Selama pertandingan, Arya dan Marlon kembali fokus mengamati dan menyaksikan bagaimana para pemain Universitas Harapan membantai lawan mereka. Seperti perkataan Doni, permainan Universitas Harapan memiliki dua senjata, pada kemampuan individu serta kekompakan tim yang bisa dibilang hampir setara dengan Universitas Mandara. Dengan ditendangnya Wildan oleh pelatihnya sendiri, hingga saat ini mereka memiliki banyak pemain baru yang sudah bisa bersaing dengan lawan mereka yang dipenuhi dengan mahasiswa semester lima ke atas.
Sebab ini pertama kalinya Universitas Harapan bermain tanpa Wildan, tak ada adapun di antara Doni dan Ando tahu siapa kapten mereka sekarang. Ini baru pertandingan pertama mereka sehingga tim manapun belum mendapat informasi dari tim lainnya. Ada yang membuat Doni kepikiran jika bukan Samudera kapten mereka sekarang, melainkan ada dua mahasiswa baru yang wajahnya bukan wajah asli orang Indonesia.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください