"Tidak tahu nih Rin, bangun-bangun menangis terus. Sudah aku beri susu masih menangis juga." ucap Aska dengan cemas.
"Sini sayang...biar aku lihat." ucap Karin sambil mengambil alih Arnest dari gendongan Aska.
Dengan penuh kasih sayang, Karin meraba kening, leher dan ketiak Arnest.
"Tidak panas...ohhhh aku tahu sayang." ucap Karin seraya membaringkan Arnest di atas tempat tidur.
"Kenapa memang Rin?" tanya Aska masih cemas dengan keadaan Arnest. Aska tidak mau putranya mengalami sakit seperti yang di deritanya.
"Lihat ya sayang, langkah pertama kalau Arnest nangis dan tidak mau berhenti kamu harus cek suhu tubuh Arnest barangkali panas, kalau tidak panas...kamu harus memastikan Arnest sudah minum susu atau belum. Kalau sudah minum susu tapi masih menangis lihat nih popoknya basah penuh dengan pipisnya atau bisa juga BAB sayang. Sekarang coba lihat popoknya sudah penuh belum." ucap Karin menyuruh Aska untuk melihatnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください