus Einzbern yang sebelumnya mengikuti perang semacam ini.

Meskipun entah kenapa untuk yang kedua benar-benar sangat kabur, sampai-sampai dia hanya bisa mengetahui identitas dan penampilan dari Servantnya saja, tapi yang pertama bisa di bilang dapat di ingatnya dengan sangat baik.

Dimana, wanita yang sedang berdiri tidak jauh darinya ini, dia itu memang benar-benar terlihat seperti Raja Arthur yang dulu pernah keluarga Einzbern panggil dalam Holy Grail War yang ada di Fuyuki.

Meski begitu... 'Tapi kenapa penampilan mereka terlihat sangat berbeda?'

Ini juga mungkin yang menjadi salah satu alasan dari kewaspadaan dari Cornelia, karena dari apa yang dirinya dapatkan dari ingatan tersebut, seharusnya Raja Arthur itu memiliki warna rambut emas dan mata hijau giok, tapi wanita yang ada di depannya ini malah terlihat sangat berbeda sekali, terutama warna kulitnya yang tampak sangat pucat sekali.

"Jadi, apa yang akan kamu lakukan, Suamiku?" Servant yang wajahnya mirip dengan Raja Arthur ini terlihat segera menanyakan hal itu kepada remaja laki-laki yang ada di sampingnya, yang sepertinya sih berhasil membuat remaja tersebut memasang ekspresi lelah di wajahnya.

(A/N : Nanti alasan di balik hal ini bakal di jelaskan, jadi bersabarlah, dan Morgan pun memanggilnya dengan gelar tersebut bukan tanpa sebab, dan kembali ke awal, tunggu saja, karena nanti bakal di jelaskan)

"Baiklah. Berserker, untuk yang kesekian kalinya, kenapa kamu memanggilku dengan gelar tersebut?" Remaja itu terlihat menanyakan hal tersebut dengan penuh rasa frustasi, yang hanya di jawab oleh Servant wanita yang ada di sampingnya ini dengan nada yang seolah sedang mengatakan sebuah fakta; "Karena aku sudah memutuskan untuk menjadikan mu sebagai suamiku."

"Kenapa?"

Kali ini, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Servant wanita tersebut, kecuali senyum yang tampak mempesona yang terus terpampang di wajahnya.

Tentu saja, interaksi tersebut terlihat sangat aneh bagi Cornelia, karena entah kenapa ada suasana yang tidak dirinya sukai yang menyebar di antara kedua orang itu.

'Hmm!? Tu-tunggu sebentar, tidak mungkin aku cemburu, bukan?' Wajah miliknya segera membeku, tepat setelah pemikiran semacam itu entah bagaimana muncul di dalam benaknya; 'Tidak, tidak, tidak. Mungkin ini hanya perasaan ku saja. Lagi pula, tujuan utama ku adalah memenangkan Holy Grail War ini dan membebaskan semua homonculus yang berada di bawah kendali pria tua menjijikkan itu.'

Untuk beberapa saat, Cornelia terlihat mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri, yang tentunya menyebabkan remaja laki-laki itu, yang tidak lain adalah Dafa, di mana dia hanya bisa menatapnya saja dengan aneh.

"Berserker, bisa kamu lepaskan aku sebentar?"

Tidak berselang lama, Dafa segera menanyakan hal itu dengan penuh keseriusan kepada Servant miliknya ini, yang karena dia jarang mendengarnya menggunakan nada tersebut, kecuali sesuatu hal yang sangat serius sedang terjadi, jadi hal tersebut membuatnya dengan cepat melepaskannya.

Dafa yang sudah berhasil lepas dari genggaman Berserker pun segera berjalan menuju ke arah Zeta, yang sepertinya sih sudah berada di ujung dari kehidupannya.

Tentu saja, pada saat hal itu terjadi, bukan hanya Berserker saja yang mulai menatapnya dengan penuh keseriusan, tapi Cornelia pun melakukannya dengan cara yang sama.

Setelah tiba di dekat Zeta, Dafa yang melihat tekad di mata silver milik gadis itu pun segera tersenyum kecil, sebelum dia berjongkok dan mendekatkan salah satu telinga miliknya ke arah mulutnya, tepat setelah dia menanyakan sesuatu hal kepadanya.

"Gadis kecil, apa kamu masih ingin hidup?"

Zeta yang dari tadi mencoba untuk tetap menjaga kesadaran miliknya pun segera melebarkan matanya, sebelum penglihatan miliknya yang menjadi semakin redup itu pun berhasil mengambil gambar dari wajah seorang remaja laki-laki yang sedang tersenyum dengan lembut ke arahnya.

Tidak ada banyak hal yang muncul di dalam benaknya, kecuali... 'Ya!! Aku masih ingin hidup!!' Tapi, karena dia sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berbicara, jadi tidak ada satu pun hal yang keluar dari mulutnya.

Pada awalnya Zeta merasa frustasi karena hal tersebut, tapi setelah dia merasakan tepukan kepala dari seseorang, yang sepertinya sih dilakukan oleh remaja laki-laki itu, mata miliknya segera mendapatkan cahayanya kembali, terutama setelah dia mendengar apa yang dikatakan olehnya.

"Karena aku menyukai matamu itu, maka sudah diputuskan, kalau kamu tidak di izinkan untuk mati, selama kamu masih berada di dalam kota ini."

