webnovel

Cakya

Cakya yang terkenal dingin, dan jarang bicara. Seketika dunianya berubah ketika dihadapkan dengan gadis pindahan dari luar kota. Ada apa dengan gadis ini...? Mengapa dia sanggup menjungkirbalikkan dunia Cakya yang damai.?

33nk · 若者
レビュー数が足りません
251 Chs

Cakya minta maaf

Setelah adik dokter Firman sadar, dia diminta untuk puasa selama 8 jam sebelum melakukan operasi katup jantung nantinya. Dokter Firman selalu menemani adiknya, bahkan dokter Firman meminta cuti untuk tidak masuk kerja hari ini demi menemani adiknya operasi.

Alfa sudah bisa konsentrasi penuh setelah mengistirahatkan tubuhnya selama beberapa jam.

Tepat pukul 9 pagi, Alfa masuk keruang operasi. Bersama teamnya, Alfa mengoperasi adik dokter Firman.

Sedangkan dokter Firman menunggu dengan cemas diluar ruang operasi.

***

Gama duduk disamping Erfly yang seperti biasa saat jam istirahat lebih memilih duduk didaun pintu kelas.

"Mana Cakya...?", Gama bertanya pelan.

"Noh... Dilapangan", Erfly menunjuk kearah lapangan basket dengan isyarat matanya.

"Dek"

"Hem... "

"Alhamdulillah, udah ada 5 orang yang akan masuk nanti siang"

"Bagus bang"

"Kan ada 15 kamar, pelan-pelan bang. Ntar juga ada yang ngisi"

"Iya dek"

"Abang mau narik sewa berapa...?"

"Menurut adek gimana...?"

"Target abang kan siswa dan mahasiswa. Kasian kalau mahal-mahal bang"

"Abang mikirnya juga gitu dek, sekalian bantu-bantu mereka"

"Erfly saranin sih 400 juga udah lumayan bang. Sebagian bisa buat bayar listrik dan air. Tapi... Sesuai kesepakatan ya, itu khusus kos cewek"

"Iya dek"

"Cewek g'ak ribet ngurusinnya, ditambah dia bisa bersih-bersih rumah sendiri bang. Ntar kita pelan-pelan cari rumah lagi yang mau dijual, kita bikin yang khusus cowok. Abang mesti nambah biaya buat bayar orang yang bersih-bersih, karena cowok biasanya rada malas bersih-bersih"

"Terima kasih dek"

"Apaan sih, makasih mulu kayak pembantu baru"

Gama kesal langsung mengacak pucuk kepala Erfly gemas. Sialnya Cakya tiba-tiba muncul dihadapan mereka.

Gama langsung berdiri. "Em... Cakya...", Gama salah tingkah, takut Cakya salah paham lagi, dan semakin memperuncing keadaan.

Cakya langsung menarik Gama kedalam pelukannya. "Maaf Om, Cakya minta maaf, Cakya udah kurangajar sama Om. Pakai acara mukul sengala lagi kemarin", Cakya bicara dengan rasa bersalahnya.

Gama menepuk pelan pundak Cakya. "Iya, g'ak apa-apa. Tapi... Jangan diulangi lagi, mules tau", Gama bercanda.

Erfly dan Cakya spontan tertawa mendengar pengakuan Gama barusan.

***

5 jam Alfa diruang operasi. Tubuhnya terasa lelah. Dokter Firman menghampiri Alfa yang baru keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana dokter...?", dokter Firman bertanya cemas.

"Operasi berjalan lancar dokter", Alfa menjawab dengan wajah yang lelah.

"Alhamdulillah", dokter Firman bicara lega.

"Pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat. Dokter tahu sendiri, kita harus lihat dalam 5 atau 7 hari bagaimana perkembangan pasien. Semoga tidak ada masalah dok", Alfa kembali menjelaskan.

Dokter Firman langsung menggenggam jemari tangan kanan Alfa. "Terima kasih dokter. Terima kasih banyak", dokter Firman bicara disela tangis harunya.

"Jangan berlebihan dokter, ini sudah menjadi tanggung jawab saya", Alfa bicara disela senyumnya. "Kalau begitu saya permisi dokter", Alfa mohon diri kemudian.

Alfa menemui Rima di meja resepsionis. "Maaf suster... ", Alfa berpangku tangan diatas meja.

"Iya, ada apa dokter...?", Rima menatap Alfa.

"Bisa tolong di cek jadwal saya sampai malam...?", Alfa bertanya pelan. Wajahnya terlihat pucat karena kelelahan.

"Sebentar dok", Rima langsung mengecek jadwal Alfa didalam komputer dihadapannya. "Kosong dok sampai besok siang", Rima menjelaskan.

"Syukurlah, kalau begitu saya bisa pulang istirahat. Terima kasih suster", Alfa langsung mohon diri.

Alfa kembali kerumah untuk istirahat.

***

Saat jam pulang sekolah Cakya tidak langsung pulang, karena ada latihan basket. Erfly pulang bersama Gama.

"Abang, mau kerumah Erfly dulu. Biar Erfly masakin...?", Erfly menawarkan.

"Ide cerdas, kebetulan Gama laper nih", Gama menggosok perutnya.

"Abang yang bawa aja motornya", Erfly menyerahkan kunci motornya ketangan Gama.

Gama mengendarai motor secara perlahan. Sesampainya dirumah, Erfly langsung berganti pakaian dan menuju dapur untuk memasak.

Gama menuju arah kulkas, dan mengambil minum. "Mau dibantu dek...?", Gama bertanya pelan sembari meneguk minumannya.

"G'ak usah, abang istirahat saja diruang tamu sambil nonton. Ntar kalau udah kelar, Erfly panggil", Erfly menolak bala bantuan dari Gama.

1 jam kemudian semua makanan telah tersedia dimeja makan. Ayam goreng, udang balado petai, sambal dadak, tahu goreng, cah kangkung sudah menghiasi meja makan dengan rapi.

"Bang, makan dulu", Erfly bicara setengah berteriak dari arah meja makan.

Gama menuju meja makan, "Widih... Cakep nih", Gama langsung duduk disalah satu kursi.

Erfly memasukkan nasi kedalam piring, kemudian menyerahkan ketangan Gama. "Dimakan bang, kalau g'ak enak diam aja. Tapi... Kalau enak bilang ya...?", Erfly nyengir kuda.

"Siap... ", Gama bicara santai. Gama tidak malu-malu untuk makan, karena memang perutnya sudah keroncongan dari tadi.

Setelah makan Erfly langsung mencuci piring, Gama masih duduk dimeja makan memperhatikan Erfly yang sedang sibuk.

"Dek... "

"Iya bang, kenapa...?"

"Ini salah satu yang membuat abang yakin, kalau kamu bukan Asri"

"Maksudnya...?"

"Asri g'ak bisa masak. Kalau disuruh milih sama almarhumah mama, masak atau cuci piring. Dia lebih milih cuci piring dek, hahahaha"

"Abang bisa aja"

"Makanan kamu enak dek, kenapa g'ak jadi penyanyi aja"

"Hah...? Ngaco"

"Hahahaha... Maksud abang kenapa kamu g'ak coba buka restoran aja...?"

"Maunya juga gitu bang. Tapi... Ribet"

"Kok ribet...?"

"Harus fokus bang, kan Erfly masih sekolah"

"Kan bisa bayar orang dek... "

"Tetap saja g'ak bisa Erfly lepas begitu saja bang. Mungkin bisa nanti kalau udah tamat sekolah. Makasih loh idenya bang", Erfly bicara pelan sembari duduk disamping Gama.

"G'ak gratis ya idenya, bayar dek...", Gama nyengir kuda.

"Apaan...?", Erfly bicara bingung.

"Kamu harus traktir abang makan siang selama 3 hari", Gama bicara santai.

"Kok Erfly ngerasa dijebak ya...?", Erfly bicara kesal.

"Hahahaha... Becanda dek", Gama kemudian menimpali.

"G'ak masalah bang, ntar kalau udah full kos-kosannya giliran abang yang harus traktir Erfly selama sebulan penuh", Erfly membalas Gama.

"Idih... Tega", Gama bicara kesal.

"Hahahaha", Erfly tertawa puas melihat wajah kesal Gama.

HP Gama tiba-tiba berbunyi. "Bentar dek", Gama bicara pelan. Kemudian mengangkat telfon yang masuk. Satelah beberapa menit diam, "Iya, saya kesana sekarang", Gama bicara pasti.

"Kenapa bang...?", Erfly bertanya pelan.

"Ada yang mau masuk kos-kosan dek. Yang abang ceritain tadi pagi", Gama bicara sembari membereskan barang-barangnya.

"Erfly anter bang, sekalian Erfly lihat orangnya", Erfly langsung mengambil baju kemeja didalam kamarnya.

Gama dan Erfly menuju kos-kosan milik Gama. Sudah ada 2 orang gadis yang menunggu di depan rumah. Gama langsung turun dari motor dan membuka salah satu pintu kamar kos-kosan.

"Katanya berlima kak...?", Gama bertanya bingung saat melihat yang datang hanya 2 orang.

"Masih ada kuliah, katanya InsyAllah nanti malam Gam...", salah satu gadis itu menjawab.

"Jadinya bagaimana Gam...? Bisa Nila bayar pertahun aja...? Tapi... Dikasih diskon dong...", perempuan dengan paras cantik dan memiliki lesung pipi bertanya pelan.