Di flat kumuh milik Luci
Suasana canggung sudah menyelimuti kedua manusia yang berdiri di sudut dapur itu. Baru beberapa detik yang lalu Evan mengikrarkan keinginannya.
"PELUK! AKU MAU DIPELUK! JANGAN ABAIKAN AKU!" Napas Evan seperti tersedak setelah berhasil mengatakannya. Rasanya memang melegakan tapi paska kata-kata itu meluncur dari bibirnya yang tipis, Evan pun menjadi kepalang malu.
'Mulut bodoh! Atur gengsimu!' Evan merutuki dirinya sendiri. Tubuhnya yang selalu tegap dan mendominasi kini lunglai dan seolah menyerahkan diri seutuhnya kepada Luci. Evan justru terlihat seperti tawanan daripada seorang raja di tempat itu.
"Ah, aku lupa ada acara bagus pagi ini di TV." Luci pun berdendang dengan kikuk. Tubuhnya yang sintal dan penuh itu berderap pergi untuk mejauhi Evan yang saat itu masih melengoskan wajah dengan angkuh. Padahal keangkuhan Evan itu digunakan untuk menutupi rasa malu yang dimilikinya saat ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください