Samudra masih mengingat dengan jelas saat di tengah danau itu. Raut wajah Nazwa seketika berubah. Keningnya berkerut, mungkin terkejut karena Samudra mencium bibirnya tanpa pemberitahuan. Lalu Samudra melepaskan bibirnya dari bibir Nazwa dan benar saja, pipi asisten pribadinya itu merona dan telinganya berubah warna menjadi merah karena tersipu malu. Manis sekali, Samudra tergerak untuk mencium pipinya. Namun Seketika Nazwa mengalihkan wajahnya ke arah samping dan Samudra urung melakukannya lagi.
Bagaimana bisa Samudra melupakan manisnya bibir Nazwa melebihi gula aren. Dia masih saja merasakannya sampai detik ini sehingga rasa cintanya semakin menggebu-gebu.
"Kenapa Pak Samudra bisa memiliki perasaan lebih pada saya? Rasa yang sepertinya tak begitu pantas saya dapatkan. Saya ini seorang janda, saya pun tidak secantik gadis yang selevel dengan, Pak Samudra." Nazwa mengutarakan isi hatinya. Ia hanya ingin memastikan saja kalau Samudra memang yakin dengan perasaannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください