Tubuh Keisha mengejang kencang seiring pelepasan gairahnya bersama cairan putih kental itu, begitupula dengan Arni sendiri. Dan setelah itu, sang pemuda terguling ke sisi kanan sang gadis.
Keduanya sama terengah-engah, dada bergemuruh turun-naik, tubuh sama masah oleh keringat.
Untuk beberapa saat lamanya mereka hanya berdiam diri saja. Hanya helaan demi helaan napas itu saja yang terdengar memenuhi kamar tersebut.
"Kei…" ujar Arni dengan tatapan yang terarah ke langit-langit kamar. "Ap—apa yang sudah kita lakukan ini, Kei?"
Keisha mendesah panjang, lalu berbalik, memeluk tubuh telanjang gadis tersebut. Mengecup keningnya, merapikan helaian-helaian rambut yang menutupi keningnya.
"Kupikir kau memang menginginkan hal ini terjadi, Arni."
Arni menghela napas dalam-dalam. "Tapi, Kei… aku—"
"Arni," sahut Keisha, dan kembali menghadiahi kening sang gadis dengan kecupan. "Tolong jangan terlalu khawatir. Lagipula, aku tidak mengeluarkan benihku di dalam rahimmu."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください