Dengan sedikit berlari Kyuhyun memasuki lift dan menekan tombol lantai tujuannya. Kyuhyun menarik nafas dalam sebelum memasuki kamar Chaewon. Dengan sangat hati-hati ia melangkah ke samping tempat tidur Chaewon, wanita itu sudah kembali tertidur rupanya. Namun, ada hal yang janggal, matanya sembab dan juga ia menemukan gumpalan tisu yang hampir memenuhi setengah ember sampah.
'apa dia menangis?' batinnya berbicara.
"don't go" igau Chaewon, keningnya berkerut cemas.
Kyuhyun sedikit terkejut mendengarnya, tetapi senyum tipis dengan cepat menggantikan ekspresi keterkejutan itu.
"I won't go anywhere" jawab Kyuhyun seraya mencium kening Chaewon yang tertidur karena lelah menangis.
.
Pagi itu Kyuhyun dibangunkan oleh getar ponsel miliknya, Kyuhyun menyibakkan selimutnya kemudian terduduk. Semalaman ia menginap di kamar Chaewon dan tertidur di sofa-bed yang tersedia di ruangan itu.
"selamat pagi Presdir, apakah hari ini anda akan ke kantor?" sapa Lucas dari seberang telepon.
"ya, apa pagi ini ada rapat penting? Kalau iya, tolong atur ulang jadwalku. Aku berniat ke kantor lebih siang dan bisakah kau bawakan pakaian untukku?" Kyuhyun melirik ke arah Chaewon yang masih terlelap.
"baik Presdir, akan saya laksanakan"
Kyuhyun menutup teleponnya dan berjalan mendekati Chaewon, dengan sangat perlahan Kyuhyun menelusupkan jemarinya dalam genggaman Chaewon, Kyuhyun merasakan suhu tubuh Chaewon sudah mulai normal, berbeda dengan semalam.
Semalam sesaat Kyuhyun menempelkan bibirnya pada kening Chaewon, pria itu dapat merasakan panas tubuh wanita yang sedang terlelap itu. Kyuhyun memastikan apa yang dirasakannya dengan menaruh telapak tangannya pada dahi dan juga leher Chaewon. Dia kaget betapa panasnya tubuh itu. Kyuhyun dengan tidak sabaran menekan tombol bantuan dan mengumpat dalam hati karena ia merasa suster tak kunjung datang.
"ada apa?" tanya sang suster.
Kyuhyun rasanya ingin berteriak tetapi dirinya tidak ingin membangunkan Chaewon "tubuhnya panas sekali" geramnya.
Suster mengecek suhu tubuh Chaewon dengan thermometer dan benar, suhu tubuh Chaewon kembali naik.
"apa ada sesuatu yang terjadi?"
"tidak ada" bohong Kyuhyun.
"saya akan memanggil dokter" suster pun pergi meninggalkan Kyuhyun.
Kyuhyun menopang tubuhnya pada dinding dan melampiaskan emosinya pada benda mati tersebut. Menyesal? Pastinya, tetapi saat ini ia harus tenang, semua pasti akan baik-baik saja.
Suster kembali bersama Aaron. Aaron melirik sekilas ke arah Kyuhyun kemudian menaruh stetoskop di atas dada Chaewon, mendengarkan setiap detak jantungnya, merasakan denyut nadinya dan akhirnya menyuruh suster untuk menyuntikan obat penurun panas serta menaruh kompres es pada dahinya.
"aku sudah mengatakannya, bukan?" sindir Aaron.
Kyuhyun hanya diam terpaku, rasa bersalah memenuhi wajahnya.
"lebih baik kau istirahat juga. Dia akan baik-baik saja" Aaron menepuk pundak Kyuhyun kemudian pergi.
Suara pintu tergeser mengembalikan Kyuhyun pada masa kini "selamat pagi" sapa suster, Kyuhyun pun menjawabnya.
Suster kembali mengecek keadaan Chaewon dan syukurlah suhu tubuhnya sudah normal. Setelah kepergian sang suster, Kyuhyun berharap Chaewon cepat membuka matanya agar ia dapat melihat mata yang selalu membangkangnya. Kyuhyun tersenyum tipis dengan pikirannya sendiri, mata yang selalu tak terbaca itu jujur saja ia merindukannya.
.
"yeobo, bagaimana ini? Chaewon tidak mengangkat teleponnya" ujar wanita paruh baya yang terdengar khawatir.
"kita akan tahu ketika kita sampai di New York nanti" pria itu menenangkan istrinya.
Kedua orang ini adalah orangtua Yoon Chaewon, saat ini mereka sedang berada di bandara untuk menaiki penerbangan menuju New York. Mereka merasa khawatir dengan putri mereka yang beberapa hari lalu terdengar tidak sehat saat mereka menghubunginya untuk menanyakan apakah Chaewon akan pulang ke rumah saat natal nanti?
.
Chaewon membuka kelopak matanya yang berat.
"Anda sudah bangun?" ucap seorang pria
"Air..." pintanya dengan suara yang sangat parau.
Pria yang mengenakan pakaian formal itu mengambil segelas air yang tersedia beserta sarapan untuk Chaewon dan membantu wanita itu untuk meminumnya dengan menopang kepala Chaewon menggunakan lengannya.
Kyuhyun baru saja selesai mandi dan keluar kamar mandi dengan masih mengeringkan rambutnya dengan handuk saat mendapati pemandangan itu. Bertepatan dengan disudahinya kegiatan minum Chaewon, Lucas cepat-cepat menaruh gelas
"Saya permisi" pamitnya, merasa dia dalam masalah.
Kyuhyun berjalan menghampiri meja yang berada di samping tempat tidur Chaewon, membuka baju handuknya menampilkan tubuh topless yang memunggunginya.
"You're here" suara lemah itu memasuki pendengaran Kyuhyun.
"Aku akan segera pergi" balasnya kecut seraya mengancingi kemeja putihnya.
"Kau masih marah?"
'Bodoh! Apa yang kau lakukan?? Ingat dia itu sedang sakit!! Kau mau memperparahnya lagi?!' Omel pikirannya. Kyuhyun menengadah, menaruh satu tangannya menutupi matanya dan menghela nafas.
Kyuhyun berbalik mendapati tatapan Chaewon yang biasanya dingin kini menghangat, bagaikan es yang selama ini menyelubungi sosok Chaewon mulai mencair. Ia kemudian terduduk di kasur, menggenggam tangan Chaewon yang dibalas erat oleh wanita itu.
"Maaf. Aku sudah tidak marah padamu" akunya sambil mengelus punggung tangan Chaewon dengan ibu jarinya.
"Wajahmu.."
"Huh? Oh..ya, sesuatu terjadi" aku Kyuhyun sambil memegang lebam pada wajahnya akibat tinju Aaron.
Chaewon mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Kyuhyun, ujung-ujung jemari itu menghantarkan arus yang tak terduga.
"don't" sergah Kyuhyun, menghentikan tangan Chaewon yang menjauh dari wajahnya. Kyuhyun kembali menempelkan tangan itu ke wajahnya, "biarkan aku merasakannya lebih lama" ucapnya seraya mencium tangan itu.
"senang mengetahui bahwa kau memiliki sisi pengasih" Kyuhyun terkekeh.
Chaewon dengan cuek membalas "ya, senang mengetahuinya juga"
"baiklah, aku akan pergi ke kantor. Baik-baiklah di rumah sakit, jangan lupa habiskan sarapanmu. Aku akan memberitahu kantor kalau kau sakit" Kyuhyun mengecup kening Chaewon dan berangkat ke kantor.
Lucas yang sedari tadi menunggu di luar sudah mempersiapkan diri mendapati mood Kyuhyun yang buruk, alih-alih mendapat omelan sesuatu di luar dugaannya terjadi, Kyuhyun keluar ruangan dengan senyum yang merekah. Kyuhyun memberikan perintah kepada Lucas untuk memberitahu HR bahwa Chaewon sedang dirawat di rumah sakit dan kemungkinan tidak akan masuk untuk beberapa hari ke depan.
.
Orangtua Chaewon telah sampai di New York dan masih belum bisa terhubung dengan putri mereka. Mereka memutuskan untuk datang ke apartement Chaewon yang mana tempat tersebut sudah lama Chaewon tinggalkan karena Kyuhyun dengan seenaknya membeli apartement tersebut dan mengusirnya. Chaewon lupa memberitahu kepindahannya, setelah bertanya-tanya akhirnya kedua orangtua Chaewon mengetahui bahwa gedung itu sudah dibeli oleh orang lain dan memutuskan untuk pergi ke kantor Chaewon.
Mereka berdua menghampiri meja resepionis dan menanyakan keberadaan Yoon Chaewon.
"mohon maaf, kalau boleh tahu ada keperluan apa dengan ketua Yoon?" ujar salah satu pegawai di balik meja.
"kami orangtuanya, beberapa hari ini kami tidak bisa menghubunginya"
"Baik. Mohon tunggu sebentar" pegawai tersebut menghubungi seseorang.
Resepsionis menginformasikan bahwa Chaewon sedang dirawat di rumah sakit dan seketika ibu Chaewon terisak tak percaya.
Ayah Chaewon memeluk istrinya, mencoba menenangkan "bisakah anda memberikan kami alamat rumah sakit tersebut" pintanya.
Sang resepsionis menuliskan alamat rumah sakit tersebut pada secarik kertas dan memberikannya kepada kedua orang tua itu. Mereka berterima kasih dan melangkah keluar mencari taksi "tenanglah, Chaewon akan baik-baik saja" ayah Chaewon masih mencoba menenangkan istrinya.
"Permisi" mereka berbalik untuk melihat siapa yang menyapa mereka.
"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian mengenai Chaewon, umm anda.." pria itu berfikir
"Kami orangtua Yoon Chaewon dan kami baru saja diberi kabar bahwa Chaewon masuk rumah sakit. Kami sedang mencari taksi untuk menuju ke sana" jelas ayah Chaewon.
Kyuhyun tersenyum ramah "mohon tunggu sebentar, supirku akan mengantarkan anda"
"huh?"
"Ah! maaf, perkenalkan. Saya Cho kyuhyun, atasan Yoon Chaewon. Senang bertemu dengan anda" Kyuhyun menjabat tangan kedua orangtua Chaewon. Pria itu memberikan kode pada sang supir untuk membawa mobil tersebut.
"antarkan mereka ke rumah sakit" perintahnya
Kedua orangtua Chaewon menyampaikan rasa terima kasih mereka pada Kyuhyun, lalu masuk ke dalam mobil dan melaju ke rumah sakit
.
"ketua Yoon masuk rumah sakit dan tidak akan masuk untuk beberapa hari kedepan, aku berniat menjenguknya"
"benarkah? Sakit apa?"
"ya, HR bilang gejala tifus"
"bukankah dia sedang hamil? Kasihan sekali, kehamilannya masih muda sudah harus mengalami hal ini"
"iya, tapi aku penasaran siapa ayahnya?"
"aku tak pernah melihat ketua Yoon dekat dengan seorang pria"
"apa mungkin..." gadis itu berbisik kepada rekannya
"apa? Lucas? Sekretaris pribadi Presdir, maksudmu?"
"sssstttt" gadis itu menaruh telunjuknya di bibir menyuruh rekannya untuk menurunkan volume suaranya, "kudengar Lucas-lah yang menelpon HR".
Pintu lift terbuka dan mereka masuk ke dalamnya dan melanjutkan gossip yang baru saja mereka mulai. Kyuhyun yang tidak sengaja mendengar percakapan itu, merasa jengkel.
'bisa-bisanya mereka mengira Lucas sebagai ayah bayi itu. Sepertinya aku harus mempertegas keberadaanku.'