Bukan saat yang tepat untuk membahasnya sekarang. Aku masih ingin bermain-main dengannya sampai ia benar-benar merasa lelah bertengkar denganku.
"Lupakan saja," kataku kemudian.
"Katakan, Daisy," geramnya.
"Cukup, Zen. Aku hanya mengatakan kalau aku nggak menyukainya. Tapi aku ingin kamu memberi salam untuknya dariku. Yah, karena dia nggak ke sini sih, jadi aku penasaran kenapa dia berhenti jadi dokter kandunganku," jelasku.
Zen tampak menghela nafasnya. Ia hanya diam menatapku dan memijat-pijat pangkal hidungnya.
"Dia sibuk. Itu aja. Akan aku salamkan kalau aku bertemu dengannya."
Kuanggukkan kepalaku. Dia sibuk. Tentu saja dia sibuk. Sibuk membuat Zen puas di ranjangnya.
Aku kembali mengabaikan Zen dengan membesarkan suara televisi. Sebaiknya memang dia pergi saja dari hadapanku. Sekarang sudah selesai membuat emosinya memuncak.
"Apa kita udah selesai?" tanyanya.
"Ya. Pergilah. Bawakan aku camilan dari supermarket yang serba keju. Oke?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください