"Tapi kau benar," ujar Keisha dan kembali mengusap-usap paha Callysta. "Kenyataannya, aku melihat kau dan Tuan Darmawan sepertinya takjub dengan berlian milikku itu. Juga, sekumpulan orang lainnya, tadi."
"Hei…!"
Callysta bangkit dan duduk, bola mata sang gadis membelalak memandangi wajah Keisha yang tersenyum-senyum kepadanya. Seolah-olah senyum itu sendiri adalah sebagai pernyataan bahwa ia telah akan menjadi seorang pemuda yang kaya raya.
"Jangan bilang padaku," ujar Callysta, masih dengan wajahnya terkejut sekaligus terkagum-kagum. "Berlian biru bernama Aquamarine itu adalah milikmu?"
Keisha tersenyum lebar, mengedipkan sebelah matanya, lalu mengangguk kecil.
"Begitulah."
Callysta semakin terbelalak, terlebih lagi dengan Keisha yang memperlihatkan bukti kepemilikannya kepada Callysta, sertifikat dan kartu peserta pameran itu sendiri. Callysta sampai menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください