Priska mengerjapkan kedua bola mata kala punggung Reza sudah menghilang di balik tembok, ia masih terperangah dengan apa yang dikatakan oleh cowok tersebut.
Hei, di ajak berpacaran namun tidak ada opsi untuk penolakan? Itu lebih terdengar lebih ke arah pemaksaan jika di bandingkan dengan menyatakan perasaan, apalagi ini mendadak tanpa adanya PDKT di antara mereka.
Coba jelaskan, PDKT seperti apa di saat keseharian mereka sepanjang sekolah malah saling bertengkar dan beradu mulut satu sama lain. Tidak, itu namanya bukan pendekatan sebelum memulai untuk menjalin status pacaran.
Akhirnya, Priska memutuskan untuk menaikkan bahu dan memilih tidak ingin ambil pusing.
Lagipula, Reza tidak terlalu buruk. Sifat cowok satu itu memang bagaikan orang yang benci kepadanya, namun tadi beberapa saat yang lalu, ia juga tau kalau cowok tersebut bisa bersikap manis kepadanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください