"Yaa," Andham tersenyum tipis, senyum kekecewaan yang ia alamatkan pada pekerjaannya yang telah direnggut darinya itu. "Pada dasarnya, saya memang menyukai keindahan alam. Jadi, ya… saya meninggalkan Jakarta, lalu mengunjungi tempat-tempat sunyi nan eksotik sampai pada satu ketika, saya tidak sengaja melihat kemunculan Delima dengan tubuh aslinya."
"Dengan wujud Putri Duyung-nya?" ulang Seta Adiprana. Andham mengangguk dalam senyuman. "Wow… kau sungguh beruntung. Aku sendiri, yaa, pastinya belum pernah melihat wujud asli putriku itu, kecuali ibunya saja. Bagaimana?"
"Apanya?"
"Wujud asli Delima?"
Andham membuang wajah yang memerah, ia berdeham sekali, hal ini sudah dapat diperkirakan oleh Seta. Pria 45 tahun tertawa-tawa sembari menepuk-nepuk lagi bahu pria yang lebih muda di sampingnya itu.
"Jangan kaku seperti itu, Andham," ujarnya. "Aku tahu, kau pasti selalu terbayang-bayang tentang hal itu bukan?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください