webnovel

Di Dalam Pengepungan!

Volume 3 : Finish Volume 4 : Coming soon 'Sesuatu yang tidak terlihat menggenggam nasib kita semua.' 'Realita yang ada telah tergantikan oleh suatu zat terkutuk!' 'Itulah alasan pelarianku.' Jawa Barat 2030, dimana bencana kabut misterius selama 2 tahun membuat persatuan bangsa di dalamnya menjadi terpecah belah dan membaginya dalam kubu-kubu ganas. Tidak ada yang bisa masuk atau keluar dari sangkar kabut tersebut. Bahkan aliran listrik di daerah yang terkepung kabut mati total. Amirda Husein Renata yang berasal dari salah satu kubu mulai jenuh akan kejahatan kubunya. Ditambah dengan adanya surat misterius dari teman lamanya yang telah hilang, ia memutuskan untuk melarikan diri dari tempatnya dengan dalih menjawab panggilan surat tersebut. Namun, yang ditemukannya di luar tembok kubunya adalah suasana yang sangat asing yang mencekam dan kenyataan pahit tentang temannya yaitu dipenuhi oleh konspirasi yang dapat menghancurkan tatanan dalam kabut untuk selamanya, bahkan seluruh dunia. Sebuah alat pembentuk materi di luar nalar yang memungkinkan untuk menguasai dunia yang juga disinyalir dapat meningkatkan kemajuan peradaban bumi dalam waktu 1000 tahun selama 10 tahun. DI saat bersamaan, Amir mendapatkan kekuatan yang tak pernah ia sangka-sangka untuk membantu dirinya dan misinya. Apakah Amir dapat keluar dari kabut itu hidup-hidup?

HafidhAR97 · SF
レビュー数が足りません
95 Chs

Human Brainwave Catalyst

Furqon dan Adis diam mematung di samping. Firasat buruk dengan cepat meniup bulu kuduk. Adis menggenggam tanganku erat. Tremor yang dihasilkannya tidak terkendali. Sementara Furqon mulai sesak nafas, air mata mulai keluar dari kedua matanya.

"Kemaaaaaarilah Amiiiir!" ujar salah seorang lelaki di bawah dengan baju zirahnya bernada pelan menakutkan.

"Di-di-di belakang!" bisik pelan Furqon dengan nada gemetar.

Beberapa orang nampak mendaki dari tempat kita sebelumnya. Bahkan dari kiri kananku juga. Furqon dan Adis masing-masing memegang erat lenganku seolah hanya aku yang bisa membasmi mereka semua.

Kakiku mulai menuruni bukit ke kumpulan orang itu. Sekarang hambatan terbesarku berada pada orang-orang ini yang seperti kucing ketakutan.

"Mir, apa yang sebenarnya terjadi?" Adis berbisik pelan.

"Kita akan tahu setelah menanyakan mereka."

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください