Di pagi hari Eira pun terlihat sangat sedih duduk termenung di kursi yang menghadap ke luar jendela.
"Apa yang kamu lakukan Ra?" tanya Yara yang melihat Eira duduk diam.
"Kau tidak tidur?" lanjut Yara bertanya.
"Tidur, tapi terbangun di jam dua pagi hingga sekarang," jawab Eira.
"Ada apa? Kau memimpikannya?" tanya Yara.
"Tidak," jawab Eira.
Yara pun memeluk Eira.
"Mandilah kita pergi shopping," kata Yara.
Eira pun mengangguk.
Setelah selesai mereka pun berangkat ke mall untuk memanjakan diri dengan berbelanja.
"Nanti malam jadwalnya kencan bukan Ra?" tanya Eira.
"Benar," jawab Yara.
"Di mana?" tanya Eira.
"Dia bilang ada acara di sebuah hotel, jadi dia ingin bertemu denganmu di hotel saja agar lebih menghemat waktu," jawab Yara.
"Apa kau menjualku?" tanya Eira.
"Kau bicara apa sih Ra, aku tidak mungkin melakukan itu," jawab Yara.
"Kau yakin?" tanya Eira.
"Ya, lagi pula aku akan menemanimu kok," jawab Yara.
"Baiklah kalau begitu," jawab Eira.
Setelah mereka puas berbelanja, mereka langsung menuju ke taman untuk mencari hiburan di sana.
"Yara aku ingin naik itu," kata Eira sambil menunjuk kea rah kincir air yang sangat tinggi.
"Baiklah, kalau begitu ayo kita naik itu Ra,' jawab Yara menyetujui Eira.
Setelah menaiki itu Eira meminta untuk menaiki komedi putar.
"Yara aku ingin naik itu juga," kata Eira menujuk ke komedi putar.
"Baiklah ayo ke sana," jawab Yara.
Semua permainan yang ada di taman pun mereka naiki semua tanpa ada yang tersisa.
Setelah mereka menyelesaikan semua permainannya Eira pun memiliki keinginan untuk membeli es krim.
"Yara, di sekitar sini adakah mall yang dekat?" tanya Eira.
"Untuk apa? Kita kan udah habis ke sana?" tanya Yara.
"Tapi aku tiba-tiba ingin belie s krim di mall, kita sudah melewatkannya Ra," kata Eira merengek.
"Ouh… kau ini, ya sudah ayo kita ke mall lagi, kebetulan di sini ada mall yang dekat," jawab Yara.
"Emmm," jawab Eira.
Mereka pun berjalan ke mall paling dekat dari taman, setelah sampai mereka langsung menuju ke stand penjual es krim. Setelah es krim di dapatkan Eira melihat game zone di dekat mereka.
"Yara jangan keluar mall ya, yuk main game aja!" kata Eira.
"Kamu tadi udah menaiki wahana sebanyak itu Ra, sekarang masih mau ngegame?" tanya Yara.
"Ayolah Ra," kata Eira memohon.
"Baiklah ayo, apa sih yang tidak untukmu," jawab Yara.
Mereka pun bermain di game zone di dalam mall.
"Tembaklah Ra, ayolah kau ini malah kenapa sih jadi kalah kan kita," kata Eira.
"Aku tidak bisa permainan ini Ra, jangan paksa aku," jawab Yara.
"Kalau begitu ayo kita main yang lainnya," kata Eira menarik tangan Yara.
Mereka pun bermain balap motor dan selalu saja Eira yang selalu menang. Akhirnya Eira memutuskan untuk masuk ke ruang karaoke hanya untuk satu orang, di dalam Eira bernyanyi dengan sangat kencang sambil meneteskan air mata yang deras, Eira pikir itu akan membuatnya sedikit lega. Yara melihat dari luar kaca pun mengerti jika Eira hanya sedang ingin meluapkan perasaan yang di simpan olehnya sendiri. Dari luar Eira terlihat tetapi suaranya tidak akan kedengeran.
"Ra setelah ini kau harus senang kembali ya, aku tidak mau kau terus sedih seperti ini," kata Yara.
Eira pun selesai menyanyi dan duduk diam di dalam, air matanya pun terus jatuh membasahi pipin dan bajunya karena sedikit menundukan kepalanya. Yara pun mengetuk pintunya dan membunyikan bel agar Eira menoleh padanya.
"Keluarlah Ra, sini aku mau main basket," kata Yara menganggukan kepalanya dan menunjuk ke lokasi basket.
Eira hanya mengangguk dan menarik nafasnya lalu mengusap air matanya agar tidak membuat Yara khawatir. Setelah tenang Eira pun keluar dan tersenyum kembali. Eira adalah tipe orang yang senang menyembunyikan perasaan lukanya dan tetap tersenyum agar orang di sekitarnya juga merasa senang.
Yara pun menarik tangan Eira dan mereka bermain basket dengan bertanding score yang mereka masukan. Kali ini Yaralah yang menang dari Eira.
"Yeay kali ini aku menang dari mu Ra," kata Yara senang.
"Lalu kau mau apa?" tanya Eira.
"Aku ingin, tidak simpan aja untuk nanti sekarang kita main ambil boneka itu yuk," kata Yara.
"Baiklah jika itu aku tidak akan kalah," jawab Eira.
"Baiklah kalau begitu mari kita buktikan," kata Yara.
Akhirnya Eira menang lagi dari Yara, Eira mendapatkan lima boneka yang lumayan besar.
"Aku kalah lagi, jadi aku yang akan menlaktir kau, kau ingin apa?" tanya Yara.
"Aku? Gimana kalau aku memberikan kamu penghargaan karena undah menang sekali dari aku?" tanya Eira.
"Sungguh?" tanya Yara.
"Ya, kau ingin apa?" tanya Eira.
"Beri aku semua boneka itu," jawab Yara.
"Baiklah aku akan memberikan semua boneka ini, tapi tidak dengan yang ini," kata Eira.
"Kenapa?" tanya Yara.
"Karena di boneka ini ada tulisannya 'kaulah mimpiku' jadi aku tidak akan memberikannya padamu," jawab Eira.
"Baiklah, padahal yang itu sangat lucu sekali, tapi tidak papa aku akan mengambil yang lainnya, lumayan buat teman tidur," kata Yara.
Eira pun tersenyum.
"Kita beli minuman yuk Ra," ajak Eira.
"Hayuk," jawab Yara.
Mereka pun memesan minuman yang mereka suka sambil beristirahat sebentar di tempat duduk mall.
"Ra apa sekarang kau sudah lebih tenang?" tanya Yara.
"Emmm," jawab Eira sambil menyedot minumannya.
"Kau mengajakku bermain seharian ini hanya karena ingin mencari kesenangan saja bukan?" tanya Yara.
"Tentu saja, karena aku merasa hanya kamu yang bisa membuatku senang kembali, kau memang teman terbaik yang aku miliki Ra," kata Eira.
"Benarkah?" tanya Yara.
"Ya, kau tidak merasa begitu juga padaku?" tanya Eira.
"Jika tidak mengapa aku harus ke sini menemani kamu?" tanya Yara.
"Benar sekali, apa kekasihmu belum ke sini?" tanya Eira.
"Mungkin nanti malam," jawab Yara.
"Ouh katanya kau akan menemaniku ke hotel untuk bertemu lelaki itu Ra, apa kau berubah pikiran?" tanya Eira.
"Aku tidak berubah pikiran, aku kan juga belum tahu dia sampai sini jam berapa, jika sebelum kamu bertemu dengan teman kencanmu akan lebih baik, tetapi jika saat kau sedang berkencan itu hal sedikit buruk karena aku harus menemuinya terlebih dahulu dan meninggalkan kamu sendiri dengannya," jawab Yara.
"Aku tidak papa Ra, kau jangan khawatir, aku akan baik-baik saja," kata Eira.
"Baiklah jika nanti aku pergi dan lama tidak kembali berarti aku sedang menjemput Geo ya Ra," kata Yara.
"Oke, tapi ingatlah untuk kembali kepadaku ya," jawab Eira.
"Tentu saja," jawab Yara.
mereka pun diam sejenak.
"Apa kau mau menonton kartun Ra?" tanya Yara.
"Adakah?" tanya Eira.
"Lihatlah itu, ayo kita beli tiketnya," jawab Yara sambil menunjuk ke baleho kartun.
"Ayok," jawab Eira.
Mereka pun menonton film kartun hingga pukul enam sore.