Mungkin bunda dan Farida terlibat percekcokan kecil setelah aku mengatakan hal yang cukup sensitif saat itu. Tanpa memperdulikan perdebatan mereka, aku langsung saja pergi menyusul Habib yang sudah masuk ke mobil lebih dulu untuk berangkat menuju tempat pemakaman umum terdekat.
Di barisan paling depan, ada mobil jenazah yang membawa Aisyah. Di belakangnya ada mobil kami, bersama mbak Anisa., bang Fahri dan juga si kecil Azka. Sementara di belakang kami, ada mobil abi dan umi.
Untuk para pelayat, mereka menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda motor yang mengikuti dari belakang. Letak TPU yang cukup jauh dari komplek perumahan tempat tinggal kami, membuat kami harus memakan waktu kurang lebih lima belas menit di jalan.
"Bicara apa kamu pada bunda dan Farida tadi?" tanya Habib ketika kami di jalan. Mungkin dia sempat melihatku dan bunda ngobrol tadi.
"Biasalah, bunda selalu mancing-mancing emosiku," balasku sedikit jutek.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください