webnovel

Dia Hanya Ingin Memukul Kepala Julian Yazeed!

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Saat ini, Hana Lingga kembali mengirim pesan lagi.

[Hana Lingga: Maaf, bagaimana cara membelinya? Berapa harganya?]

Sintia dengan cepat mengetik sebuah balasan.

[Master penjual obat penyesalan: Aku ingin setengah dari semua asetmu!]

[Master penjual obat penyesalan: Kamu tidak perlu memberikannya sekarang. Setelah kamu minum obatnya dan mendapatkan kehidupan baru, ubah setengah asetmu menjadi uang tunai dan sumbangkan pada 'Lembaga Penelitian Medis Dokter Baskoro'. Setelah aku memberimu obat penyesalan itu, kamu bisa menandatangani kontrak perjanjian sumbangan.]

Ayah angkatnya menderita uremia. Selain cuci darah, beliau hanya bisa mengandalkan transplantasi ginjal untuk sembuh.

Sayangnya, ginjal terlalu sulit untuk ditemukan, apalagi itu bukan sesuatu yang bisa dia minta.

Dokter Baskoro bersama tim medisnya sedang mengambangkan tekhnologi ginjal buatan. Dan jika penelitiannya berhasil, maka ayah angkatnya akan bisa diselamatkan. Sayangnya, dana penelitian tidak mencukupi, dan penelitian sempat terhenti beberapa kali. Sintia harus bekerja keras untuk mendapat uang agar Dokter Baskoro dan timnya dapat melanjutkan penelitian mereka.

Jika penelitian ini berhasil, ayah angkatnya tidak perlu lagi pergi ke rumah sakit untuk melakukan cuci darah tiga kali seminggu.

[Hana Lingga: Mana aku tahu jika obat penyesalanmu tidak bekerja? Bagaimana jika kamu menipuku?]

[Master penjual obat penyesalah: Ini adalah pertaruhan besar, menggunakan setengah dari asetmu untuk mengubah nasibmu. Kamu mau atau tidak, itu terserah padamu. Kamu punya waktu selama lima jam untuk mempertimbangkannya, dan ini adalah satu-satunya kesempatanmu. Jam 17.30, kita akan bertemu di alamat ini.

PS: Kamu bahkan tidak takut mati. Bagaimana mungkin kamu masih peduli dengan uang? Jika kamu tidak benar-benar menyesali masa lalumu, kamu tidak akan rela mengambil setengah dari asetmu untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Obat Penyesalanku hanya akan dijual kepada mereka yang benar-benar bertekad untuk mengubah nasib mereka.]

Sintia mengetikkan sebuah alamat pada kolom obrolan. Berpikir jika dia harus menemukan cara untuk dapat mengeluarkan obat penyesalan dalam waktu lima jam ini.

Saat ini, Yumi yang tengah duduk di sebelahnya tiba-tiba tertawa, lalu berseru keras di ruangan, "Pfftt, kalian lihat. Seseorang yang mengaku sebagai pelayan keluarga Yazeed mengungkapkan beberapa informasi mengenai gadis beruntung di Twitter. Dia bilang bahwa foto gadis beruntung itu diambil saat Julian Yazeed sedang mabuk. Faktanya sangat bertolak belakang seperti yang ada di foto."

Rekan-rekan di departemen yang sedang mencari berita tentang Hana Lingga, langsung kembali mengalihkan perhatian mereka pada akun gadis beruntung itu. 

Yumi langsung mengirim bocoran tangkapan layar dari cuitan pelayan tersebut ke grup WeChat Departemen Reporter.

Dengan kening berkerut, Sintia membuka tangkapan layar tersebut.

Ketika dia melihat tangkapan layar, memang ada seorang netizen yang mengaku sebagai pelayan keluarga Yazeed yang mengungkap beberapa informasi.

[Netizen AkuAdalahLemonmu: Aku adalah pelayan di keluarga Yazeed. Fakta yang ada sama sekali tidak seperti yang dikatakan oleh @GadisBeruntung. Tuan Julian mabuk, @GadisBeruntung mengambil foto itu saat Tuan Julian mabuk. Di pagi hari, saat Tuan Julian sadar dari mabuknya, beliau marah karena kamu tidak mengawasi @GadisBeruntung dan memecat kami sekaligus kepala pelayan. Kami benar-benar tidak bersalah.]

Beberapa netizen terus menyebut akun @AkuAdalahLemonmu dan mengirim pesan: [Tolong ungkapkan nama asli dan foto @GadisBeruntung.]

[Netizen AkuAdalahLemonmu: Sebelum kami dipecat, kami diperingatkan untuk tidak mengungkapkan informasi apapun tentang dia. Jika informasi tentang @GadisBeruntung terbongkar, kami akan tetap dihukum sekalipun kami tidak mengatakan apa-apa. Jadi aku tidak berani mengungkapkannya, tetapi Tuan Julian benar-benar tidak menyukai @Gadis Beruntung.]

Sintia berpikir, 'Hiks hiks hiks, gadis beruntung itu benar-benar menyedihkan …'

Sintia menggosok matanya dengan keras. Dia baru saja mendapatkan kembali martabatnya dan pelayan itu menampar wajahnya lagi. Harusnya dia menangis sedih. Namun, setelah menggosok matanya untuk waktu yang lama ...

Menangis pantatnya!

Dia hanya ingin memukul kepala Julian Yazeed!

Jika Julian Yazeed tidak memecat pelayan itu, pelayan itu juga tidak akan membencinya.

Untungnya, pelayan itu masih tidak berani untuk mengungkapkan namanya. Kalau tidak, dia akan menjadi bahan tertawaan semua orang saat ini.