webnovel

CEO MENGEJAR CINTA

Oktavia Prayuda terpaksa harus menerima perjodohan dan pernikahan dengan seorang CEO muda bernama Elang Sastra Pratama sebagai pelunas utang dan  kerja sama perusahaan papanya. Oktavia Prayuda berumur 19 tahun. Seorang gadis cantik alami,  periang,  pintar, murah senyum dan menurut kepada orang tuanya.  Elang Sastra Pratama seorang CEO pemilik perusahaan Pratama. Corp berusia 30 tahun. Pria yang diincar setiap wanita di dunia. Suka menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisinya Akankah pernikahan Oktavia dan Elang bahagia nantinya? 

kirei_ardilla · 都市
レビュー数が足りません
483 Chs

Bab. 22 Konferensi Pers 3

Roy yang langsung mendapat pertanyaan dari Elang yang baru masuk langsung berdiri.

"Semua sudah siap, tuan sesuai dengan jadwal yang kita buat. Untuk perusahaan tak ada masalah dan masih bisa diatasi" ucap Roy tegas

"Bagus kalau begitu" ucap Elang dan mulai fokus memeriksa, mempelajari dan menandatangani dokumen yang ada dihadapannya.

Elang kembali ke kamar dan melihat Via yang sudah berubah posisi menjadi miring. Elang langsung masuk ke dalam selimut dan membenamkan wajahnya di kedua payudara Via tapi sesekali dia akan menghisap payudaranya juga. Elang mulai mengarungi dunia mimpi menyusul Via.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Rumah Prayuda

Axel yang tiba di rumah sedikit terlambat dari biasanya langsung masuk dan menuju kamarnya tanpa mau mencari tahu ada masalah apa di rumah itu.

Saat makan malam Axel yang melihat papanya ada luka di wajahnya begitu banyak ingin bertanya tapi dia tak lakukan karena malas rasanya jika nanti jawaban alasan luka itu tak ditandatangani Axel.

Setelah makan malam selesai Axel langsung menuju ruang kerja papanya untuk menyerahkan dokumen yang harus ditandatangani.

Tok tok tok

"Masuk" ucap tuan Raksa yang langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Papa, Axel ingin menyerahkan dokumen yang harus ditandatangani dan besok harus segera dibawa kembali ke kantor" ucap Axel

"Axel bagaimana keadaan perusahaan hari ini. Apa ada penurunan grafik nilai saham atau yang lainnya akibat video Via yang beredar luas" tanya tuan Raksa

"Papa tak bisa melakukan apa-apa lagi untuk menghukum Via yang bodoh dan tak punya harga diri itu. Via tak bisa diganggu atau diancam sedikitpun karena dia dilindungi tuan Elang dan kita semua anggota Prayuda tidak bisa menemuinya jika tak dapat izin dari tuan Elang" sambung ucapan tuan Raksa marah tak menerima Elang memperlakukannya begitu buruk.

"Apa yang tuan Elang lakukan sudah benar, membela istrinya yang tidak bersalah dan melindunginya dari orang yang berniat jahat kepada istrinya" ucap Axel dingin dan langsung ke intinya.

Setelah Axel mengatakan itu, dia langsung bangkit dari kursi yang ada dihadapan tuan Raksa dan melangkah keluar dari ruangan itu. Tuan Raksa yang tak terima Axel berucap seperti itu marah dan berteriak tapi Axel tak ambil pusing atas umpatan dan amarah papanya.

"Axel, kembali kau. Apa maksudmu berkata seperti ititu kepada papa , hah" teriak tuan Raksa

Axel langsung mengistirahatkan tubuhnya di tempat tidur dan tak butuh waktu lama akhirnya tertidur karena lelah mengurus perusahaan dan masalah yang tiba-tiba muncul di karenakan video yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Malam sudah berganti pagi, Axel yang merasakan sinar cahaya yang masuk diantara celah gorden di kamarnya terusik dan mulai mengerjapkan matanya. Axel langsung mandi dan bersiap untuk berangkat ke kantor.

Sementara di ruang makan sudah ada tuan Raksa, nyonya Sandra dan Tia. Axel yang melihat pemandangan seperti itu hanya bisa tersenyum tipis sebentar sebelum masuk ke ruangan itu. Axel duduk di dekat tuan Raksa dan tak menyapa mereka.

"Axel, papa mungkin tak bisa masuk ke kantor untuk beberapa hari ke depan jika memang ada yang sangat penting dan mendesak hubungi papa. Kamu handle semua urusan perusahaan sementara papa tak ada di tempat karena nanti perusahaan itu kamu yang pimpin. Satu lagi cari cara agar saham perusahaan tak merosot dampak dari video tentang Via yang beredar" ucap tuan Raksa seakan semua diucapkan hanya dalam satu tarikan nafas.

"Hmmmmm" balas Axel dingin dan langsung pergi dari ruangan itu menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah.

Axel langsung melajukan mobilnya menuju kantor.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari yang ditunggu dan dinantikan oleh semua awak media sudah tiba. Tepat dihari ini di hotel Snow Dragon akan diadakan konferensi pers untuk membuat klarifikasi tentang video Via yang beredar.

Semua aqak media yang diundang dalam acara tersebut audah nampak hadir dan memenuhi awmua bangku yang di aula hotel tersebut.

Via yang datang ke acara tersebut dengan menggunakan baju model long dress motif batik dengan kerah tinggi dan rambut yang di gerai untuk menutupi tanda yang dibuat Elang semalam serta lengan tiga perempat dengan sedikit belahan disamping memberi kesan simpel dan elegan bagi Via. Elang yang menggunakan kemeja berwarna navy, jas dan celana yang berwarna hitam keluar dari mobil langsung memberikan sikap posesifnya kembali kepada semua orang. Roy yang melihat tuannya seperti itu sudah tak asing atau aneh lagi karena itu sudah seperti makanannya setiap hari.Elang dengan sikap posesifnya langsung membawanya menuju ruang aula yang akan dilaksanakan konferensi pers.

Axel yang datang dengan kemeja warna cream, jas dan celana berwarna putih tak lupa dengan kacamatanya yang masih setia menempel di kepalanya saat dia turun dan langsung menuju aula ya di beritahukan kemarin lusa.

Saat Elang dan Via masuk ke dalam ruangan tersebut semua awak media langsung mengambil foto mereka yang terlihat serasi, sesekali Via akan melemparkan senyumnya ke awak media dan itu membuat Elang cemburu tapi dia berusaha tak menunjukkan di depan umum karena takut nanti para rival bisnianya menggunakan Via sebagai kelemahannya.

Semua para awak media sudah duduk di tempatnya dan tenang. MC mulai memandu jalannya acara.

"Selamat pagi tuan Elang, nona Via, tuan Roy, tuan Axel serta semua perwakilan dari media. Kita akan mendengarkan serta tanya jawab di waktu yang di tentukan. Baik kita mulai dari penjelasan dari nona Via tentang vudwo tersebut" ucap MC memulai acaranya.

"Untuk video tersebut memang benar itu saya yang keluar dari lobby hotel tapi untuk berita yang beredar di media dan lainnya itu salah. Saya ke hotel itu menemani kakak saya Axel untuk menemui klien di restoran yang ada di dalam hotel tersebut" ucap Via menjelaskan semuanya dan mulai untuk tanya jawab.

"Selamat pagi tuan Axel apakah itu benar yang dikatakan oleh nona Via" tanya Ria wartawan dari perusahaan Glory

"Tuan Axel kenapa nona Via tak pernah muncul dihadapan orang banyak dan menampakkan dirinya kalau dia adalah keturunan dari keluarga Prayuda" tanyab Sista wartawan dari perusahaan Karya Abadi

"Apakah ada buktinya jika nona Via itu bukan habis check in dengan ke kasihnya di kamar hotel tersebut" tanya salah satu wartawan

"Maaf tuan Elang, apakah anda tak marah sama sekali dengan nona Via saat melihat video ini beredar luas baik di dunia maya dan berita utama. Apakah ada dampak dari pemberitaan tersebut" tanya salah satu wartawan.

"Tuan Elang, apakah anda beruntung mendapatkan nona Via atau malah sebaliknya. Jika video tersebut yang beredar memang benar bahwa nona Via selesai check in dengan ke kasihnya berarti anda mendapatkan sisa dari orang lain" tanya salah satu wartawan pria yang berkacamata tebal.

"Tuan Elang, apakah nona Via saat malam pertama masih virgin? Sedangkan video itu ada sebelum acara pernikahan anda dilaksanakan dan belum beredar?" tanya wartawan lainnya.

"Tuan Elang, apakah anda kecewa dan marah kepada nona Via yang memberikan keperawanannya kepada orang lain bukan kepada anda nantinya setelah menikah resmi?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan dari para wartawan yang menyakitkan serta menyudutkan posisi Via disana. Via yang mendengar semua itu kembali berputar pada hari dimana pesta selesai dan ditarik paksa oleh Elang ke dalam kamar hotel, diperlakukan dengan kejam tak berperasaan. Via yang mengingat hal itu mulai menangis karena kejadian dan sikap Elang yang kejam membuat Via menurut dan tak berani mengeluarkan suara untuk mengeluarkan pendapat ataupun keinginannya ke Elang.

Elang yang mendengar para wartawan yang menyudutkan posisi Via dan membuat Via terlihat murah oleh semua orang tak terima, rasanya ingin memaki dan memukul orang tersebut. Ditambah Elang melihat Via mengeluarkan air matanya yang sudah membasahi pipinya, Elang mengepalkan tangannya dan mengeras rahangnya untuk menahan emosinya.

Axel tak jauh berbeda dengan Elang, yang mendengar adiknya dihina dan direndahkan seakan memang benar kalau Via adalah wanita murahan.