webnovel

CARAKU

Perjalanan Hidup dan Permainan Hati

Yanti_Wina · 若者
レビュー数が足りません
20 Chs

Pertemuan tak sengaja

Hari- berlalu membiarkan Vio dalam kesendirian, butuh waktu untuk menyesuaikan keadaan dengan suasana hati, pekerjaan adalah pelabuhan terakhirnya, hari -hari Vio selain sekolah di habiskan di cafenya, membuat berbagai macam kue dan mempelajari perusahaan peninggalan Ayahnya, kebosanannya sedikit tertolong karena setiap akhir pekan Dony pulang menemui Vio menghabiskan waktu bersama tentu Dony mengeluh...

karna waktu yang begitu singkat.

***

Waktu menunjukan pukul 08.00 pagi

Dony beranjak dari tempat tidurnya, masuk kamar mandi dan meniapkan buku- buku untuk dibawa ke kampusnya, Dony keluar dari apartemennya dan tak di duga ada sosok perempuan berdiri di depan pintu tanpa mengetuknya.

"Linda ... ngapain kesini?" protes Dony, dengan santay dia menjawab.

"Tentu saja menemuimu..." Dia tersenyum,

"Terlalu sulit akhir -akhir ini menemuimu karena Vio... ya Viona." Dia tersenyum menggoda, membuat Dony sedikit tidak nyaman.

"Maaf Lin... kita hanya teman..." Dony mengingatkan, agar Linda tau batasannya.

"Tentu saja teman... untuk saat ini, belum tentukan di waktu yang akan datang? aku tetap menunggu...." jawab Linda sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Stop Lin!!" Muka Dony memerah dan tanpa permisi meninggalkannya, perempuan itu hanya tersenyum sinis penuh arti.

"Kamu akan jatuh ketanganku dan menjadi milikku bukan Vio..." Linda setengah bergumam, lalu meninggalkan apartemen Dony.

Linda adalah temen sekolah Dony, selama ini dialah salah satu diantara perempuan- perempuan yang mengejar Dony.

***

Di sekolah, Vio adalah anak yang paling tenang diantara teman yang lainnya, Dia tidak tertarik dengan sekelilingnya kecuali pelajaran,

"Vi... liat tuh ketua Osis yang baru, ganteng juga, cewek- cewek pada nempel," Celoteh Lia sambil menunjuk Ketua Osis yang sedang duduk di koridor sekolah sambil di kerubutin cewek....

"Kamu mau? yaudah sana ikut nempel!" Jawab Vio asal.

"Ikh Vio ..." Lia cemberut, Vio hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya.

Bell berbunyi, pelajaran di mulai...

"Aku ngantuk Vi, semalam begadang nonton Drakor." keluh Lia.

"DL..." Jawab Vio pendek,

"Hah...?" Lia menoleh kearah Vio,

"Derita Loe... Lia..." Vio sambil terkekeh, muka Lia makin muram dan diam sampai guru Sejarah datang.

Semua murid tenang mendengarkan penjelasan dari guru sejarahnya, Lia juga diam, Tunggu.... tunggu.... Vio melirik ke arah Lia, posisi Lia memegang buku mata pelajaran, dia menunduk, ke arah buku, tapi tidak bisa melihat muka Lia karena pakai kerudung segi empat agak menutupi mukanya, Vio mengerutkan alisnya dan bertanya pada dirinya sendiri.

"Sejak kapan Lia begitu tenang menerima pelajaran? bahkan lebih tenang dari yang lainnya" Gumam Vio,

"Li..." Vio menyenggol tangan Lia, Lia cuma menjawab "mmm..." Astaga dia bener2 serius ... Vio nyengir sendiri, setelah pelajaran selesai gurunya keluar, Vio menyenggol Lia lebih keras lagi, hasilnya mukanya jatuh ke meja dalam posisi miring dan terdengar dengkurannya, Vio tersentak dan tertawa geli sendiri.

"Ya Tuhan dia tidur selama pelajaran tadi ..." Vio menepuk jidatnya sendiri. Anak- anak yang lainnya yang ada di ruangan itu juga ikut tertawa.

***

Vio menggeliatkan tubuhnya di sofa sambil memandang langit di Senja itu, biasanya secangkir coklat panas sudah cukup membuat Vio tenang, tapi ini sebaliknya, akhirnya Vio memutuskan untuk berjalan di tepi pantai, tatapannya kosong sesekali Vio menarik napas panjang, mengumpulkan pasir di tangannya dan melemparkan kearah ombak. Vio tak sadar sepasang mata tajam sedang mengamatinya mempotret Vio dengan berbagai macam gaya....

"Cewek cantik...." gumamnya sambil melihat lagi hasil jepretannya, dia duduk di cafe yang letaknya tak jauh dari pantai, memakan beberapa kue sambil mendengarkan musik.

Vio masuk kedalam cafe membuat laki- laki itu membelalakan matanya dan dia tersenyum setelah tau Vio ada di situ, dia memanggil pelayan, karna mereka lagi sibuk semua, Vio yang datang.

"Pesan apa kak?" tanyanya lembut tak lupa senyumnya mengembang sebagai bentuk pelayanan primanya untuk menarik pelanggan, bukan genit ya ...

"Caffe latte..." Jawabnya,

"Baik, mohon tunggu dan bersabar sebentar." Jawab Vio, setelah itu membuatkannya dan kembali datang kemeja itu.

"Silahkan dinikmati..." Vio berbalik badan hendak pergi tapi, orang itu menahannya.

"Maaf Nona aku mau tanya, penginapan yang paling dekat dengan pantai, di mana ya?" Vio membalikan badannya lagi.

"Yang paling dekat di sini cuma Villa Viona..." jawab Vio singkat.

"Apakah Nona bisa membantuku menunjukan tempatnya di mana?"

"Reservasi di sini bisa, letaknya tak jauh dari Cafe ini kak," Jawab Vio, pria itu tersenyum

"Baiklah adakah satu untukku yang kosong? tapi jangan terlalu besar karna aku cuma sendirian."

"Baiklah, tunggu sebentar." Vio tersenyum sopan, segera Vio mengecek Villa mana yang kosong, kebetulan cuma Villa di samping Villa yang ditempatin Vio yang tersisa.

"Maaf kak, Villanya cuma ada satu yang kosong, jadi kakak tidak bisa milih, kamarnya ada dua, tapi lumayan luad, boleh di cek dulu sebelum memutuskan." Vio tersenyum.

"Ya sudah tidak apa-apa aku ambil," jawabnya,

"Baiklah," setelah laki - laki itu mengurus admistrasinya, Vio menyerahkan kunci dan tak lupa memerintahkan pegawainya untuk mengantarnya ke Villa itu, setelah ia selesai.

"Kamu mau kemana? bukankah Cafe ini belum tutup?" tanya laki - laki itu...

"Cafe ini tutup jam 11 malam, tapi aku mesti pulang sekarang, permisi," Vio berlalu tanpa memberi kesempatan laki- laki itu bertanya lagi.

Vio membuka pintu Villa, langsung menuju kamar mandi dan menghempaskan tubuhnya ketempat tidur, matanya terpejam tapi sama sekali tidak bisa tidur nyenyak.

"Dony..." keluhnya, betapa sepinya hati Vio karena hanya dengan Dony Vio berbagi semuanya. akhirnya Vio keluar kehalaman belakang duduk menatap langit dan diam seperti patung.

***

"Mba aku sudah selesai, tolong antar ke Villanya!" pelayan mengangguk.

"Mari ..." dengan sopan, laki- laki itu mengikutinya tanpa suara,

"Ini Villanya mas, silahkan!" pelayan itu mempersilahkan dan pergi. laki- laki itu membuka pintu dan melihat sekeliling Villa, tapi setelah melihat taman belakang, laki- laki itu tertegun melihat Vio.

"Bukankah itu cewek yang tadi?" gumamnya bertanya pada dirinya sendiri, senyumnya melebar, ini keberuntungan baginya. Segera ia membersihkan badannya dan duduk di taman belakang Villa sesekali dia menoleh kearah Vio, tapi sejak tadi Vio tak berganti posisinya membuat laki- laki itu bingung.

"Apa yang dia lakuin ya ?" sambil mengerutkan keningnya, dan beranjak masuk lagi untuk tidur karna kelelahan.

sementara itu Vio... Setelah lama menatap langit Vio masuk ke kamarnya dan tidur juga.

***

Pagi- pagi Vio udah keluar dari Villanya karna tak sempat buat sarapan Vio pergi ke Cafe makan beberapa potong roti sambil tergesa- gesa memakannya.

"Pelan - pelan Non Vio, nanti tersendak," salah satu pegawai mengingatkan sambil meletakan segelas susu di meja Vio, Vio tersenyum,

"Vio kesiangan,"

"Non Vio kan memang sering terlambat," jawab salah satu pegawai cafe sambil terkekeh, Vio juga tertawa, Vio tak tau sepasang mata tajam sedang memperhatikan tingkahnya, dia ikut tersenyum,

setelah Vio selesai,Vio memesan Ojol tapi, tak kunjung datang membuatnya gelisah, laki- laki itu keluar dan menawarkan tumpangan.

"Nona sekolahnya di mana? mana tau kita sejalan." Vio menoleh dan melihat jam, jam 06.40 Vio melotot yang artinya 20 menit lagi harus sampai di sekolah, trus di lihat handphone nya ternyata ojolnya membatalkan pesanan.

Vio menatap laki- laki di depannya dari atas sampai bawah memastikan dia aman bersamanya, terlihat pakai kemeja putih dan celana bahan hitan. laki- laki itu tersenyum.

"Kamu jangan khawatir, aku tidak akan makan kamu, aku yang tinggal di Villa sebelahmu." Vio menatap mukanya dan menyadari kalau orang itu yang menyewa Villanya,

"Oh iya lupa, aku mau kejalan Gatot Subroto." jawab Vio pasrah,

"Kalo begitu kita sejalan, ayo masuk!" Vio mengangguk.

"Terimakasih..." mobil melaju keluar dari pantai menuju ke Jalan Gatot Subroto,

"Aku Aldi ... baru beberapa hari di sini," katanya karna bosan melihat Vio diam.

"Viona ..." jawabnya singkat,

"Jadi Villa sama Cafe itu..." Aldi memandang Vio.

"Peninggalan Orangtuaku."

"O..." hanya itu yang keluar dari mulut Aldi, Vio melihat ke belakang mobil ada jas putih menggantung di sana, Vio ingin bertanya tapi segera mengurungkannya,

Setelah memasuki jalan Gatot Subroto Aldi bertanya lagi,

"Sekolahmu sebelah mana?"

"Itu kak," Vio menunjuk sekolah yang letaknya 200 meter dari RS tempat Aldi bekerja, kenapa begitu kebetulan pikir Aldi.

"Oke ...sudah sampai."

"Makasih banyak kak, kalo tidak ada kakak Vio pasti terlambat." Aldi hanya tersenyum dan menganghukan kepalanya, Vio keluar dan melambaikan tangannya, Aldi membalasnya tanpa sengaja Lia ada di situ dan melotot matanya tak berkedip melihat Vio turun dari mobil yang jelas bukan milik Dony dan setelah melihat siapa yang antar, Lia makin melotot karna orang itu ternyata ganteng juga. Setelah mobil itu pergi Lia berteriak.

"Vioooo..." Vio menahan sakit di kupingnya,

"Woyy, aku di sebelahmu ngapain berteriak?" Lia nyengir sambil menggaruk kepala yang tidak gatal,