Bukan hanya ciuman bibir yang Evan lakukan kepada Luci yang membuat Kevin serasa mati dan kehilangan nyawanya dalam satu detik saja. Akan tetapi ada hal lain yang lebih mematikan jiwa cucu dari pemilik toserba itu, yakni kala melihat Luci mencium pipi Evan.
"Lu…dia…dia mencium pipi Tuan Evan?" Lutut Kevin sudah lemah tidak berdaya. Tubuhnya hampir ambruk jika saja tidak mendapatkan kekuatan dari meja kasir yang menyangganya. "Perasaanku yang terdalam tidak diterima oleh Luci, bahkan sampai sekarang aku tetap menunggunya. Tapi...bagaimana bisa dia melakukan ini semua padaku?" Kevin menutup mulutnya tak percaya.
Di kejauhan Evan dan Luci saling melempar senyuman satu sama lain. Sebenarnya senyuman yang terukir di bibir Evan dan Luci terlihat biasa saja, akan tetapi entah kenapa jika dalam pandangan mata Kevin senyuman Evan dan Luci dipenuhi oleh cinta yang meluap-luap.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください