Tak boleh iri ataupun kesal karena berkat kesalahannya sendiri ia mendapat hukuman. Sudah dua menit Coach Alex habiskan untuk memberi arahan dan masukan pada anak-anaknya. Sebelum memasuki lapangan, kelima pemain inti berkumpul dan membentuk lingkaran, saling memberi semangat dan harus terbebas dari belenggu tim musuh. Melihat mereka kembali semangat, hati Arya sejenak tenang untuk saat ini.
Dari pinggir lapangan Arya bisa melihat Marlon melompat ke udara sembari mengangkat kedua tangannya serta bola basket, lalu ia menembak dengan ruang yang sedikit lebih longgar, dan poin tambahan diperoleh Universitas Mandara dari tembakan tiga angka. Meski bukan Arya yang melakukannya, para penonton tetap bersorak bahagia sembari tepuk tangan, menggema seisi stadion.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください