Seta Adiprana melangkah mendekati keduanya, ia duduk di tepi ranjang itu, di samping kanan Delima sementara Anya Triastuti di samping kiri.
"Ada apa, Sayang?" tanya Seta pada buah hatinya tersebut, ia mengusap pipi sang anak seraya menyisip rambut yang menutupi pipi sang gadis. "Kenapa kamu terlihat cemas seperti itu?"
Delima tersenyum, ia merebahkan kepalanya di dada sang ayah.
"Benar," kata Anya pula, ia mengusap-usap bahu putri tirinya itu. "Katakan pada Bunda, Sayang, siapa yang mengganggumu? Anna atau si Daslan? Atau… si Andham itu?"
"Tidak," Delima tersenyum dan menggeleng sementara sang ayah mengusap-usap punggungnya. "A—aku," Delima menelan ludah menatap wajah Anya, lalu melirik wajah sang ayah. "Aku tidak terbiasa tidur seorang diri."
"Hah?" Seta mengernyitkan keningnya, namun Anya hanya tersenyum menanggapi sebab ia sedikit bisa memahami apa yang membuat gadis itu menjadi resah.
"Kau biasa tidur bersama ibumu?" tanya Anya seraya membelai rambut Delima.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください