Cindy tertawa setelah mendengar cara ayahnya menginterogasi hasil belanjaan gadis itu. semuanya terasa sedikit lucu. Mengapa pula sampai perlu untuk tahu apa yang dibelanjakan olehnya. Seperti orang susah saja!
"Aku membelikan hadiah untuk temanku. Ayah tidak lupa kan … soal pesta ulang tahun yang aku katakan waktu itu?" Cindy mengingatkan kembali tentang satu acara itu.
"A … Ayah tak lupa. Dan Ayah juga tak lupa kalau kamu harus pulang jam … tujuh malam? Atau enam?"
"Ayah keterlaluan … acaranya bahkan baru mulai jam enam. Bagaimana bisa aku pulang jam tujuh? Baru juga sampai acara pembukaan, masa langsung pulang. Yang benar saja, Ayah …." Cindy mulai merajuk. "Sekalian saja aku tak pergi kalau begitu."
Cindy langsung pergi dari ruang tamu. Ia segera mempercepat langkah kakinya sampai ke kamar. Hatinya panas. Ia tahu kalau akan seperti ini. Semuanya seperti izin yang sebenarnya tidak diberikan. Sangat menjengkelkan. Cindy merebahkan dirinya di atas kasur.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください