"Tidak, Cal," ujar Keisha sembari tersenyum memandangi wajah cantik yang menatap wajahnya itu. Ia mengusap-usap bahu dari tangan yang membelai pipinya. "Kau tidak perlu merasa bersalah ataupun bersimpati kepadaku."
"Kei, sungguh…" ujar Callysta dengan tatapan sendu terhadap pemuda tersebut. "Aku tidak—"
"Tidak apa-apa, Cal, sungguh," ujar Keisha. "Kau berhak untuk marah, bahkan memukulku jika itu bisa meredakan kekecewaan dan sakit hatimu terhadapku."
Callysta tersenyum. "Ooh, Kei, kau tahu pasti aku tidak akan mungkin bisa melakukan itu padamu."
Keisha tersenyum lebih lebar lagi, kembali ia menarik lembut tubuh Callysta ke dalam pelukannya.
Gunung kembar dan kenyal yang menggencet dadanya itu semakin membuat tonjolan di selangkang laki-laki tersebut meninggi. Callysta semringah menyaksikan itu semua.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください