webnovel

S o l o

Reva merasa sangat kesal pada suaminya yang sedang tertidur di ranjangnya itu. Apa kepalanya kepentok tembok? Bisa-bisanya dia bertingkah seperti itu! batin Reva. Lalu dia pergi ke kamar Andy dan melihat putranya itu. Dilihatnya putra kecilnya itu sedang tertidur pulas seperti papanya. Reva kemudian kembali ke kamarnya yang kebetulan memang dibuatnya terhubung, agar dia tidak susah jika Andy menangis meskipun sudah ada babysitter yang siap menjaganya selama 24 jam. Reva melepaskan outernya lalu menyisakan lingerie merah ditubuhnya. Perlahan dia membuka selimut dan naik ke atas ranjang, kemudian berbaring di samping suaminya yang sudah terlelap duluan.

Keesokan paginya Reva merasa terusik tidurnya karena merasa ada yang meremas-remas dadanya.

" Sshhh! Ahhh!" desahan lolos dari bibir Reva saat dia merasakan puncak dadanya ada yang memainkan dan menggigitnya. Reva yang penasaran, membuka matanya perlahan sambil merasakan nikmat pada dadanya. Matanya membulat sempurna saat dilihatnya Andra sedang menikmati dadanya dengan penuh gairah.

" An..dy! I..ni...mas...sih...pa...giiii! Sshhh!" desah Reva yang mendapatkan lumatan pada bagian intimnya. Andy tahu dimana letak kelemahan istrinya, tangannnya tidak berhenti memainkan dada istrinya sementara mulutnya menikmati bagian intim Reva.

" Awas..ASIku...ke...luarrr!" ucap Reva meremang.

Wanita itu menggeliat tak karuan akibat rasa nikmat yang menjalar di tubuhnya. Andra memasukkan kedua jarinya dan memainkan liang Reva untuk beberapa saat hingga Reva melenguh akibat pelepasannya. Tanpa menunggu lagi, Andra segera melepaskan boxernya dan siap untuk masuk ke dalam liang milik Reva walaupun wanita itu masih sedikit lemas akibat pelepasannya.

" I'm in, baby!" bisik Andra lalu melumat Reva dan perlahan memasukkan juniornya ke dalam liang istrinya. Oooeeeekkkk! Oooeekkkkk! Andy menangis dengan keras, sepertinya bisa merasakan jika dia akan dibuatkan adik oleh papanya dan dia sepertinya belum menginginkannya, karena itu dia menangis sangat kencang.

" Andy!" ucap Reva langsung mendorong Andra yang telah setengah jalan masuk ke dalam liangnya. Andra seketika merasakan tubuhnya lemas menahan hasrat yang sudah di ubun-ubun. Dengan cepat dia berlari masuk ke dalam kamar mandi dan bermain solo. Oh, sayang! Kenapa kamu nggak mau kerjasama dengan papa? Apa kamu tidak menginginkan seorang adik? Papa mau mamamu mengandung setiap tahun! batin Andra. Omega! Gila ya si Andra! Apa dia pikir istrinya itu kucing? Gimana reaksi Reva jika mengetahui rencana Andra? Kira-kira dia setuju ato marah? Hmmm...

Reva meraih Andy dari dalam boxnya dan duduk di kursi goyang, kemudian dia menyusui Andy dengan penuh kasih sayang. Andy menghisap dada mamanya dengan kencang, Andy memang sangat rakus dengan ASI Reva, karena dia menyusu bisa sampai sejam.

Andra membersihkan tubuhnya lalu keluar mendekati kedua orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu.

" Kamu sangat rakus, boy! Apa kamu tidak mau berbagi dengan papa?" tanya Andra pelan sambil memainkan dada Reva yang dihisap oleh Andy. Sontak Reva memukul tangan suaminya dengan kesalnya.

" Sakit, sayang!" kata Andra menarik tangannya sambil pura-pura meringis kesakitan.

" Cih! Hanya segitu saja! Jaga mulutmu jika bicara! Dia masih kecil, jangan dikotori dengan perkataan seperti itu!" tutur Reva sebel.

" Maaf, sayang! Kenapa kamu sekarang suka sekali memukulku? Apa cintamu sudah berkurang?" tanya Andra dengan wajah sedih.

" Ckk! Jangan seperti anak kecil! Aku tidak mau mengurus 2 bayi!" kata Reva santai.

" Tapi aku memang membutuhkanmu, sayang!" kata Andra memeluk leher istrinya dan mengecup keningnya.

" Pergilah mandi!" kata Reva. Sepertinya wanita itu tidak mau diganggu oleh suaminya itu.

" Aku sudah mandi, sayang! Bahkan bermain solo!" kata Andra dengan wajah cemberut.

" Salahmu sendiri! Andy selalu terbangun di jam-jam begini!" kata Reva menahan tawanya.

" Kenapa kamu tidak bilang padaku, sayang! Jadi aku bisa menyuruh Pebe menahan diri!" kata Andra menatap istrinya dengan kesal.

" Pebe? Apa itu?" tanya Reva mengernyitkan dahinya.

" Pen** Bes**!" bisik Andra ditelinga Reva dengan tersenyum. Sontak mata Reva membulat sempurna lalu memukul lagi suaminya.

" Dasar Omesssss!" teriak Reva tanpa sadar, membuat Andy terkejut dan menangis. Ooeekkkkkk! OOoeekkkkkk! tangis Andy. Reva dengan cepat berdiri dan mengayun-ayun putranya dan menepuk-nepuk pelan.

" Eesssss! Eessss!" bibir Reva mengeluarkan suara menghiburnya. Perlahan Andy menghentikan tangisnya dan bersamaan itu terdengar suara ketukan di pintu.

" Reva! Andy kenapa, nak?" tanya Tata khawatir.

" Kamu kenapa teriak-teriak, sayang?" tanya Valent. Glekk! Andra menelan salivaya, dia tidak menyangka jika papa mertuanya itu ikutan bangun saat mendengar tangisan dan teriakan Reva.

" Semua ini salahmu! Kamu harus tanggung jawab sama mereka!" kata Reva menahan tawa, karena dia sudah melihat perubahan wajah dari suaminya.

" Apa bukan kamu saja, sayang? Mereka kan orang tuamu!" kata Andra merayu.

" Kamu nggak lihat Andy di tanganku?" ucap Reva dengan wajah dibuat semarah mungkin.

" Apa dia mau aku gendong?" tanya Andra mencoba mencari sela.

" Apa kamu mau menyusuinya jika dia menangis?" tanya Reva balik.

" Jangan bergurau, sayang! Mana mungkin Andy menyusu padaku, yang ada dia akan menangis mencari nenennya!" kata Andra dengan wajah cemberut. Reva hampir tidak bisa menahan tawanya melihat kelucuan suaminya itu. Dia senang sekali menggoda Andra yang sangat takut pada papanya.

" Sudah tahu pake nanya lagi!" kata Reva pura-pura sebel.

" Reva! Sayang!" panggil Valen lagi.

" Apa kamu masih akan diam disitu?" tanya Reva.

" Iya! Ini aku jalan! Do'ain papa, ya, nak! Semoga kakekmu nggak memukul papamu ini!" ucap Andra pada putranya yang asyik memejamkan mata dan menyusu pada Reva.

" Isss! Kolokan sekali!" kata Reva.

" Aku pergi, sayang!" kata Andra mendramatisir.

" Astaga, Andra! Hanya pergi ke pintu saja, seperti mau pergi kemana aja!" kata Reva yang lama-lama gemas juga pada kelakuan konyol suaminya. Perlahan Andra berjalan mendekati pintu kamar mereka, dengan tangan gemetar dia memutar kunci lalu memutar gagang pintu.

" Selamat Pagi, Ma!... Pa!" sapa Andra dengan senyum yang seperti dipaksakan. Suaranya terdengar sedikit gemetar dan dia menundukkan kepalanya.

" Kenapa cucuku?" tanya Valen yang menerobos masuk tanpa memperdulikan Andra.

" Maafkan papamu, ya, Ndra!" kata Tata tersenyum pada menantunya dan sedikit membuat sejuk hati Andra. Tata ikutan masuk ke dalam kamar Andy, karena pintu Andy yang di sebelah belum dibuka oleh Reva.

" Cucu kakek kok nangis? Kenapa? Apa papamu nakal?" tanya Valen melirik pada menantunya yang berdiri di dekat pintu penghubung.

" Dia hanya haus, pa!" kata Reva bohong.

" Kenapa kamu teriak?" tanya Valen penasaran.

" Soalnya tadi itu...Andra hampir menabrak pintu! Ya, kan, sayang?" kata Reva menatap suaminya.

" Iya, Pa!" jawab Andra.

" Apa matamu terpejam sehingga kamu menabrak sesuatu?" tanya Valen lagi.

" Iya, Pa! Aku sepertinya...berjalan saat tidur!" jawab Andra sekenanya.