webnovel

Bring back your

Takdirku terhenti..dan terulang kembali, Terkadang takdir hanya memberikan kesempatan untuk mengenalnya, bukan untuk memilikinya.

amee_966 · SF
レビュー数が足りません
5 Chs

part 4

Aku kembali ketempat dimana pertama kali aku bertemunya dan dimana aku menangisi kepergiannya.

Hari ini, aku mengulang doa yang bahkan aku lupa mengingatnya lagi, sekali lagi aku ingin memohon pada-Mu, bukan hal yang sama tapi hal yang lebih dari sebelumnya.

Biarkanlah kami bersama, tidak, Kau tidak akan memberi itu, aku tahu. Entah perbuatan apa yang telah kami lakukan dimasa lalu sehingga kami tidak ditakdirkan bersama.

Jika hal itu tidak bisa, maka biarkanlah salah satu dari kami menikmati kehidupan, bukan aku, tapi dia.

Tuhan, aku iklas jika kau lebih memilihku kembali dari pada aku harus menyaksikan kematiannya.

***

Arlojiku terus membunyikan menit dan detik jarum jam yang terus bergerak, sama seperti hidup manusia.

Semua tiada yang abadi, dunia hanyalah kehidupan fana yang dinikmati manusia.

Tak perduli semua memandangku aneh, yah, mau bagaimana lagi, aku terus membawa payung kemana pun hari ini.

Dihalte, aku menunggunya. Aku tau dia akan sampai dalam sepuluh menit lagi, semuanya telah kembali pada tempatnya.

Tepat saat bus datang gadis itu muncul, aku senang dia terlihat baik baik saja. Dia tidak menyadari keberadaanku, kami sebus tapi tidak saling menyapa.

Aku melirik arloji sekali lagi, menghitung tanpa berkedip, "Lima belas menit lagi" orang disampingku menatapku heran, aku hanya tersenyum ramah padanya.

Bus berhenti, aku mengejarnya yang tak terlihat dalam jarak pandangku.

"Sebentar" aku menahan lengannya, dia nampak kaget,tapi suaranya tersendat saat aku membuka payung tiba-tiba.

Dia makin kebingungan, "Apa lagi sekarang?" Katanya.

Aku tersenyum, mengambil jemarinya, membuatnya memegang payung. "Lima menit lagi"

Dia mengerutkan dahi, "1..2..3.." setelah hitunganku hujan turun, dia mengerjap takjup serta kaget, mentapku seakan bertanya.

"Kau bisa basah jika tidak memakai payungnya" kataku setelah itu aku berlari menembus hujan.

***

Keesokannya, aku berada di cafe, menikmati kopi pahit, mataku tak lepas dari seseorang dengan gaun putih bersihnya tersenyum.

Dia sangat bahagia, tapi--kenapa dia tidak sendirian melainkan dengan seorang pria yang kurasa cukup dewasa darinya.

Aneh, bahkan hari ini kami memesan minuman yang sama, minuman panas, tapi bedanya dia teh, ada yang kurang, aku berdiri menghampiri meja mereka.

Clup

"Terima kas--" suaranya tersendat,. Aku menuangkan gula batu kedalam tehnya barusan, pria disebelahnya memperhatikan.

Fera masih terpaku, aku berlalu pergi dengan santai tanpa sepatah kata pun, meninggalkan cafe itu aku tersenyum kecut.

Ada yang lain dihatiku, sepertinya aku salah meminum minumanku, yang tadi ku minum bukan kopi melainkan duri kaktus, duri itu menancap diparu-paruku hingga jantungku.

Rasanya sakit--dan--sesak, aku masih kuat,ini belum seberapa dari kehilangannya.