webnovel

21

azkiya menjauh dari azka , " ah gitu sja ngambek " ujar azka dengan senyum meledek azka

azka melirik ke arah azkiya , " ngga " ujar azka datar.

" yaudah besok gue pakai gaun yang putih deh" ujar azkiya

" nah gitu dong , gitu aja ribet " ujar azka

azkiya kembali melihat gambar gambar azka dan masih terkagum kagum, setelah lumayan lama bermain di rumah azka , azkiya melihat jam di ponsel padahal azka punya jam di dinding tertempel di tembok.

" udah jam sepuluh nih balik ah " ujar azkiya

" baru jam sepuluh" ujar azka

" besok sekolah nanti telat " ujar azkiya ke azka

" yaudah , eh tunggu " azka bangun dari duduk nya dan berjalan ke lemari mengambil sesuatu , azka kembali ke azka membawa kertas putih dan mengasih nya ke azkiya ,

" nih " ujar azka menyodor kan kertas putih itu ke azkiya ,

azkiya melihat kertas itu , ternyata ada gambar diri nya di taman sekolah kemarin ,

" wow ini gambar gue " ujar azkiya girang

azka mengangguk dan tersenyum " sebenar nya gue bisa gambar lu tanpa liat wajah lu " ujar azka ke azkiya

" berarti waktu itu lo bohongin gue doang dong " ujar azkiya memukul azka

azka tertawa kecil ," yaudah gpp deh , thanks ya nanti gue pajang " ujar azkiya tersenyum

" di buang juga gpp" ujar azka

" jangan lah sayang wajah cantik gue " ujar azkiya dengan pede nya

azka mengantar kan azkiya untuk pulang ke rumah nya saat mau menuruni anak tangga , azkiya dan azka melihat om arman ( ayah nya azka yang baru saja pulang kerja ).

azka menghampiri ayah nya dan bersalaman dan di ikuti azkiya di belakang nya.

" baru pulang yah?" tanya azka , om arman mencium rambut azka , membuat azkiya iri .

azkiya tersenyum melihat om arman tersenyum kepada nya , " azkiya ya? om baru lihat " ujar om arman ke azkiya

azkiya menunduk malu , " heh iya om azkiya " ujar azkiya

" ibu kamu mau nikah ya ?" tanya om arman tiba tiba membuat azkiya terkejut padahal ia belum mengasih tau.

" iya om , tau dari mana ?" ujar azkiya

" ibu kamu nikah sama teman om " ujar om arman ke azkiya

pantas saja om arman tau kalau ibu nya bakal menikah , " kamu mau punya abang sama adik dong" ujar om arman yang azkiya kurang paham.

" adik dari mana , azkiya cuma punya abang" ujar azkiya tersenyum

" nanti kalau ibu kamu jadi nikah kan , anak nya om farhan jadi saudara kamu" ujar om arma ke azkiya lagi lagi membuat azkiya terkejut

" anak? om farhan punya anak? kok ga pernah ngasih tau kalau dia punya anak , ashh sial gue ga mau punya sodara lagi " batin azkiya

" gpp sayang om farhan baik kok ," ujar om arman ke azkiya

azkiya mengangguk pelan dan tersenyum.

" om ke tante dulu ya " ujar nya pergi meninggal kan azkiya dan azka di tempat

azka merangkul azkiya , " kenapa muka lu tiba tiba beda?" ujar azka ke azkiya

" beda gimana ? " tanya azkiya

" gpp ga usah khawatir om farhan baik kata bokap gua tadi" ujar azka

" bukan itu masalah nya , masalah nya gue ga punya saudara lagi" ujar azkiya ke azka

" loh kok ga mau?" tanya azka heran

azkiya hanya mengakat bahu nya , " punya saudara enak loh gue denger denger om farhan punya dua anak , satu anak laki umur nya di bawah bang arka , satu anak perempuan seusia kita , nanti lu jadi punya teman main dong " ujar azka

azkiya memikir sebentar , " yaudah lah bodo amat jalanin aja hidup " ujar azkiya pasrah dengan hidup nya.

" pasrah banget kaya ga ada semangat nya buat idup " ujar azka tertawa

azka mengantar kan azkiya hingga pintu depan rumah azkiya , " thanks ya , gue juga bisa pulang sendiri " ujar azkiya

"sip" ujar azka mengacungkan jempol nya sambil tersenyum

" besok ga usah nyamper gue di anter pak joko , kasian pak joko ga ada kerjaan nya " ujar azkiya

azka mengagguk mengerti , " iyaa , kalau pak joko sibuk lu ke rumah aja " ujar azka .

azkiya pun tersenyum dan mengacung kan jempol nya.

" thanks yaa" ujar azkiya ke azka

" buat?"

" emm buat apa aja " ujar azkiya langsung masuk ke dalam rumah nya.

mengambil beberapa cemilan dan masuk ke dalam kamar nya , pas banget azkiya duduk di kasur luna vidio call.

azkiya pun mengangkat nya , dengan senyuman.

azkiya

hallo( merapihkan rambut nya)

luna

hallo , lagi ngapain lo ki?

azkiya

ngga lagi ngapa ngapain , ini mau nnton drakor , lo lagi ngapain?

luna

gue lagi eumm sama sih ga ngapa ngapain

azkiya

gabut banget lo ya

luna

( mengangguk dan tersenyum)

azkiya

muka lo pucet banget kaya orang mati ( azkiya sambil tertawa)

luna

ah masa ( luna mengelap bibir nya yang pucat )

luna

gue mau pergi dulu ya ( luna tersenyum ke azkiya)

azkiya

pergi kemana ? gue boleh ikut?

luna

( luna menggeleng tersenyum ) ga boleh gue mau pergi sendiri

azkiya

yaudah tapi balik lagi yaa

luna

iya kalau bisa

azkiya

yeuh ga balik gue getok

telpon mereka pun terputus putus , " mau kemana tuh anak pergi malam malam begini" batin azkiya.

azkiya yang sudah meresa lelah pun menyingkir kan sampah bekas makanan nya dan tertidur pulas

azkiya bangun kali ini jam lima pagi , karna semalam ia tidur tidak terlalu malam , jadi nya ia terbangun masih sangat pagi. " kok tumben si gerah banget " ujar azkiya mengecek ac nya.

azkiya berjalan keluar untuk mengambil minum , azkiya pun duduk di sofa dan menonton tv sebentar , jarang jarang ia bangun jam lima pagi .

setelah tiga puluh menitan berada di luar azkiya kembali masuk ke dalam kamar nya , ia mengambil gambar yang di kasih azka semalam , " cantik" puji nya kepada diri nya sendiri .

azkiya menempel kan gambar nya di dinding kamar nya , melihat dari jauh dan tersenyum.

karna merasa mata nya sudah segar , dan ga bisa tidur lagi azkiya memutus kan untuk keluar sebentar mencari udara pagi , biasa nya azkiya keluar pagi pagi setiap hari libur nya doang.

azkiya melihat ke sekeliling komplek rumah nya yang masih sangat sepi dan hening , azkiya melewati rumah azka dan melihat azka sedang duduk di teras rumah nya.

" azka " ujar azkiya mengagget kan azka

dengan sangat santai azka berjalan ke arah azkiya , " lo ngapain pagi pagi?" tanya azka ke azkiya dengan wajah yang masih mengantuk.

" mau lari , lo ngapain di depan ?" tanya azkiya ke azka

azka mengusap wajah nya , " kebangun di kamar gerah banget " ujar azka

" gue juga sama , yo lari bareng" ujar azkiya mengajak azka untuk lari pagi bersama

azka mengambil sendal dan keluar dari rumah nya , " lo ga dingin pake kaos doang?" tanya azkiya ke azka

" ngga , mau lari kemana? " tanya azka kembali

" keliling komplek aja , gue biasa nya lari sekitaran sini doang" ujar azkiya

azka pun mengangguk mengerti , setelah satu jam an mereka berlari mereka pun istirahat sebentar untuk melurus kan kaki nya.

azka masih mencoba bernafas dengan teratur dan keringat yang sudah membasahi badan nya.

" seru ya " ujar azkiya menatap azka

" cape " ujar azka

" ah lemah lo begitu aja cape " ledek azkiya ke azka

azka mengelap keringat nya dengan baju nya , " yu ah balik , mandi abis itu sekolah " ujar azkiya

" bentar " ujar azka memijat kaki nya.

azkiya pun duduk kembali menunggu azka istirahat , setelah lima belas menitan akhir nya mereka berdua pun pulang ,

" bareng ?" tanya azka

" ngga usah" ujar azkiya

azka pun masuk ke dalam rumah nya , azkiya berjalan ke rumah nya dan langsung ke kamar nya untuk bersih bersih , setelah mandi azkiya menggunakan seragam sekolah yang rapih , kali ini rambut nya di kuncir satu terlihat wajah nya yang kecil dan imut.

azkiya keluar dari kamar nya , mengambil sepotong roti dan segelas susu untuk mengganjel perut nya , azkiya berangkat sekolah dengan oerasaan yang gembira ,

" paak jokoo" ujar azkiya mencari pak joko

" iya siap non" ujar nya yang sudah ada di dalam mobil.

azkiya pun masuk ke dalam mobil nya dan di antar hingga depan sekolahan , sesampai nya di sekolah , " udah sampai " ujar pak joko , azkiya pun turun dari mobil , " hati hati pak makasih ya " ujar azkiya , azkiya berjalan ke kelas nya ,

azkiya merasa risih di tatap oleh orang orang

" kenapa sih pada liatin gue gitu banget" batin azkiya

azkiya masuk ke kelas melihat clay dan clara yang sedang menangis histeris untung nya azka sudah datang dan sedang melamun.

" pada kenapa sih?" tanya azkiya ke azka membuat azka tersadar dari lamunan nya

azka menggeleng kan kepala nya cepat , " lo apain clay sama clara?" ujar azkiya masih menatap ke arah clay dan clara

" mereka udah nangis dari tadi" ujar azka

azkiya sampai bingung apa yang sebenar nya terjadi hari ini , orang orang di sekolah menatap azkiya dengan tatapan kasihan dan lagi clay dan clara yang menangis tak seperti biasa nya.

azkiya melihat bangku belakang tempat luna duduk , " mana tuh anak tumben belom datang " ujar azkiya , azkiya mengambil ponsel untuk menelpon luna , azka yang melihat pun langsung memeluk nya.

" lo kenapa ? " tanya azkiya , azkiya semakin penasaran .

azka masih belum sanggup untuk kasih tau azkiya , " azka jujur sama gue lo kenapa?" tanya azkiya dengan wajah yang sudah berubah menjadi khawatir

" luna " ujar azka sepotong sepotong

" luna kenapa?" tanya azkiya memegang tangam azka

karna azka tidak menjawab azkiya bangun dari duduk nya dan pergi ke arah clay dan clara yang saling berpelukan , " luna kenpa?" tanya azkiya ke clara

clara menatap azkiya dengan wajah yang sembab , " luna meninggal " ujar clara membuat azkiya kehilangan keseimbangan

" ngga ngga lo bohong kan clara " ujar azkiya yang terduduk , tertawa menahan tangis

" iya tadi baru di kabarin di sekolah" ujar clara

azka mendekat ke arah azkiya danengusap azkuya suapaya azkiya tenang , " azka dia bohong ngga mungkin luna meninggal" ujar azkiya menetes kan air mata nya

azka ga bisa melihat azkiya menangis di depan nya , " masih ada gua " ujar azka membantu azkiya hingga bangun

azkiya menggelengkan kepala nya ngga percaya , kenapa ngga ada yang ngabarin satu orang pun kediri nya , azkiya berlari ke kelas rafi untuk memastikan apakah ini benar atau bohong , azka mengikuti azkiya dari belakang karna terlalu panik , " rafii" ujar nya mencari kearah kelas rafi , " rafi izin ke rumah luna" ujar salah satu teman nya rafi , azkiya semakin ga bisa percaya ini , sahabat satu satu nya melanggar janji nya meninggal kan azkiya sendiri.

azkiya kembali ke kelas untuk mengambil Tas nya dan pergi dari kelas , " azkiya " ujar bu lies papasan dengan azkiya

" azka mau kemana?" ucap nya lagi ke azka yang mengikuti azkiya

azka berlari mengambil motor nya , biasa nya gerbang sekolah di tutup tapi kali ini masih terbuka , " naik" ujar azka ke azkiya

azkiya pun naik ke motor azka dan memeluk azka , pikiran nya masih belum lepas dari luna sahabat nya , " lo kuat lo yang sabar" ujar azka menyemangati azkiya supaya tidak bersedih lagi .

" kenapa ngga ada yang kasih tau gue satu pun " ujar azkiya menangis histeris di atas motor azka

" bukan cuma lu doang yang ga tau , kita juga baru tau tadi pagi" ujar azka yang ga sengaja meneteskan air mata nya.

" jangan nangis plis gue ga bisa lihat lu nangis" ujar azka

azkiya pun masih tidak bisa berhenti menangis , " gue ga bisa , kalau ngga ada luna" ujar azkiya

" lo bisa masih ada gue , semua orang juga bakal kaya luna cuma waktu ny beda beda" ujar azka

azkiya menunduk , sesampai nya di rumah luna , azkiya melihat bendera kuning yang terpasang di depan rumah nya , membuat azkiya sulit untuk bernafas , azkiya memasukin rumah lunah selangkah demi selangkah walaupun berat dengan kenyataaan nya. azkiya melihat ibu nya luna menangis , azkiya menghampiri dan memeluk ibu nya luna , " azkiya " ujar ibu nya luna memeluk erat azkiya.

" maaf ya nak , ibu telat kasih tau kamu , karna ibu terlalu sedih" ujar ibu nya luna menangis di pelukan azkiya

azkiya mengangguk , " kenpa luna bu?" tanya azkiya walaupun merasa ngga enak.

" luna kecelakaan kemarin malam jam 8 " ujar ibu nya , azkiya sangat terkejut mendengar luna kecelakaan jam 8 malam sedang kan azkiya merasa tadi malam vidio call an dengan , " ngga ini ngga mungkin" ujar nya menggeleng kan kepala nya

azkiya mengecek panggilan tadi malam bersama luna , dan tidak ada di whatsap nya atau kah itu pertanda luna mangasih tahu nya.

azkiya masih penasaran tentang vidio call terakhir nya dengan luna ataukah halusinasi nya atau mimpi nya , azkiya semakin bingung dengan kejadian itu.

azkiya semakin menangis azka yang slalu ada di samping nya dari tadi tidak hilang dari pandangan azkiya.

" azka gue tadi mlm masih telpon an sama luna " ujar azkiya melihat ke azka berharap azka mempercayain nya.

azka menghelus rambut azkiya , " luna udah tenang lo iklasin dia ya " ujar azka tersenyum menguat kan azkiya

" tapi dada gue masih nyesek ka , " ujar azkiya menepuk nepuk dada nya dan tangan nya di tahan oleh azka , " tarik nafas lo dalam dalam dan buang" ujar azka suapaya azkiya lebih tenang.

peti jenazah luna pun di keluar kan untuk membawa nya ke tempat istirahatan terakhir , azkiya dan ibu nya semakin tidak bisa menahan air mata , " azkiya " ujar azka masih mencoba untuk tidak menangis di depan azkiya,

rafi yang terlihat duduk dengan tatapan kosong nya , " ki liat dia " ujar azka menunjuk rafi , azkiya pun melihat ke arah rafi , " dia bisa pura pura kuat , supaya luna ngga sedih " ujar azka , " lo sahabat nya harus bisa lebih iklas dan tegar " ujar azka lagi ke azkiya

azkiya tidak bisa berkata apa apa lagi , yang ia rasakan saat ini adalah seperti mimpi buruk yang nyata.

azkiya ikut ke tempat istirahatan terakhir luna , air mata nya yang masih mengalir deras melepas kepergian sahabat nya tercinta , setelah di makam kan satu persatu kerabat dan saudara nya luna pun bubar meninggal kan luns azkiya masih duduk di samping kuburan luna , " lun kok lo jahat sama gue , lo bilang ga bakal ninggalin gue ," ujar azkiya

" nanti kalau gue mau curhat siapa yang dengerin curhatan gue sebaik lo , kalau gue telat siapa yang marahin gue , lo kenapa pulang secepat ini sih lun" ujar azkiya

" sabar ki " ujar azka mengusap punggung azkiya

" kalau lo dengar gue lun , gue sayang banget sama lo , makasih lo udah jadi pendengar yang baik buat gue , udah jadi penasehat yang baik dan udah jadi sahabat yang paling baik buat gue makasih lun makasih banyakk " ujar azkiya menyuntuh batu nisan luna

" azkiya lu kuat ayo , lu ga bisa diam disini lama lama" ujar azka membantu azkiya untuk bangun

" azka lo ga bakal ninggalin gue kaya luna ninggalin gue kan?" tanya azkiya tiba tiba

azka mengangguk , " gua bakal ada terus di samping lu , gua ga bisa lihat lu sedih , jadi plis jangan nangis lagi" ujar azka

azkiya tersenyum dan memeluk azka , " luna lo liat kan , lo ga usah khawatir gue udah punya sahabat baru yang bakal gantiin lo , lo yang tenang ya , gue bakal mencoba buat iklasin lo , dan gue bakal doa in lo setiap hari , sekali lagi makasih banyak ya lun lo sahabat terbaik gue sampai kapan pun" ujar azkiya , sebanar nya itu intuk menguat kan diri nya

azka tersenyum , " lu pasti bisa ki gua bakal ada di samping lu, luna pasti senang juga punya sahabat kaya lu " ujar azka

azkiya mengangguk tersenyum , " ayo pulang" ujar azkiya ke azka

" ayo "

" tapi ke rumah luna dulu gue mau pamit ke ibu nya luna sma rafi" ujar azkiya

" oke"

setelah selesai pemakaman luna azkiya pamit ke ibu nya luna untuk pulang , " tante kiya pulang ya , tante yang sabar" ujar azkiya menguatkan ibu nya walalupun hati nya masih belum mengiklaskan kepergian luna.

" iya kiya sayang makasih ya nak " ujar nya mencium kepala azkiya

" kiya kapan kapan main kesini boleh ya tante" ujar azkiya

" iya sayang main sesuka kamu , tante senang kalau kamu sering main kesini" ujar nya

setelah berbincang dengan luna azkiya menghampiri raffi yang juga masih ga percaya pacar nya meninggal , " fi " ujar azkiya menyapa raffi yang sedang bengong ,

" iya ki " ujar raffi lemes

" lo gpp kan?"

" gue masih berharap kalau ini mimpi ki " ujar raffi

" gue juga fi tapi ini nyata kita sama sama nguatin ya buat kepergian luna supaya dia bahagia disana" ujar azkiya menepuk bahu raffi

raffi mengangguk tersenyum , " luna pasti lebih bahagia disana ki " ujar raffi

azkiya pun ikut mengangguk , " gue balik dulu ya " ujar nya pergi meninggal kan raffi

" yang sabar ya bro" ujar azka memberi semangat ke raffi

azka pun mengikuti langkah kaki azkiya , " lu mau makan?" tanya azka ke azkiya , khawatir melihat wajah azkiya yang pucat

azkiya menggeleng , " gue mau pulang" ujar azkiya lemas

azka pun mengangguk mengerti perasaan azkiya sekarang , " oke kita pulang " ujar azka ngga mau bikin azkiya tambah bersedih

" malam gua temenin lo liat jalanan " ujar azka

" emm gue ga mood "

" lu boleh bersedih ki tapi jangan terlalu larut dalam kesedihan lu" ujar azka

" gue berusaha nguatin diri gue ka , biar bisa iklasin sahabat gue , " ujar azkiya mengelap air mata nya.

" gue ada di samping lo kapan lo butuhin gue siap " ujar azka sudah ber kali azka bilangitu ke azkiya

" thanks" suara lirih azkiya

sesampai nya di rumah azkiya turun dari motor azka , " kalo lu butuh gua , lo telpon gua , gua bakal datang cepat" ujar azka tersenyum

" iya makasih ya maaf buat lo bolos " ujar azkiya

" gpp lo istirahat ya , tenangin pikiran lo " ujar azka

azkiya mengangguk dan masuk ke dalam rumah nya , arka yang sedang santai duduk di soffa sambil menonton tv pun bangun melihat azkiya , " azkiya kamu?" ujar azka setengah dan azkiya berlari memeluk abang nya.

arka panik melihat azkiya , arka mengelus rambut azkiya , " hey hey kenapa ? siapa yang buat kamu nangis?" ujar arka

" abang " ujar azkiya menangis di pelukan arka

" kamu kenapa? jangan buat abang khawatir" ujar arka mencoba untuk menatap wajah azkiya yang memerah

" abang luna meninggal" ujar azkiya

arka sangat terkejut kabar duka yang di bawa azkiya baru beberapa hari yang lalu ia terakhir melihat wajah luna. " hah luna temen kamu?" ujar arka

azkiya mengangguk , " ya ampun yang sabar ya , abang tau kiya sayang sama luna , tapi kiya harus bisa sabar dan iklas " ujar arka

" abang tapi kenapa luna pergi secepat itu , luna smaa kiya janji bakal sukses bareng nanti " ujar azkiya

arka masih mencoba untuk nenangin adik nya yang sangat bersedih , " umur semua orang ngga ada yang tau ki ,kita iklasin ya luna kita doa in juga" ujar arka menghapus lembut air mata azkiya.

azkiya mengangguk , " ayo bang arka temanin kamu makan" ujar arka mengajak azkiya untuk makan .

azkiya pun menurut perintah abang nya , " nih makan dulu" ujar arka menyodor kan sepiring nasi ke azkiya

azkiya makan dengan lemas , pikiran nya masih belum terlepas dari luna , " abang malam azkiya vc an sama luna menurut abang itu bener atau mimpi?" tanya azkiya

" itu mimpi " ujar arka

" luna kasih tau azkiya kalau dis bakal pergi , kiya ga boleh ikut sama luna " ujar azkiya

" luna kasih tau kamu lewat mimpi dia pamit smaa kamu " ujar arka