"Sudah sering kukatakan padamu bukan?" ujar Delia kepada Delima, ia mencipratkan air kolam ke rambutnya yang putih. "Baik atau buruk dari sesuatu yang kau lakukan tidak lebih dari sebuah perspektif."
"Yaa, aku masih mengingat ucapan Nenek yang satu itu," ujar Delima, ia memeluk erat tubuh ibunya.
Delisa mengecup kepala putrinya tersebut. "Apakah kau berbahagia?"
Delima menatap ke dalam bola sang ibu yang berwarna hijau zamrud sebagaimana dengan warna pada bola mata sang nenek.
"Maksud Ibu?"
"Kau merasa senang?" tanya Delia, lagi. "Kau merasa bahagia setelah menolong pria setengah baya itu?"
"Yaa," Delima mengangguk. "Aku seakan merasakan sesuatu yang menenangkan, sesuatu yang—entahlah, Bu… sulit bagiku menjabarkan perasaan yang satu itu."
Delia terkekeh mendengar ucapan cucunya, ia tetap mengusap-usap rambut putihnya seolah sedang keramas, bedanya, tanpa menggunakan cairan bernama sampo ataupun jenis sabun lainnya. Ia hanya menggunakan kelopak-kelopak teratai merah itu saja.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください