webnovel

terbongkarnya niat jahat Aldisha

Tidak di sangka Arka pertemuan mereka tadi sangat membuatnya bahagia, Kimmy menghadiahinya map kuning yang berisi foto scan bayi mereka. Membuat Arka merasa sangat senang, dan kagum pada Kimmy. Wanita itu benar-benar tidak menyimpan dendam padanya, malah Kimmy berbagi kebahagiaan padanya atas kehadiran tiga calon bayi mereka.

Arka juga menyadari Kimmy terlihat sangat canggung, saat mereka melakukan obrolan tadi, walaupun Arka sendiri juga merasakan hal yang sama.

Arka sempat menawarkan Kimmy untuk tinggal bersamanya lagi, tapi Kimmy menolaknya dengan alasan tidak baik mereka tinggal serumah apalagi Kimmy sedang hamil, Kimmy takut orang-orang berpikir buruk tentang mereka. Tapi setelah itu mereka berdua sudah membuat perjanjian, Arka akan membantu Kimmy untuk mengurus kehamilannya, dan memenuhi semua kebutuhan persalinan serta kebutuhan anaknya nanti.

Kimmy tentu tidak menolak akan hal itu karena dia tahu bahwa seorang ayah wajib membiayai kebutuhan anaknya, walaupun Kimmy merasa tidak enak pada Arka, karena mereka berdua sudah tidak memiliki hubungan apapun, mengingat bayi yang di kandungnya anak Arka, Kimmy hanya mengiyakan saja.

"pantesan saja pria tadi seolah-olah sudah mengenal kamu sangat dekat, ternyata dia mantan suami kamu." ucap Dias setelah mendengar jawaban dari Kimmy, karena tadi Dias mendesaknya untuk menjawab, siapa pria tampan yang mereka temui tadi. Kimmy yang sedang sibuk melipat pakaian diatas kasur mereka hanya mengangguk setelah mendengar penuturan dari sahabatnya.

Arka bersiap-siap untuk tidur malam, dia memposisikan dirinya senyaman mungkin, dia juga masih memegang benda yang di berikan Kimmy tadi, sepertinya dia enggan untuk melepaskannya.

"dasar kamu ular." plaak, suara keras tamparan yang di layangkan oleh Alesha tepat di pipi mulus Aldisha, malam ini mereka berdua adu mulut di cafe yang mereka berdua sering kunjungi.

"kamu pikir semudah itu kamu menyingkirkan aku." ucap Alesha mengejek Aldisha.

"kita lihat saja nanti." ucap Aldisha sinis yang masih memegang pipi bekas tamparan Alesha tadi.

"aku pikir kamu sahabat yang baik, ternyata kamu sama saja dengan wanita jahat." ucap Alesha lagi mencoba menahan air matanya agar tidak tumpah.

Dia tidak habis pikir dengan kejadian yang baru saja menimpanya, ternyata yang dianggap sahabat yang baik tidak menganggapnya seorang sahabat, bahkan Aldisha hanya memanfaatkannya.

"hei Alesha kamu harus sadar, kamu itu wanita bodoh yang tidak bisa membedakan mana sahabat yang benar-benar dikatakan sahabat, aku hanya memberi tahu kamu, bersiap-siap kamu menyingkir dari kehidupan Arka." jelas Aldisha, setelah itu dia pergi meninggalkan Alesha sendirian yang sudah berlinang air mata, Aldisha melihat itu merasa sangat bahagia.

Alesha menangis dengan sesengukan, dia benar-benar tidak habis pikir, ternyata selama ini dia hanya dimanfaatkan oleh Aldisha, orang yang selama ini dianggap sebagai sahabat baiknya.

Aldisha memerintahkannya untuk meninggalkan Arka, Alesha tentu saja tidak mau melakukannya. Aldisha wanita ular itu selama ini menginginkan Arka dalam hidupnya, Alesha hanya dijadikan jembatan pembantu untuknya. Aldisha juga mengancam Alesha, jika dia tidak pergi jauh-jauh dari kehidupan Arka. Alesha tidak akan mungkin melakukan itu, dia dan Arka sudah berkenalan lama, dan mereka berdua sudah sangat dekat.

Dalam perjalanan Alesha tidak hentinya menangis, dia melakukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hujan malam ini lumayan deras, Alesha tidak mempedulikan itu, beberapa menit dalam perjalanan Alesha sampai tujuannya, dia turun dari mobil dengan terburu-buru, dan langsung masuk ke rumah Arka. Dia berlari langsung ke lantai atas di mana kamar Arka berada, Alesha tahu Arka pasti sudah berada di kamarnya, melihat jam hampir tengah malam.

"Arka." panggil Alesha mengetuk pintu kamar Arka sambil menangis.

"Arka." panggil Alesha lagi dengan suara di tinggikan.

Terlihat pintu kamar terbuka, ternyata Arka sudah berdiri di pintu kamar.

Alesha langsung saja memeluk Arka dengan erat, Alesha seperti takut kehilangan Arka dalam hidupnya. Arka merasa heran melihat tingkah Alesha, di jam begini tidak biasanya Alesha mengunjunginya, dan kenapa tiba-tiba Alesha memeluknya, apalagi badan Alesha terasa basah terkena air hujan.

"apa yang terjadi Alesha?" tanya Arka heran dan panik melihat keadaan Alesha.

Alesha tidak langsung menjawab, tangisannya semakin menjadi dipelukan Arka. Arka yang paham keadaan Alesha, langsung saja membawa Alesha masuk, dan mendudukkan Alesha di sofa yang berada di kamarnya, dia juga mengambilkan Alesha segelas air hangat.

"Ini minumlah dulu Alesha." ucap Arka memberikan segelas air pada Alesha.

Alesha mengambil segelas air yang di berikan Arka untuknya, begitu Alesha meminumnya beberapa tegukan air dia langsung meletakkannya di atas meja.

"apa kamu mendapat masalah?" tanya Arka lagi ketika dia sudah ikut duduk di samping Alesha.

"Arka, Aldisha menginginkan kamu." jawab Alesha sambil menangis.

Arka mendapatkan jawaban dari Alesha, tapi dia tidak paham apa yang di maksud Alesha, Aldisha siapa yang dia maksud, dan siapa seseorang yang menginginkannya.

"bicaralah lebih jelas Alesha, aku tidak paham yang kamu maksud." ucap Arka benar-benar tidak paham yang dimaksud Alesha.

"Aldisha Arka, dia menginginkan kamu, dia menyuruh aku untuk menjauhi kamu." ucap Alesha kembali menangis.

Arka mencoba mencerna kalimat Alesha, sekarang Arka mengerti siapa Aldisha yang dimaksud Alesha. Aldisha karyawan barunya yang belum genap dua bulan bekerja di kantornya, wanita yang selalu mengganggunya. Arka tidak paham kenapa wanita itu menyuruh Alesha menjauhinya, apa haknya, dan kenapa dia melakukan itu semua.

"Arka aku tidak bisa melakukannya, aku tidak ingin menjauhi kamu, aku mencintai kamu Arka." ucap Alesha dalam tangisannya, dia tanpa sadar menyatakan cintanya pada Arka.

"kamu tidak perlu melakukannya Alesha, dia tidak punya hak atas diri kamu." ucap Arka sambil menarik Alesha ke dalam pelukannya.

Mereka berdua cukup lama saling berpelukan, tapi saat itu Arka sibuk memikirkan kalimat Alesha tadi. Cinta apa yang dimaksud Alesha, cinta seorang sahabat? atau cinta lebih dari sahabat? tapi Arka berusaha berpikir positif, mungkin saja perasaan cinta yang dimaksud Alesha perasaan cinta seorang sahabat, mengingat mereka berdua memang sudah hampir puluhan tahun berteman dekat, apalagi selama ini Arka menganggap Alesha sebagai saudara

perempuannya, wajar saja Alesha takut kehilangannya, Arka pun sama seperti Alesha, dia takut kehilangan sosok yang cerewet, dan perhatian padanya.

Ditempat lain Kimmy terbangun dari tidurnya, dia membuka pintu kontrakannya melihat sunyinya malam yang ditemani hujan yang cukup deras. Kimmy berdiri di depan pintu sambil mengelus perutnya yang mulai kelihatan karena dia memakai pakaian ketat. Kimmy mengingat kembali kejadian tadi sore bersama Arka, entah mengapa dia tiba-tiba mengingat Arka malam ini, apa mungkin karena kandungannya, ah tidak, itu tidak mungkin, batin Kimmy yang menyadarkan dirinya, memikirkan hal yang aneh menurutnya.

Pagi hari Arka sudah sibuk di kantor, sebelum berangkat dia sempat memeriksa Alesha yang berada di kamar tamu, kamar di mana Alesha menginap di rumahnya. Arka juga memerintahkan Alesha agar tidak masuk kantor hari ini, Alesha semalam sempat menolak, tapi dengan perintah Arka yang tidak suka di tolak akhirnya Alesha mengiyakan saja, dan akan menghabiskan waktunya seharian di rumah Arka.