webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · ファンタジー
レビュー数が足りません
402 Chs

Bab 36 - Diawasi Mulai Dari Guild

Irwan memberikan alasan yang masuk akal, benar mereka masih akan ke guild pedagang lagi untuk mengambil hasil dari penjualan barang yang dilelang.

"baiklah kalau seperti itu, lain kali aku akan langsung menyuguhkan kalian minuman serta cemilan," ungkap Sam.

"tidak perlu repot-repot kawan,!!! owh iya aku rasa urusan kami disini telah selesai,!! aku akan titipkan senjata dan alat sihir ini padamu untuk dilelangkan, besok aku akan kembali kesini lagi dan menyaksikan pelelangan berlangsung,"

Irwan ingin menyaksikan sendiri bagaimana pelelangan barang mereka berlangsung, itu karena dia kurang percaya dengan pedagang lainnya, dan juga dia punya rencana yang ingin dia lakukan untuk pelelangan esok hari.

"begitu kah,!!! padahal aku masih ingin mengobrol lama dengan kamu kawan,"

Sam memasang wajah kecewa ketika mendengar bahwa Irwan ingin segera meninggalkan ruangannya untuk mengurus sesuatu hal.

"lain kali bisa kawan,!!! baiklah kalau gitu kami pamit permisi pulang,"