Meskipun dia tidak tahu bagaimana cara dari remaja laki-laki tersebut untuk menyelamatkannya, tapi Zeta entah kenapa bisa merasakan kalau seluruh keberadaannya itu di selimuti oleh sebuah kehangatan yang terasa sangat asing bagi dirinya, dan bagian paling penting di antara segalanya adalah...

'Kenapa aku tidak bisa berhenti untuk mempercayai kata-katanya itu?'

Itu benar sekali. Entah kenapa sulit bagi gadis Vestia tersebut untuk berpikir kalau kata-kata dari remaja laki-laki ini tidak lebih dari omong kosong belaka, karena entah kenapa seperti ada sesuatu hal yang terus saja menyuruhnya untuk mempercayai hal tersebut.

Pada akhirnya, Zeta tidak peduli sama sekali dengan jawaban di balik hal itu, karena dia sudah lebih dulu menyukai perasaan hangat yang menyebar di sekujur tubuhnya ini.

(A/N : Author juga sekali lagi ingin menyebutkan, kalau perasaan itu bukanlah perasaan cinta, tapi hal yang lain, dan ini nanti juga bakal di jelaskan, jadi di tunggu aja)

Setelah mengatakan hal itu, Dafa segera melepaskan Hoodie yang dikenakan oleh dirinya dan meletakannya di sekitar tubuh dari Zeta, sebelum dia mengambil sebuah topeng dari kantong dari Hoodie tersebut dan mengenakannya.

Topeng tersebut terlihat menyerupai sebuah topeng badut, tapi ekspresi dari badut itu tampak seperti sedang marah, di mana bagian paling mencolok dari topeng tersebut, adalah bentuk matanya yang tampak sangat unik sekali.

Lagi pula, bentuk mata tersebut akan membuat siapa pun segera berpikir ke arah seorang Iblis, di tambah dengan beberapa dekorasi yang semakin mengentalkan hal tersebut, membuat siapa pun yang tidak melihat wajah dari remaja laki-laki itu dan hanya melihat topengnya saja, mereka mungkin akan segera terintimidasi dan langsung menganggapnya sebagai seorang Iblis.

Belum lagi, di tambah dengan fakta lain, di mana entah kenapa, tepat setelah dia mengenakan topeng tersebut, aura yang dikeluarkan oleh remaja laki-laki itu segera berubah menjadi semakin mematikan, bahkan mungkin akan membuat orang normal mengalami sesak napas, hanya dengan berada di dekatnya.

Tentu saja, melihat seluruh perubahan itu, bukan hanya Cornelia saja yang terkejut akan hal tersebut, tapi Berserker pun sama terkejutnya dengan homonculus wanita itu, cuma dengan alasan yang berbeda, di mana alasannya itu adalah...

'Tunggu sebentar, ini hanya perasaanku saja, atau topeng itu mirip dengan topeng yang Assassin menyebalkan itu kenakan?'

Itu benar sekali. Meskipun Berserker waktu itu tidak begitu terfokus ke bagian tersebut, tapi dia tidak mungkin akan melupakan hal semacam itu.

'Tapi, kenapa Suami ku memiliki topeng yang sama dengannya?'

Begitu saja, Berserker segera terjatuh ke dalam perenungannya sendiri, yang tentunya meninggalkan kedua Master yang masih dapat berdiri di sana sendirian, sambil terus saling menatap satu sama lain.

"Kamu ini siapa?" Cornelia memutuskan untuk mengajukan pertanyaan tersebut, hanya karena dia penasaran saja, terutama setelah dirinya melihat perubahan besar yang terjadi kepada aura yang remaja laki-laki tersebut keluarkan.

Dafa sendiri hanya terkikik saja, yang entah kenapa berhasil menggema hingga ke setiap penjuru dari tempat itu, di mana hal tersebut tentunya berhasil kembali menarik perhatian dari Berserker.

"Hmm~ Hmm~ Sudah dua tahun sejak aku melakukan hal ini, tapi entah kenapa malah membuatku menjadi sangat bersemangat." Senyum lebar segera tumbuh di wajahnya, sebelum dia terdiam sebentar, di mana hal tersebut berhasil menyebabkan suasana mencekam langsung menyebar di seluruh tempat itu.

Tidak butuh waktu lama, untuk Dafa kembali berbicara, tapi nada suaranya kali ini terdengar sangat dingin sekali, hingga membuat seseorang yang mendengarnya akan merasa seperti suara itu berasal dari dalam perut Bumi.

"Senang bertemu dengan mu, orang-orang biasa memanggilku sebagai True Devil, tapi aku lebih suka menyebut diriku sebagai The Jester. Ya, ya~ Wrath Clown~ The Jester."

=-----=-----=-----=-----=

Author Note:

Yayy!!! Update lagi!!!

Tidak banyak yang author ingin sampaikan di sini, kecuali fakta kalau author melakukan Run menulis, di mana author cuma ingin lihat saja, seperti apa yang terjadi kalau author melakukan hal tersebut.

Untuk bab selanjutnya, masih abu-abu, karena tergantung dengan mood dan keadaan author, kalau mood bagus dan keadaan memungkinkan, maka bab selanjutnya bakal muncul dengan cepat, tapi kalau tidak, mungkin akan butuh waktu yang lama untuk muncul.

Itu aja sih yang author ingin sampaikan, dan bagi kalian yang ingin mendukung author, kalian bisa traktir author di akun trakteer milik author yang bisa kalian akses melalui BIO IG author @Panagakos_Void.

Sampai jumpa lagi di bab selanjutnya! Adios~!