"Dia tersenyum," bisik Delima kepada Andham, "apakah itu berarti kita diizinkan untuk bertemu ayahku?"
"Hei," balas Andham dengan berbisik pula. "Jangan sebutkan tentang Pak Seta itu ayahmu terlebih dahulu."
"Kenapa?"
"Bukankah tadi dia mengatakan kalau Pak Seta sedang tidak berada di rumah?"
"Iya, aku dengar tadi."
"Nah, itu berarti, kalau kau mengatakan hal yang sama, lagi," ujar Andham. "Kita tidak akan tahu bagaimana istrinya Pak Seta akan bereaksi terhadap ucapanmu itu bukan?"
"Ya Tuhan…" Delima mendesah pendek. "Kau benar. Maafkan aku."
"Sudahlah," sahut Andham seraya tersenyum. "Sekarang, bersikaplah biasa-biasa saja, dia sudah semakin dekat."
Daslan membuka pintu pagar, ia tersenyum ramah kepada Andham dan Delima.
"Ba—bagaimana, Mas?" tanya Andham. "Bisakah kami bertemu dengan Pak Seta?"
Dan Delima sangat berharap kata-kata yang keluar dari mulut pria di hadapan mereka itu adalah sesuatu yang menggembirakan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください