Penti terus saja berkelit tak mau mengakui kesalahannya. Tentu wanita itu tak akan sudi kehilangan jabatannya. Dia benar-benar sudah gila rela mempertaruhkan jabatan yang dinilai tinggi itu hanya demi sebuah kata persahabatan. Persahabatannya dengan Cantika yang cukup lama dan dekat membuat Penti tak bisa berpikir jernih dan mau-maunya mengikuti permintaan Cantika dengan dalih menolongnya.
Nazwa tampak menggelengkan kepala merasa benar-benar tertipu oleh sikap manis Penti saat itu.
"Penti! Tolong lihat saya!' pinta Samudra dengan tegas saat Penti terus saja melirik sinis ke arah Nazwa.
"Sekali lagi saya tegaskan. Jawab pertanyaan saya dengan jujur apabila anda masih ingin menjadi manager di sini!" pinta Samudra sekali lagi. Ia terdengar meninggikan sedikit nada suaranya dengan raut wajah yang nampak serius.
Dengan raut wajah yang mulai tegang, Penti pun mengembalikan pandangannya pada Samudra yang berada di hadapannya. Ia tampak menelan salivanya dengan raut wakah yang resah.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください