webnovel

Cold Boy Paskibra

Zach berjalan tegap, pandangan matalurus kedepan tanpa menggubris teriakan-teriakan histeris para kaum hawa yang ia temui disetiap jalan koridor. Dia muak dengan itu semua, setiap kali ia berjalan pasti diantara gadis itu selalu saja meneriak-neriakan namanya dia benci sunggu benci jika selalu ada terus wanita yang mendekatinya. Karna popularitas dan kekayaan yang ia miliki saat ini. Ia terus saja berjalan sampai ketika ia mendengar suara meja jatuh yang begitu keras seperti sengaja dijatuhkan dari salah satu lkelas yanang berada dikoridor itu. Zach mendekat kekelas dimana ada suara barusan dan melihat apa yang terjadi disana, sebuah pemandangan yang membuatnya menggelengkan kepala tak percaya. Namun ekspresi datar masih terlihat jelas diwajah tampanya. “ini akibat Lo udah ngelawan gue tadi”terdengar suara wanita yang begitu kejam sambil menuangkan air kotor ketubuh wanita lainnya yang tengah terduduk dilantai. “gu, gue salah apa sama Lo” gadis itu mencoba memberanikan dirinya untuk berucap Plakkk Suara tamparan keras terdengar begitu nyarinya, tetapi bukan mengenai wajah gadis yang terduduk itu melainkan mengenai sebuah punggu kekar yang memeluk gadis itu, Zach berjongkok didepan gadis dilantai itu menghalau tamparan yang menyakitkan menggunakan punggungnya.

Elfcho88 · 若者
レビュー数が足りません
53 Chs

Episode 12

"Mau kemana sih" tanya Luna kesal saat sudah ada didepan Zach.

"Naik,." seperti biasa dia tidak menggubris perkataan Luna

Luna menuruti perintah Zach, percuma saja. Jika dia menolak, manusia es didepannya ini pasti tidak akan tinggal diam. Dia paham bagaimana sifat Zach selama ini bagaimana tidak paham lah satu sekolah hampir 2 tahun ini. Dan dia sedikit mengetahui sedikit sifat menyebalkan Zach lebih dalam semenjak setengah bulan ini. Itupun gara-gara hal yang ia tolak.

....

Tidak butuh waktu lama hanya butuh lima belas menit kini mereka berdua akhirnya sampai disebuah studio foto yang lumayan cukup besar. Zach langsung masuk begitu saja setelah melepaskan helm nya meninggalkan Luna yang masih mengangakan mulutnya kebingungan karena melihat studio foto yang besar dan yang juga sering dipakai para model-model profesional tanah air. Dibenaknya kenapa ia harus di ajak kesini..

"Gue gk mimpikan ini, gue beneran disini. Ngapain si es ngajak gue kesini..apa dia mau bikin foto couple sama gue. Eh masa iya, kalaupun iya gimana ya?" berbagai ucapan dan pertanyaan ia lontarkan pada dirinya sendiri dan masih dalam posisi yang sama berdiri disebelah motor Zach sambil menganga melihat tampilan depan bangunan studio foto itu.

"Ngapain lo,." lamunan Luna langsung buyar ketika suara dingin nan pamiliar menginstrupsinya.

"Gak usah manja, lo mau gue nyusul kesitu" ujar Zach ketus saat melihat wajah Luna yang sangat kesal.

"Ogah, gue bisa jalan sendiri." Luna yang dari tadi memang sudah kesal kini kekesalannya semakin bertambah karna nada bicara Zach yang begitu ketus tidak enak didengar oleh telinganya. Dengan ogah-ogahan Luna mengikuti langkah Zach yang masih kedalam terlebih dahulu.

"Zach..." teriakan keras terdengar dari dalam studio saat Zach sudah sampai didepan ruang pemotretan. Seorang wanita berlari mendekat dan dengan begitu saja langsung memeluk Zach dengan penuh kegembiraan yang terlihat jelas diwajahnya. Zach juga tidak hanya diam saja dia membalas pelukan wanita itu dengan penuh kehangatan.

Sementara Luna hanya diam terpaku ditempatnya didepan pintu ruang pemotretan, whatt maen peluk-peluk aja siapa tuh?kakaknya atau ceweknya.

"Iiih, kamu udah gede makin ganteng, cakep kali bang" ujar wanita itu sambil melepaskan pelukannya pada Zach, ia juga mengamati Zach dari atas kebawah menilai seberapa tampan laki-laki kedepannya ini.

Zach hanya tersenyum mendengar itu,

"Apa kabar?" ujar Zach kemudian penuh dengan nada kecanggungan untuk bertanya.

"Eh, ada siapa itu dibelakang mu..cewek cantik manis lagi" tak menjawab pertanyaan Zach wanita itu sedikit menyingkirkan tubuh Zach agar sedikit bergeser untuk memudahkanya melihat Luna yang memang tidak jauh berdiri dibelakang Zach. Luna membalas dengan senyuman

" ciee, siapa tuh..pacar? Cantik juga"  bisik wanita itu ditelinga Zach.

"Salsa sayang, udah dong reunianya gak kasian aku kerepotan disini" sebuah suara mengintrupsi dari balik crew pemotretan yang berjejer. Diruangan itu memang bukan mereka bertiga saja tetapi banyak orang mereka adalah para crew dan model-model yang tengah melakukan pemotretan.

"Heheheh, iya sayang. aku kan kangen sama adik kecilku ini" balas perempuan yang diketahui bernama Salsa itu. Sambil mengacak-acak rambut Zach gemas dengan berjinjit kaki karena Zach begitu tinggi untuknya

" apaan sih yuk, ayuk sudah dipanggil bang Roland tuh" dengan kesal Zach mengambil tangan Salsa dan melepaskannya dari kepalanya.

"Ayo kita kesana, Cewek manis ayo ikut ayuk" ujar Salsa

"Tuh, cewenya digandeng" ujarnya lagi

"Ayo" sikap Zach kembali dingin tidak seperti tadi saat bersama wanita itu.

Luna berjalan mendekat kearah Zach dan mengikutinya mendekat kearah para crew pemotretan.

"Wiih, Zach siapa tuh?" ujar Roland sedikit menggoda Zach yang kini sudah ada disampingnya bersama Luna.

"Temen" jawab Zach singkat, entah kenapa saat Zach menjawab seperti itu hati Luna sedikit merasa tidak terima. Kenapa ia harus tidak terima kan memang benar dia hanya temen Zach, soal status pacar?kan hanya pura-pura jadi kenapa hatinya merasa tersakiti karn perkataan Zach barusan.

"Masa, serius. Kalau gak di akuin nanti bakal hilang loh" lagi Roland sedikit menggoda Zach. Namun hanya dibalas senyuman semata oleh Zach tanpa mau menanggapi.

"Sayang, udah dong jangan goda Zach terus semakin kesal denganmu nanti dia" ujar Salsa

"Oh, iya Zach cepat ganti baju..giliranmu sebentar lagi" ujar Salsa lagi dan hanya diangguki oleh Zach.

"Lo disini sebentar, gue ganti baju dulu" ujar Zach pada Luna, lalu berjalan pergi menuju ruang ganti pakaian.

Tak butuh waktu lama untuk berganti baju Zach keluar dengan pakaian serba hitam, dimulai dari jas hitam, kemeja hitam, celana hitam dan sepatu hitam. Penampilannya kini menyerupai grim repper yang ada di drama korea black. Wajahnya yang bule pun menambah kesan berkarisma.

Luna pun merasa terpukau melihat sosok manusia didepanya ini ternyata dia tampan juga ya keren pula.

"Sejak kapan Zach jadi model, perasaan gue kenal dia hampir dua tahun ini kagak pernah denger kalau dia juga model. Para penggemarnya pun nggak pernah ngomongin dia kalau jadi model, kenapa gue terpesona banget sama penampilannya. Oh my god, Luna sadar Luna." Batin Luna berbicara sambil terus saja memandang Zach yang berjalan mendekat kearahnya

"Kenapa?" ujar Zach saat sudah sampai didepan Luna yang tengah menepuk-nepuk pipinya sendiri sambil menggeleng gelengkan kepala.

"Hah" jawab Luna masih dalam mode tak sadar dengan apa yang telah dia lakukan

"Mantap Zach, cepat kemari. Ini giliran mu, jangan pacaran dulu sebentar kok" ujar seorang fotografer yang menyuruh Zach untuk mendekatinya.

Tanpa rasa tegang, dan grogi Zach melakukan pemotretan dengan santai bahkan ia sedikit tersenyum tipis.

"Oke, sudah. Kamu memang sip buat jadi modelnya sehingga pemotretanya cepat selesai. Tapi, satu baju lagi dan baju itu untuk km pakai saja."

Zach hanya tersenyum menanggapinya dan kembali lagi keruang ganti untuk berganti pakaian biasa. Katanya pakaian bebas dan tidak terlalu formal seperti tadi.

°°°°°°

Kini Zach, Luna, Salsa dan Roland sedang berada disebuah Caffe dekat tempat mereka melakukan pemotretan tadi.

"Untung kamu mau jadi model untuk perusahaan kami Zach, kalau nggak gak tau abang mau bagaimana"

"Terimakasih ya Zach, berkat kamu hari ini berjalan lancar. Kalian mau pesan apa silahkan pesan semau kalian biar abang yang traktir" ujar Roland

"Oh iya cewe manis, kita belum kenalan. Maaf ya dari tadi sibuk banget sih sampai-sampai aku lupa kenalan sama kamu Zachnya juga sih cuman diam aja gak ngenalin kamu ke aku..Hehehe maaf ya tadi cuman diamin kamu doang" nada penuh rasa bersalah mengiringi ucapan Salsa.

"Iya ya, nama kamu siapa ya. Aku juga sampai lupa kalau Zach bawa temen" ujar Roland menambahkan

"Hehehe, gak pa-pa kok kak..aku maklum kok."

"Kenalkan namaku Luna Oceana Rayes, teman sekolah Zach" ujar Luna memperkenalkan diri.

"Oh Luna, namanya cantik kayak orangnya ya. Semoga anak yang aku kandung ini kayak Luna ya bang..cantik, manis, ramah lagi" sahut Salsa sambil memegang perutnya yang masih rata itu.

"Iya Aamiin" jawab Roland.

Zach yang mendengar perkataan Salsa tadi ekspresi nya berubah ada rasa sedih, kecewa, terpukul, seperti terlihat jelas diwajahnya dan perasaan tidak nyaman menghinggap pada hatinya tak kala kedua pasangan  didepanya saat ini saling bergenggaman tangan.

Tanpa mereka sadari kedua tangan Zach mengepal erat menyalurkan rasa emoainya dikepalan tangan tersebut.

"Eh tunggu, kok aku jadi ke inget sesuatu waktu kamu nyebutin nama kamu barusan" sambil sedikit berfikir Salsa mencoba untuk mengingat sesuatu

"Eemm, kamu adiknya Liam bukan ya" dengan sedikit pelan ia bertanya takut salah.

"Iya kak, kok kak Salsa tau" ujar Luna

"Hehehe tau dong, Liamkan temen ku waktu dulu temennya Gerald juga. Yah walaupun gk begitu akrab sih sama kakak mu yang super super galak itu, eh opps" ujar Salsa dan langsung membungkam mulutnya sendiri.

"Ih, kamu nih yang. Ngomong kayak gitu depan adiknya gak sopan tau" tegur Roland sambil sedikit mencubit istrinya itu.

"Hehehe, gak pa-pa kok kak Roland. Yang dibilang kak Salsa memang bener kok. Kak Liam mah begitu, aku aja kadang-kadang suka kesel juga sama dia" ujar Luna

"Maaf ya dek, aku kenal kakakmu tuh ya dari Gerald, oh iya jangan panggip aku kak dong, panggil aku ayuk aja dan panggil bang Roland bang. Kami dari sumatra jadi biasa dipanggil seperti itu dan udah nyaman hehe " ujar Salsa panjang lebar.

"Oh, bang Gerald sepupunya manusia es ini kan ayuk" Celetuk Luna sambil jarinya ia arahkan ke Zach yang duduk persis disebelahnya sontak ia langsung menatapa tajam kearah Luna.

"Hahahaha, Manusia es.." tawa kedua pasangan Salsa dan Roland berbarengan sambil memandang satu sama lain. Setelahnya mereka menatap Zach yang tampak tak suka.

"Waah..Zach, ternyata sikapmu begitu juga ya sama pacarmu. Abang kira kamu bersikap seperti itu cuman sama abang doang, Hahaha. Janganlah seperti itu Zach pacarmu takut nanti" jelas Roland sambil sedikit menahan tawanya agar tidak kebablasan.

"Yaampun Zach, kan ayuk udah bilang sama kamu kalau bersikap sama cewek lain selain ayuk jangan terlalu dingin banget kenapa" ujar Salsa menambahkan.

"Kalian bisa diam nggak, kalau nggak mendingan aku cabut aja" Zach langsung bangkit hendak pergi dari tempat itu,. Karena dia benar-benar sudah kesal dari tadi dan kini ditambah dia seperti diledek seperti ini. Sudah cukup ia sudah tidak bisa menahan amarah serta emosinya yang ia pendam sedari tadi.

"Eh, tunggu" namun niatnya ingin beranjak pergi dari situ harus terhenti ketika cekalan tangan dari wanita yang sedari tadi duduk disebelahnya.

"Ini, salah gue..gue minta maaf sama lo" ujar Luna pelan karena ia merasa bersalah karena perkataanya membuat emosi Zach terpancing.

"Ayo duduk lagi habiskan makannya, gak baik loh buang-buang makanan mubazir dan buang-buang rezeki." lanjut Luna sambil sedikit menarik lengan Zach agar kembali duduk.

"Tuh dengerin kata pacarmu gak baik buang-buang makanan, masa cuman gitu aja tersinggung. Ayuk sama bang Roland cuman bercanda loh, ayuk tuh nyidam pengen ketemu kamu,..masa kamu tega biarin ayuk kayak gini nanti anak ayuk ileran loh"

Zach akhirnya duduk dan kembali memakan-makannya entah ia menuruti perkataan dari siapa cinta masa lalunya atau pacar pura-pura nya.

°°°°°

Kini Zach dan Luna tengah saling diam di meja Caffe tidak ada yang mereka bicarakan setelah kepergian dua pasangan yang makan bersama mereka tadi dan kini jam sudah menunjukan sore hari bahkan menjelang magrib, namun Zach masih saja diam tanpa berniat untuk beranjak sedikitpun dari meja itu walaupun sudah berjam-jam hampir berlalu.

Sementara Luna masih saja disitu menunggu manusia es yang sepertinya tenggelam dalam pemikiranya sendiri. Sebenarnya ia ingin mengajak pulang karna hari sudah menjelang magrib, tapi apa mau dikata orang yang ingin diajak pulang sepertinya masih larut dalam pemikiran. Entah kenapa Luna seakan bisa merasakan apa yang dirasakan Zach saat ini tapi apa itu...sehingga ia lebih baik mendiamkanya saja biarkan orang itu berfikir sendiri. Dan ia juga malas jika harus menegor dikala Zach seperti itu pasti ujung-ujungnya mereka akan berdebat karna Zach pasti tidak ingin disalahkan..

Lebih baik dia menyibukan diri bermain ponsel ketimbang harus adu mulut dengan manusia es yang irit bicara dan tentu saja nantinya dia yang akan banyak bicara.

"Jam berapa ini?" Tanya Zach sambil tengok kanan tengok kiri mempeehatikan isi Caffe yang sudah mulai penuh dengan cahaya lampu yang indah. Dan ia baru sadar jika disebelahnya tidak ada orang.

"Luna, Luna" panggilnya mencari Luna yang sedari tadi ia abaikan saja.

"Iya kenapa, sudah sadar dari lamunanya Mr.cold?" ujar Luna kesal berjalan mendekat, ia baru saja dari kamar mandi untuk berganti pakaian.  Untung saja ia membawa baju ganti, bayangkan kalau tidak sedari tadi ia menggunakan pakaian sekolah sementara yang lainnya menggunakan baju biasa.

"Ayo pulang" ujar Zach melangkah mendahului Luna

"Heh, lo gak mau minta maaf sama gue apa" teriak Luna, sehingga membuat pengunjung Caffe melihat kearahnya. Bodo amat ia benar-benar kesal dengan Zach bagaimana bisa orang itu tidak mau bilang maaf atau apalah karena menunggunya selesai melamun berjam-jam.

"Zach..Lo nih orang atau patung sih. Gue kesel sama lo, tau nggak gue nungguin lo selama dua jam diem aja sambil mandangin lo yang nunduk terus tanpa ngomong sama gue sepatah dua patah pun. Tau nggak gue nih capek banyak tugas dan waktu gue yang aturan gue pakek buat ngerjain tugas terbuang sia-sia gara-gara nungguin lo yang entah kenapa nunduk gak jelas seakan-akan terluka. Dan setelah lo sadar boro-boro lo minta maaf sama gue atau apa lo masih aja sikapnya dingin kayak gini..besok-besok kalau mau pergi kemana jangan ajak gue deh. Gue udah males pergi sama lo..gue pulang" setelah mengeluarkan emosinya Luna hendak beranjak pergi meninggalkan Zach yang membelakangi dirinya.

"Tunggu,.." Zach berbalik dan sedikit melangkah mengejar Luna yang sedikit bernjak dari posisinya.

"Ayo,..naik" Ujar Zach menarik pelan Luna kembali mendekat kearah motornya dan memakaikan helm dikepala Luna.

°°°

T. B. C