webnovel

CARAKU

Perjalanan Hidup dan Permainan Hati

Yanti_Wina · Teen
Not enough ratings
20 Chs

Putus

"Vi, cowok tadi siapa?" Lia bertanya lagi setelah mereka duduk di kelas.

"Itu yang sewa Villaku, kenapa?"

"Aku ikut pulang sama kamu boleh, nginep satu malem aja?" Vio melirik Lia sambil ketawa...

"Mau tebar pesona??? aku ngeri akh ntar jadi korban lagi." Vio ingat berkali - kali jadi korban temen- temennya, saat naksir sama orang yang sewa Villa Vio, berakhir Vio yang di kejar - kejar sama orangnya.

"Please!!! kali ini aku tidak akan ngerepotin kamu deh." Lia mengacungkan dua jarinya, jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Ya.... ya... oke..." jawab Vio, akhirnya mengalah.

"Yeay... makasih cantik." Lia mengecup pipi Vio membuat Vio bergidik ngeri.

"Weew...." Vio manyun,

Pulang sekolah Vio sama Lia berdiri di depan gerbang sekolah, Vio mengeluarkan Handphonenya untuk memesan Gocar, baru saja membuka aplikasinya, mobil BMW Series 3, thn 2019 warna putih berhenti di depan Vio, Aldi keluar dari mobil.

"Vi... pulang bareng?" sambil membuka pintu mobil sebelah kemudi,

"Maaf kak, aku pulang sama temen." Vio menunjuk Lia, Aldi senyum.

"Ya sudah tidak apa- apa bareng." Vio tidak punya alasan lagi untuk nolak ajakan Aldi.

"Vi, ganteng banget." suara Lia di kuping Vio.

"Yaudah bungkus!" kata Vio cuek.

"Emang dia cabe ..." Lia cemberut,

Vio sama Lia akhirnya mengangguk membuka pintu belakang, cuma Aldi protes.

"Mmm... aku bener- bener jadi sopir nih, kamu di depan Vi!" perintahnya, Vio cuma ngangguk.

Mobil memutar balik dan melaju ke arah Villa, Vio cuma diam dan Lia yang lepas kontrol.

"Al... kamu kerja di mana?"

"Di rumah sakit Medika," jawab Aldi,

"Kamu dokter Al?" Lia penasaran, Aldi mengangguk.

"Enak dunk satu jalur sama Vio..." kata Lia, Vio melotot ngasih kode biar Lia berhenti, tapi Lia cuma nyengir lalu mengabaikannya.

"Iya kebetulan banget..." jawab Aldi senyumnya makin lebar, Aldi melirik Vio yang diem aja.

"Ga ada suaranya Vi...?" Vio tersenyum,

"Aku mau tanya apa lagi? semua pertanyaan sudah keluar dari mulut Lia semua." protes Vio, Aldi ketawa, membuat muka Vio merah.

Mobil masuk kepekarangan Villa dan Aldi memarkirkannya, Vio sama Lia turun ...

"Makasih Al..." kata Vio sama Lia serempak, Aldi mengangguk.

Vio dan Lia masuk, Lia mengambil air putih dan meneguknya terus duduk di sofa.

"Kamu tidak kesepian di sini Vi?" Vio duduk di samping Lia sambil menghela napas panjang,

"Daripada di rumah lebih sepi, di sini lumayan ada suara ombak," Vio terkekeh menyembunyikan kesesepiannya.

"Kamu anak yang kuat Vi... kalau aku belum tentu mampu..." Vio tertawa ...

"Aku juga masih minta tolong Tante Nia untuk mengurus semuany, dan mulai dari sekarang harus belajar mengerti semuanya makanya aku korbanin perasaanku sama Dony, aku cuma berharap Dony tulus dan suatu hari nanti kita bisa bahagia." Lia memeluk Vio ...

"Aku juga berharap kamu selalu bahagia Vio," Mata Vio berkaca.

"Makasih Lia." Vio masih bersyukur memiliki sahabat seperti Lia.

"Aku ganti baju dulu ya, mau ke Cafe bentar mau cek laporan dulu, kalau mau makan masak sendiri ada semua bahannya kok, kalau mau nongkrong nyusul aja!"

"Siap bu bos..." Ledek Lia, Vio manyun dan pergi,

Sedang asyik mengoreksi laporan bulanan Cafe sama Villa Ada seseorang yang datang...

"Hallo Vio sayang...." Vio langsung menoleh ke arah suara, dan terkejut meliat orang yang paling deket di hatinya "Radit" Radit temen masa kecil dulu di bandung, Radit anak Tante Nia tapi umurnya di atas Vio jadi Raditlah yang menjaga Vio, Vio langsung lari memeluk Radit, Radit juga begitu... tapi kebetulan di saat Vio dan Radit pelukan, Dony datang, melihat pemandangan di depan matanya langsung putar balik dan menjauh tanpa mengkonfirmasi terlebih dahulu...

"Sial... Sial... " kata Dony dan memacu kendaraannya sekencang mungkin, sesampai di rumah Dony masuk kekamar dan mengunci diri, tangannya gemeteran semua yang ada di di depannya jadi sasaran. Sayangnya di rumah Dony tidak ada sely dan Ayahnya jadi tidak ada yang tau masalah ini.

***

Vio mengajak Radit duduk dan makan, sambil menunggu Radit makan, Vio bersandar di bahu Radit,

"Dit, kapan datang? kok enggak ngabarin Vio, kalau Vio tau, Vio bakal buat acara penyambutan dengan meriah." ledek Vio, Radit ketawa...

"Barusan." jawab Radit, Vio langsung duduk,

"What? Beneran?" kata Vio...

"Iya Vioku yang cantik, dan ada satu berita gembira lagi buat kamu," Radit menatap Vio yang penasaran,

"Apa Dit, cepetan...!" Vio bertingkah manja, Radit tertawa,

"Mulai hari ini aku kerja di sini..." Mata Vio terbelelalak membulat, senyumnya mengembang dan memeluk Radit lagi.

"Hore... Vio sekarang tidak kesepian lagi..." Vio kegirangan seperti anak kecil yang d beri peremen.

"Oh iya, Vio tinggal di Villa sebelah Cafe, kalau kamu mau istirahat Ayo!" Radit hanya mengangguk dan menyelesaikan makannya segera.

Vio menggandeng Radit masuk ke Villa, Lia yang sedang masak melotot liat Vio bawa cowok rambut pirang dan... ganteng, Vio memang beruntung di kelilingi pria ganteng, pantas saja dia terlihat makin cantik,

"Oh iya, Vio lupa ini temen Vio Dit, lagi nginep di sini." Radit mengangguk dan mengulurkan tangannya.

"Radit." Lia membalas "Lia..."

"Istirahat sana di kamar yang itu... !!" tunjuk Vio, kamar yang sering buat istirahat Dony... jarang juga sih soalnya seringnya tidur di sofa kalo tidak di kamar Vio. Setelah Radit masuk kamar Lia minta penjelasan.

"Itu cowok bule sipa lagi Vi...?" Lia menyipitkan matanya,

"Anak Tante Nia..." jawab Vio,

"Oh ... aku kira Cowok serepmu." Lia menahan tawa... Vio cemberut melempar serebet makan ke muka Lia,

"Lia sialan.... Dony tidak tergantikan," Vio membela kekasihnya.

***

Makan malam sudah siap, Vio mengetuk pintu kamar,

"Dit... Radit bangun...! makan malem..!"

"Oke Vio sayang... mandi dulu ya," Vio kembali kedapur tapi, muncul ide gila Lia,

"Vi, makannya di taman belakang aja yuk!" Tampa menunggu jawaban Vio, makanan di angkat ke halaman belakang, Radit muncul dan membantunya, mereka makan bareng sambil ketawa- ketawa mengundang perhatian Aldi...

"Vi, boleh gabung ga??? " Suara Aldi dari pagar belakang, sebelum Vio menjawab Lia duluan menjawab.

"Sini Al...!" Lia membuka pagarnya, Aldi masuk dan terkejut mendapati Radit.

"Dit kamu di sini?" Radit menoleh, " Heyy... ketemu disini rupanya, Aku di tugasin di sini Al," jawab Radit,

"Sama."kata Aldi, "Kok bisa kenal Vio?" selidik Aldi,

"Ini tuan putriku dari kecil..." jawab Radit sekenanya sambil cuek bolak balikin ikan bakar dan menyuap kemulutnya.

"So... kalian rame banget ceritanya kami di cuekin..." Kata Lia, Aldi dan Radit sepontan menoleh ke arah Lia dan ketawa...

Sementara Vio tidak ikut makan melainkan memutar- mutar handphone di tangannya dan akhirnya memutuskan menghubungi terlebih dahulu, Dony yang meliat layar handphone makin kesal karena yang menghubungi tak lain adalah Vio, mukanya memerah dan akhirnya memutuskan menerima telephone Vio,

"Halo kak... kenapa belum nemuin Vio?" suaranya pelan, Dony mengepalkan tangannya.

"Kak..." Suaranya lagi... setelah menarik napas , Dony baru bicara.

"Aku mau kita putus..." jawab Dony singkat,

"Apaaaa??? kasih tau Vio alasannya!" Suara Vio setengah berteriak, membuat Aldi, Radit dan Lia yang sedang makan kaget dan menghentikan aktivitas makannya,

Dony cuma bilang. "Aku nyerah..." dan mengakhiri panggilan telpon Vio, wajah Vio lesu dan air matanya tak dapat di bendung lagi, Vio lari kekamar dan menutup pintunya. Radit langsung meletakan piring lompat dari kursi mengejar Vio.

"Vi... Vio... buka pintunya !" Tapi dari dalam tidak ada respon apapun, membuat Radit bingung dan setelah beberapa lama menunggu Radit kembali ke halaman belakang, mata Aldi dan Lia menatap Radit meminta jawaban namun Radit menggeleng.

"Li.. menurutmu Vio kenapa?" Lia berfikir sebentar dan berbicara lambat setengah bergumam,

"Mungkin Dony..." Lia nampak ragu- ragu.

"Cowoknya ?" tanya Radit, Lia mengangguk

"Apa salah Vio...? di mataku Vio cewek sempurna, mandiri, pintar, mungkin bagi anak lain seusia Vio lagi senang- senangnya menghambur- hamburkan uang, sedang Vio memilih bekekerja walaupun tanpa dia kerja juga semuanya nyaris ada." Radit menggerutu, Radit tidak tau kalau yang menyababkan putus adalah dia, Lia mengangguk setuju, bahkan Aldi juga berfikiran yang sama .

"Biarin aja dulu biar Vio tenang dulu, nanti aku tanya kenapa?" jawab Lia.