webnovel

Alana & Arsena

Bantuan kecil yang menyatukan cinta.

L_ara03 · 若者
レビュー数が足りません
7 Chs

#3

"Namanya siapa sih Al kalo boleh tau, lo kenalan kan?" tanya Sherina lagi

"Kenalan kok, namanya Arsena." jawaban Alana kali ini membuat Sherina duduk tegak dengan ekspresi yang menunjukkan keterkejutan.

  ~~

Melihat reaksi sahabatnya itu Alana jadi bertanya-tanya. apa ada yang salah dengan nama itu? atau mungkin Sherina mengenalnya?

"Kenapa kok begitu reaksinya? kamu kenal ya?" tanya Alana

"E-eh kayaknya sih gue kenal ya, tapi gue positif thinking dulu mungkin gue salah orang, sekarang gue tanya sama lo. apa ini orang yang lo maksud namanya Arsena?" ujar Sherina sambil menunjukkan ponselnya yang menampakkan wajah seseorang.

"Iya betul dia. kamu kenal darimana? dia saudara jauh kamu? soalnya aku ngga pernah liat." Alana balik bertanya setelah membenarkan.

"Wait wait! jadi lo ngga tau siapa dia? setelah lo hampir 3 tahun sekolah disini? demi apa Alana?!" ujar Sherina tak percaya. karna orang yang mengantar Sherina adalah cucu pemilik yayasan dan sekaligus kakak alumni yang menjadi idola para siswi di SMA Pelita . percayalah, Arsena sangat terkenal di sekolah ini, tapi Alana tidak tahu? yang benar saja.

"Emang dia siapa sih, sampai aku kaya orang kudet banget?" tanya Alana lagi.

"Dia adalah Arsena Wijaya cucu pemilik yayasan. tolong garis bawahi pemilik yayasan Alana.... dan lo ngga tahu? Tahun lalu dia balik dari Inggris setelah tamat S1, dan lo tau? dia baru turun dari mobil aja semua mata anak-anak cewe disekolah ini yang liat dia  langsung ngga bisa kedip." ujar Sherina bersemangat.

"Oh gitu..? termasuk kamu?" Ujar Alana acuh tak acuh yang membuat Sherina makin geram.

"IYA! termasuk gue, kenapa?" jawab Sherina ketus

"Cowo cakep gitu, gue kan pecinta cogan. pastilah gue bakal lirik doi melulu, bening gitu." tambahnya. kali ini dengan suara yang terdengar agak centil. Alana yang melihat tingkah Sherina hanya bisa maklum.

"Tapi dia keliatan biasa aja waktu antar aku kesekolah. ngga ada ekspresi terkejut gitu." ujar Alana

"Jelas dia ngga bakal kaget atau terkejut. karna dia tahu lo itu ngga kenal sama dia dari tingkah lo yang anteng kalem aja waktu dia mau antar lo, atau saat lo tahu yang ngajak lo kenalan itu Arsena dan reaksi lo biasa aja." ujar Sherina greget.

"ya udah lah, toh kita ngga bakal ketemu lagi kan?" ujar Alana santai seperti seorang Arsena itu tidak berpengaruh padanya.

"Emang ya, ngomong sama bocah yang ngga pernah suka-suka'an sama cowo itu susah.. semua dianggap teman. ngga tau aja banyak yang naksir." perkataan Sherina membuat Alana tak percaya kalau selama ini banyak yang menyukainya.

"Maksud kamu banyak itu siapa? cowo yang kamu maksud itu yang mana yang suka sama aku? kamu bohong ya, orang mereka cuma teman." yakin Alana

"Banyak! Rendi, Satria, Kevin, bahkan Dani yang kelihatannya cupu gitu suka sama lo! sebenarnya ada lagi sih tapi kebanyakan udah nyerah dan punya pacar." tegas Sherina, dan sekarang sadar bahwa Alana itu tidak peka sama sekali.

"Udahan marahnya. udah bel istirahat, kamu ngomel sampai bel aja ngga kedengaran" ujar Alana

"Antar aku ke kantin yuk, aku mau beli minum buat makan bekal."lanjut Alana. Sherin hanya bisa menurut karena percuma berbicara dengan Alana tentang laki-laki, ujungnya juga dianggap teman. tidak lebih.

~Di kantin~

"Al,Sher." panggil seseorang setelah mereka memasuki kantin.

"Hei Ren. nitip minum ya ren. dua!." ujar Alana balik dengan sedikit berteriak pada Rendi yang sedang mengantri membayar di salah satu kedai kantin. Rendi adalah tetangga Alana dan teman SMP Sherina dan juga.. laki-laki yang menyukai Alana.

"Ah lo Al, selalu aja. males antri lagi tau gue, rame gitu bayarnya ." ujar Rendi sambil memberikan air mineral pada Alana dan Sherina.

"Kan sekalian gitu Ren, Makasih ya. memang kamu teman yang baik deh." perkataan Alana membuat raut muka Rendi berubah sedikit sendu mendengar kata 'teman' dari bibir Alana. entah sudah berapa kali Alana mengatakan itu padanya dan membuat Rendi tersadar akan posisinya. kemudian Alana memberikan selembar uang 5000 pada Rendi untuk mengganti uang Rendi.

"Yang sabar ya Ren, gue tau kok menohok banget. hahha" ejek Sherina pada Rendi.

"Sialan lo Sher, kaya ada yang retak gitu lo ngga dengar?"jawab Rendi dengan nada suara yang dibuat memelas. Alana yang mendengar percakapan antara Sherina dan Rendi pun baru menyadari kalau apa yang dibilang Sherina di kelas tadi benar.

"Dih, udah lah, kita balik kelas ya Ren, si Alana belum sarapan soalnya. byee" pamit Sherina

"Iya, bye Ren" pamit Alana

'bye too Al, makasih ya. udah ingatkan gue kalo kita cuma teman." -Rendi

~~

Jam menunjukkan pukul 16.00, saatnya pulang sekolah. Alana dan Sherina sudah keluar kelas. lalu mereka berjalan kedepan gerbang sekolah untuk menunggu jemputan. Sherina sudah menghubungi supir nya dan sedang dalam perjalan. sedangkan Alana biasanya sudah ditunggu Pak Maman, tapi anehnya hari ini Pak Maman belum datang.

"loh tumben belum dijemput Al, biasanya Pak Maman udah stand by di depan nunggu lo." tanya Sherina

"Iya, mungkin telat sebentar Sher. ngga apa-apa, lagian nemenin kamu juga kan." ujar Alana

"Iya juga si Al" jawab Sherina

10 menit waktu berlalu, jemputan Sherina sampai. namun Pak Maman belum juga datang, Sherina menawarkan tumpangan pada Alana, tapi Alana menolak dengan alasan kalau-kalau Pak Maman datang lalu Alana tidak ada bagaimana? akhirnya Sherina pulang terlebih dahulu meninggalkan Alana.

Alana sudah mencoba menelfon Pak Maman, namun tak kunjung diangkat. mungkin sedang dalam perjalanan pikir Alana. namun sudah 20 menit berlalu Pak Maman tak kunjung datang, membuat Alana sedikit merasa takut karena sekolah sudah sepi. hanya tersisa Pak Asep si penjaga sekolah. sedari tadi Alana mondar-mandir di depan sekolahnya. baterai ponselnya habis, jadi dia hanya bisa manunggu. kalau 10 menit lagi tak dijemput, maka Alana akan meminjam ponsel Pak Asep untuk memesan ojek online. Disaat Alana sedang menunggu, Pak Asep menghampiri Alana dan mengatakan kalau Pak Maman menelefon sekolah sedang mengantar berkas Ayahnya keluar kota. Alana hendak meminjam ponsel Pak Asep,  namun tampaknya tak perlu Alana lakukan saat sebuah mobil bercat hitam yang tadi pagi ia tumpangi berhenti tepat disampingnya, dan menampakkan siapa pemiliknya.

"Arsena??, kenapa kamu disini?" tanya Alana heran. ya, itu Arsena.

"Aku memang lewat sini Alana, kamu belum dijemput?" tanya Arsena lagi.

"Iya, aku tidak dijemput, niatnya mau pesan ojek online." ujar Alana.

"Tidak perlu, kamu saya antar saja bagaimana? saya rasa rumah kita searah." tawar Arsena pada Alana yabg kini tampak menimang tawaran Arsena.

" Apa tidak merepotkan? tadi pagi saja kamu sudah mengantar saya" ujar Alana

"Tidak kok, silahkan masuk Alana." jawab Arsena dengan senyum manisnya. Alana yang melihat senyum itu mendadak terpaku dan tersipu malu.

"Hey, ayo masuk Alana" tegur Arsena pada Alana setelah turun dari mobil. saat melihat Alana hanya diam saja, Arsena turun dan berniat melihat apa ada sesuatu. namun tak ada apapun.

"Oh maaf maaf, terima kasih ya Arsena" ujar Alana setelah tersadar dari keterpukauannya pada senyum Arsena dan segera masuk kedalam mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Arsena.

Setelah 15 menit akhirnya mereka sampai dirumah Alana. Alana juga menawarkan apakah Arsena hendak mampir sebentar. ya.. hanya sekedar basa-basi, namun Arsena menolak karena sudah hampir maghrib.